Aku masih duduk dengan sabar, saat mas Andre bertele-tele dengan ceritanya. Termasuk alasan kenapa orang tuaku memilih pesugihan sebagai jalan pintas.
"Riel, dititik aku hampir mati, seseorang mendatangiku, dan menawarkan untuk hidup abadi. Tahukah kamu siapa dia?" tanya mas Andre penuh teka-teki. Aku mengeleng lemah. Semua cerita sudah membuatku putus asa dan tersudut pada situasi yang menyesakkan. Kepalaku mulai kacau dan tidak bisa berpikir jernih.
"Roseline. Ibumu, ibu kita," bisik mas Andre dengan nada licik dan tanpa simpati sedikit pun. Tubuhku gemetar. Tanganku terkepal.
"Pembohong ...," desisku dengan penuh emosi. Mas Andre sebaliknya, tertawa lepas.
"Riona, terima kenyataan bahwa Mama dan saudaramu telah berubah menjadi monster yang paling nista di dunia ini," kembali tawanya bergaung di ruang sel yang pengap dan bau anyir ini.