Padahal ketika Jia Ling berkata begitu, Ling Jing tidak mengeluh apa pun. Mungkin dengan ketajaman perasaannya sebagai seorang wanita yang menaruh hati kepadanya, Jia Ling mampu menembus hati Ling Jing. Atau boleh jadi secara logika saja, bahwa seorang lelaki yang belum setahun menikah dengan istrinya yang begitu cantik dan sexy tetapi lebih suka pergi-pergi dengan perempuan lain, pastilah perkawinannya tidak berbahagia. Apalagi Jia Ling kenal sekali siapa itu Ling Jing. Ia bukan lelaki mata keranjang. Bahkan ia adalah lelaki yang berjiwa ksatria.
Namun apa pun itu, Ling Jing mengetahui betul bahwa Jia ling pasti akan siap menjadi tempatnya untuk mengadu, menjadi tempatnya melampiaskan kesepian dan ketidakbahagiaannya itu.