Malam harinya mereka duduk di teras, ritual setiap hari yang Ardy lakukan sebelum tidur. Namun, kali ini berbeda karena ada Innes yang menemaninya dan menyeduhkan kopi untuknya. Malam ini Ardy ingin membicarakan segalanya, supaya tidak timbul duri dalam rumah tangga mereka.
Innes duduk di sampingnya, ia menopang dagu dengan tangan kanannya. Ardy masih sibuk dengan sebatang rokok di tangannya, sambil menikmati kopi pertama buatan istri ke duanya.
"Enak nggak kopinya?" tanya Innes
"Enak atuh," jawab Ardy, menyeruput kopi panas yang masih terlihat asap kecil mengepul.
"Nggak kemanisan?"
"Manis liat kamu."
"Dasar keriting!" Innes melempar korek.
"Hehehe." Ardy tersenyum simpul, melihat innes di depannya, ia merasa muda kembali.
"Kamu mau bicara apa tadi sore?" Innes mengubah posisi duduknya dan tiduran di pangkuan suaminya. Ardy merasa risih karena takut ada orang lewat.
"Duduk yang bener, ngapain begini." Ardy protes.