"Mol, Emak memang bukan orang baik. Tapi, Emak tidak pernah mengajarkan pada kamu untuk jadi seorang pem-bu-nuh" ucapnya, terbata-bata disela isak tangisnya.
"Maaf, Emak, Moly nggak tega ngelihat penderitaan, Emak," sahut Moly pelan, ia tkut ada yang mendengar mereka..
"Maksudmu teh apa?" tanyanya, seraya menyeka air mata di wajahnya yang keriput.
"MoL, tau kalau Emak suka sama Wak Darma sejak lama. Mol, cuma mempermudah jalan Emak."
"Tapi ... Dia Uwakmu sendiri, Mol. Tega kamu bunuh dia demi Emak, huhuhuhu." Maryati merasa hatinya hancur. "Jadi, kamu santet Wak Rita?" tanyanya kemudian.
"Iya, Mak," jawab Moly, pandangannya masih tertunduk.
"Yaa Allah, masukkan aku ke dalam neraka saja teh gusti, tobat," ratap Maryati, dia memukul-mukul Moly yang masih bergeming di tempatnya.
"Ap-apa? Ja-jadi, Rita." Suara Pak Darma diambang pintu kamar mengejutkan mereka.