"Wah, kalian sudah pulang?" tanya Hana.
"Iya, Tante." Jawab Akbar.
"Terimakasih ya, Akbar. Sudah mengantarkan Hayati pulang, ayok! Duduk dulu, biar Tente buatkan jus untukmu." ucap Hana dan mempersilahkan Akbar untuk masuk.
"Terimakasih, Tante." jawab Akbar.
Akbar dan Hana berbincang-bincang di ruang tamu, sedangkan Hayati di kamar. Dia membereskan semua baju yang awalnya berada di kopernya, setelah semuanya selesai, dia pun kembali ke ruang tamu untuk menemani Akbar. Sedangkan Hana melanjutkan rajutan yang sedang dirajutnya.
"Kamu jadi diam-diaman sama Mamamu?" tanya Akbar.
"Iya, habisnya aku males berbicara sama Mama. Dia tidak mengerti akan perasannku," jawab Hayati.
"Menurutku, tidak ada gunanya kita bersikap seperti itu kepada orang tua kita, lagian dengan seperti itu tidak akan mungkin membuat perjodohan kita gagal," ucap Aknar sembari meminum jus yang sudah disiapkan oleh Hana.
"Iya juga sih! Jadi menurutmu aku harus bersikap biasa saja?"
"Iya, alangkah baiknya seperti itu."
Mendengar nasihat dari Akbar, Hayati merubah pikirannya. Dia tidak jadi untuk diam dan ngambek, Akbar dan Hayati melanjutkan mengobrol dan tiba-tiba bel rumahnya berbunyi. Ada suara yang tidak asing yang terdengar di luar sana, Hayati paham betul dengan suara itu. Untuk memastikannya, Hayati melihat dari jendela rumah. Dugaan Hayati benar, yang datang adalah ke dua sahabatnya, Sofia dan Marwah. Hayati berlari kecil ke arah Akbar, dan berkata.
"Akbar, cepat kamu bersembunyi! Di luar ada Marwah dan Sofia!"
"Di mana? Di luar pintu?"
"Iya, di teras depan,"
Hayati dan Akbar sama-sama panik.
"Apa aku lewat pintu belakang saja ya? Aku pulang ke rumah?" tanya Akbar kebingungan.
"Jangan! Nanti kalau Mama tanyain kamu bagaimana? Lebih baik kamu sembunyi saja!" ucap Hayati sambil mencari tempat yang pas untuk Akbar bersembunyi.
"Tok .. Tok.. Tok..Hayati! Hayati!" ucap Sofia semakin keras.
"Ada tamu kok gak dibukain pintu?" tanya Hana.
"Ehmmm.. Jangan dulu, Ma. Biar Hayati yang buka," kata Hayati.
"Mama kembali saja ke kamar Mama." Imbuh Hayati.
"Baiklah."
Hana membalikkan badan dan kembali ke kamar, sedangkan Akbar mengikuti Hana dari belakang.
"Tante, Toilet dimana?" tanya Akbar.
"Ada di sebelah sana!" Hana menunjuk ke arah toilet.
"Terimakasih, Tante. Tante istirahat saja ya! Jangan keluar kamar." kata Akbar.
"Iya, tenang saja! Tante tidak akan menggangu kalian dan sahabat sahabatnya Hayati." jawab Hana. Akbar berlari kecil ke kamar mandi dengan berpura-pura kebelet, padahal dia hanya tidak ingin ketahuan oleh teman-teman Hayati.
Sedangkan Hayati, dia menarik nafas dan membuka pintu.
"Eh... Kalian. Kenapa gak bilang-bilang kalau mau ke sini? Kalian tahu dari siapa kalau aku sudah pulang dari Yogyakarta?" tanya Hayati sembari menoleh ke belakang.
"Kita kan mau membuat kejutan untukmu, ya jelas tahu lah. Sebenarnya sih! Kita awalnya mau mampir saja, kalau kamu belum datang kita pulang. Ternyata firasat kita benar, kamu sudah ada di rumah." jawab Sofia. Hayati tidak begitu memperhatikan jawaban dari Sofia, pandangan dan tubuhnya masih terus saja menoleh ke belakang.
"Ada apa sih! Hayati. Kenapa dari tadi kamu seperti panik gitu, memang ada apa di belakang. Dari tadi kok lihat kebelakang terus?" tanya Marwah.
"Hehe.. Tidak ada apa-apa kok." jawab Hayati dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.
"Jadi penasaran, sepertinya kamu menyembunyikan sesuatu dari kita."
Marwah dan Sofia menyelinap masuk, tanpa Hayati menyuruh mereka. Mereka berdua melihat ke seliling tempat, namun tidak ada siapa-siapa.
"Gak ada apa-apa ini," ucap Marwah.
