Pak Darma membalas tatapannya, menunggu kelanjutan apa yang akan dikatakan Ardy. Lama terdiam mengumpulkan keberanian, akhirnya sesuatu mendorong Ardy untuk mengatakan isi hatinya.
"Sebenarnya, saya itu menyukai Innes, Pak," kata Ardy, dia menundukkan kepalanya dalam-dalam.
"Kamu serius?" Pak darma meletakan gelas di atas meja, matanya semakin tajam memandang ardy..
"Iya, Pak," jawab Ardy, menganggukkan kepalanya pelan.
"Innes sudah tahu?"
"Sudah."
"Kalian hubungan pacaran?"
"Iya, Pak."
"Berapa lama?"
"Baru beberapa bulan, Pak."
"Hmm." Pak Darma nampak sedang berpikir mencerna keterangan Ardy. Ada ragu dalam hatinya, karena selama ini dia belum pernah melihat mereka dekat.
"Kamu tahu innes janda, kan?"
"Iya, lagipula saya juga duda, Pak," ucap Ardy berkelakar mencairkan suasana.
"Bapak, ragu sebenarnya, Ndy. Tapi, kalau kamu memang yakin dengan Innes, Bapak merestui saja," kata Pak Darma.