Yi Yi sudah tak mampu lagi menahan bening air matanya. Ia memeluk Steward Mo sambil menangis di dada lelaki itu. Entah mengapa semua itu hatinya seperti tercabik-cabik keharuan. Begitu menyentuh hati.
"Maafkan aku Mo Mo…!" kata gadis itu merasa bersalah.
Tetapi laki-laki itu menggelengkan kepala.
"Aku hampir pasti jatuh cinta pada mu. Kemudian mulailah kecemburuan itu merasuki hati ku. Setiap kali aku lihat kau bersama lelaki lain, aku cemburu. Tetapi aku tak tega marah sama kamu. Ah, Yi Yi. Saat-saat seperti itu terasa begitu manis. Begitu mengesankan sepanjang jalan ku. Dan aku pun begitu bahagia tatkala kau serahkan kesucian mu itu dengan segenap kebahagiaan ku, justru di saat lamaran kerja ku di terima Lengkaplah sudah apa yang ku miliki saat itu. Aku yakin, aku mencintai mu. Dan lebih meyakinkan diri ku lagi, tatkala ku lihat sinar mata mu begitu sendu tatkala aku melangkah di kereta api. Mata mu berkaca-kaca." Steward Mo berhenti sesaat. Ia pun menarik napas getir.