"Memang tidak ada apa-apa, memang kalian berharap apa?" tanya Hayati dengan satu tarikan nafas lega.
'Kira-kira Akbar bersembunyi dimana ya?' gumam Hayati sembari berpikir.
Ditengah kebingungan Hayati akan Akbar, teman-temannya duduk di sofa ruang tamu.
"Ini ada jus, memang ada tamu Hayati?" tanya Sofia.
"Oh tidak! Itu jus minumanku, kalian mau minum apa?" tanya Hayati.
"Aku jus deh! Sepertinya segar di hawa yang panas seperti ini," jawab Sofia.
"Aku juga mau jus." ucap Marwah.
"Jus avocado semua ya?"
"Sip." ucap Marwah dan Sofia bersamaan.
Ini adalah kesempatan bagi Hayati untuk mencari Akbar, dia mencari dan sedikit memberikan kode agar Akbar menanggapi.
"Bar.. Bar.. Bar.." ucap Hayati.
Seketika itu Akbar menyadari, bahwa yang disebut Hayati adalah dirinya. Sehingga diapun menjawab dengan isyarat pintu kamar mandi.
"Jadi kamu sembunyi di sini?" tanya Hayati.
"Iya, makanya nanti kalau ada Marwah atau Sofia ke kamar mandi jangan biarkan mereka ke sini." perintah Akbar.
Hayati hanya mengangguk pelan dan membuatkan jus untuk mereka berdua. Jarak antara kamar mandi dan dapur yang dekat, membuat Hayati leluasa untuk mengawasi agar ke dua sahabatnya tidak ke kamar mandi. Kalaupun mereka mau ke kamar mandi, Hayati bisa mengarahkan mereka ke kamar mandi di kamar Hayati. Lagi serius memblender jus buah, tiba-tiba Marwah membuka pintu toilet, beruntung Akbar sudah bersembunyi dibalik pintu dan Hayati langsung menghentikan Marwah sebelum dirinya masuk.
"Jangan masuk, Marwah!?" Teriak Hayati.
"Kenapa? Aku sudah kebelet," jawab Marwah.
"Kamar mandi yang itu mampet, lebih baik kamu ke kamarku saja. Toilet di kamarku tidak mampet," Jawab Hayati.
Tanpa berbicara lagi, Marwah langsung pergi ke kamar Hayati. Hayati bernafas lega, kali ini tidak jadi ketahuan.
"Huf.. Hampir saja!" kata Hayati. Hayati kembali ke ruang tamu dengan membawa dua gelas jus avocado untuk sahabat sahabatnya. Sebelumnya Hayati menyuruh Akbar untuk mengunci pintu kamar mandinya dari dalam.
"Maaf ya, Sofia. Lama, ini diminum dulu," ucap Hayati menyuguhkan jus buatannya.
Sofia meminumnya dan berkata. "Segar sekali jus ini, oh ya! Oleh-oleh buatku mana?" tanya Sofia.
"Ada kok, di kamar. Sebentar ya, aku ambil dulu." ucap Hayati.
"Oke."
Hayati berjalan menuju kamarnya untuk mengambil oleh-oleh.
"Marwah, minumannya diminum ya. Ada di ruang tamu," ucap Hayati saat tiba di kamar dan Marwah sudah keluar dari kamar mandi.
"Siap! Kamu lagi apa?"
"Aku segera menyusul, ini masih ngambil oleh-oleh untuk kalian."
Hayati sibuk membuka setiap laci rias dan lemarinya, sebab dia lupa menaruh oleh-olehnya di mana. Setelah lima belas menit mencari, akhirnya yang dicarinya ditemukan.
"Maaf ya? Lama," kata Hayati saat dia telah tiba di ruang tamu.
"Iya, tidak apa-apa. Terimakasih ya," jawab Sofia.
"Wah bagus sekali," imbuh Marwah.
"Sama-sama, kalian suka gak?" tanya Hayati.
"Suka dong! Suka banget malah." jawab Sofia.
Ada raut kebahagiaan yang terpancar dari wajah Sofia dan Marwah. Raut wajah yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata, melihat sahabat sahabatnya bahagia, Hayati juga merasakannya.
"Syukur kalau kalian suka," kata Hayati.
"Bagaimana liburanmu? Pasti menyenangkan ya?" tanya Sofia.
Hayati hanya bisa tersenyum dan menceritakan sebagian dari perjalanannya liburan, tanpa harus memberitahu mereka tentang Akbar. Sofia dan Marwah yang mendengarkan cerita Hayati, jadi pingin liburan ke sana juga. Sedangkan Hayati, dia bercerita dengan pikiran yang kacau balau, sebab memikirkan Akbar yang masih ada di dalam kamar mandi. Akankah Akbar ketahuan oleh Sofia dan Marwah? Atau justru sebaliknya. Yuk pantengin terus kisahnya!