"Tadi, malam Aa," jawab Adilla. Kepalanya ia tundukan dalam-dalam.
"Oh, kerja lagi di cipluk?"
"Nggak, Teteh kerja di blok empat. Permisi, ya Aa Sullivan. Loly mau antar Teteh," jawab Loly, mendorong tubuh kakaknya berbalik. Lalu mempercepat langkahnya menghindari pria di depannya.
"Ly, tunggu," panggil Sullivan. Ia memacu langkahnya cepat, menyusul Loly.
Mereka berjalan berdampingan, Loly terus menarik Adilla untuk tidak dekat dengan Sullivan. Pria itu tidak menyerah, ia terus berusaha menghampiri Adilla. Loly merasa kerepotan menghindari pria yang terus mengejar mereka berdua, hingga ia pun menghentikan langkahnya mendadak.
Sullivan yang tidak siap, akhirnya kembali bertabrakan dengan Adillaa. Rasa ser itu langsung bekerja, saat kulitnya menyentuh tubuh wanita pujaan hatinya. Loly berkacak pinggang, matanya melotot memandangi Sullivan yang cengengesan di hadapannya.
"Heh, Aa tuh apa-apaan sih," protesnya, wajahnya memerah karena marah.