Sinar matahari mulai berlomba-lomba mencari celahnya untuk masuk melalui sela-sela tirai kamarnya Arya, bersamaan dengan itu mata aku juga langsung terbuka dari tidur aku yang cukup nyenyak.
Dirasa nyawa aku udah ke kumpul semua, aku langsung membuka mata selebar mungkin. Setelah itu mata aku langsung turun ke bawah dimana ada tangan Arya yang melingkar dengan sempurna di perut aku. Semalam aku tadinya mau tidur di kamar yang biasa di pake sama Anya, tapi Arya dalam mode manjanya minta aku untuk tidur sama dia. Ini emang bukan kali pertama aku tidur sama Arya, dan aku juga gaada gugup-gugupnya tidur sama dia. Karena aku percaya sepenuhnya sama Arya kalau dia gaakan macem-macem. Alhasil aku semalem tidur sama dia di kamarnya tentu saja, dan semalam suntuk juga Arya terus aja meluk aku sambil terus bercerita ini-itu.
