Luke mendarat di halaman rumah Mayumi dan berlari memelukku. Oh Tuhan, aku sangat merindukannya. Ternyata jauh untuk beberapa ini, menimbulkan kerinduan yang dalam.
"Astaga kamu mirip pembantai!" serunya bergurau seraya mengusap darah di pipi dan wajahku. Aku tertawa sekaligus menangis. Baru kurasakan kebahagiaan setelah melihatnya. Puri memeluk kami berdua.
"Terima kasih, Rie," bisiknya penuh haru. Aku memeluknya kuat-kuat. Tidak sanggup membayangkan jika harus kehilangan sahabatku lagi.
"Makasih, Luke. Sudah membantu mengamankan iblis-iblis itu." Razz menjabat tangan Luke erat dan dibalas dengan anggukan.
"Astaga! Indahnya sayapmu, Luke!" seru Rudo terkagum kagum. Luke tersadar dan menyembunyikan penampakan sayapnya. Rudo cemberut dengan muka kecewa berlalu. Aku menyimpan senyum. Rudo begitu mengagumi Luke sebagai seorang fallen angel.
Puri mengelus rambutku dan membiarkan aku bersama Luke.