Chen Yan pun menelan ludah lagi, lalu bangkit berdiri perlahan. Wajahnya semakin tegang. Dan ketika lelalki itu perlahan akan menindih tubuh Ruo Qing Xia yang sudah pasrah dan menanti kehangatan lelaki yang di idamkannya itu. Tiba-tiba terdengar bell rumah berbunyi. Kesadarannya mendadak kembali mengisi hatinya. Lelaki itu pun menghela nafas dalam-dalam.
Ruo Qing Xia pun bangkit, duduk dengan jengkel. Wajahnya berkeringat dan kusut. Kembali apa yang di harapkan dan di idam-idamkannya itu gagal lagi.
Ternyata seorang teman kerja Chen Yan yang datang. Ir. Dou Yan yang datang pagi itu. Chen Yan pun menyambutnya dengan agak gagap, gugup sekali.
"Silahkan, silahkan… duduk dulu…" ujar Chen Yan
"Heeii, tumben kau sudah jam segini masih belum mandi… haha… haha…" ujar Ir. Dou Yan dengan nada berseloroh.
"Kan hari ini hari Minggu sih…" jawab Chen Yan coba mengingatkan
"Oh, ya. Aku lupa, Xiao Yan. Tapi kita kan ada janji sama Mr. Steward…" kata Ir. Dou Yan mengingatkan juga.