"Kamu nampar Alana?" Tanya Arya. Akupun langsung menganggukkan kepala takut-takut, tapi ga lama setelahnya reaksi yang dikasih sama Arya justru jauh dari ekspektasi aku. Karena dia sekarang malah jadi tersenyum, bahkan sambil terkekeh. Tangannya pun terulur untuk mengusak rambut aku.
"Kenapa?" Tanya aku spontan.
"Gapapa, kamu nampar dia pun gapapa. Karena yang dia butuhin sekarang itu ya... itu. Yang kamu lakuin, jadi itu balesan yang setimpal buat Alana" bales Arya sambil tersenyum.
Dalam hati aku berkata kalau Arya adalah orang yang aneh. Mungkin emang dia ga suka sama Alana, tapi kala dia sampe harus kesenengan gara-gara aku tampar Alana apa itu hal yang wajar? Aneh emang dia itu.
"Yaudah kalau gitu, kamu lagi makan kan? Makan aja dulu.. saya tunggu di luar, nanti kamu pulang sama saya aja"
"Ih, ngapain kamu nunggu di luar? Udah ayo, gabung aja sama kita.." ajak aku sambil meraih tangan Arya.
"Gapapa? Kan saya bukan bagian dari kalian"