Masih dalam keadaan bingung dan ketakutan seperti itu, Ling Jing mengetuk pintu tembusan yang menghubungkan kamarnya dengan kamar lelaki itu.
"Boleh aku masuk, En En…?" tanya lelaki itu berbisik di muka pintu. "Aku ingin melihat mu."
"Buka saja, tidak ku kunci kok, Kak Jing…" sahut Su En dengan suara enggan.
Ling Jing pun masuk ke kamarnya masih dalam pakaian di nasnya yang berwarma hijau dengan topi hitam berbintang perak dua.
"En En… aku tahu bagaimana perasaan mu." kata Ling Jing dengan canggung. "Sungguh mati, sedikit pun aku tak mengira bahwa akibat seperti ini akan terjadi pada mu. Aku sungguh minta maaf kepada mu, En En…"
Su En pun menarik nafas panjang.
"Aku letih, Kak Jing…" sahut Su En. "Aku tak ingin membicarakannya sekarang. Seluruh jiwa dan raga ku seperti sedang di kuras kekuatannya…"
"Aku memahami itu, En En." kata Ling Jing. "Tetapi aku tetap ingin meminta maaf pada mu, En En. Ketika saat itu terjadi… aku tak pernah memikirkan akan akibatnya."