Setelah Rensi memberi laporan pada markas kami di Yogyakarta, Razz dan Rudo juga Puri menyusul ke Bali. Dengan didampingi anggota kepolisian, kami menuju lokasi yang mereka dapatkan tempo hari. Kami berada di ruangan salah satu kamar hotel yang terletak di pinggir pantai Kuta. Kamar president suite yang besar dan luas itu, dipercaya sebagai tempat ritual diadakan.
Razz sedang meneliti tiap sudut kamar yang terlihat sangat berantakan. Dekat dengan meja bar yang cukup luas, tampak bekas menghitam dengan abu berserakan di lantai.
"Masak bikin api unggun di dalam sini," gerutu Rensi dengan kesal mengibaskan sepatunya yang menginjak abu.
"Itu bukan api unggun! Itu tapak tilas iblis neraka dengan pangkat yang sangat tinggi saat mengunjungi bumi," ralat Razz sambil meraih selimut dan mengibaskan. Beberapa bekas kondom terjatuh. Perutku mual, pasti ada pesta seks yang juga berlangsung. Perasaan jijik merayapi otakku.