Besoknya Tang Shi Qi kembali duduk di bawah rumpun bambu itu. Menghadap ke sawah. Tiupan angin persawahan menyebabkan mata Tang Shi Qi meredup. Wah, enaknya tidur. Dan ia pun mengerjap-ngerjapkan matanya.
"Tetapi… nggak, ah! Aku kan mau belajar. Nggak boleh tidur." kata Tang Shi Qi dalam hati, lalu ia pun mengerjap-ngerjapkan matanya lagi. Mengusir rasa ngantuknya itu.
Tiap sebentar Tang Shi Qi pun menoleh ke arah jalan setapak di antara kuburan Cina, di mana kemarin Chen Mo muncul. Tetapi Chen Mo tak kelihatan sama sekali. Tang Shi Qi pun menarik nafas panjang. Ia pun meneruskan bacaannya. Chen Mo memang tidak muncul, meski Tang Shi Qi sudah menunggunya selama hampir 2 jam.
"Barangkali dia pergi." pikir Tang Shi Qi. "Atau ada urusan yang mendadak. Jadi dia tidak bisa datang."
Angin persawahan pun bertiup sepoi-sepoi. Pucuk bambu bernyanyi. Tetapi hati Tang Shi Qi serasa gerasang tak bergairah.