Alana saat ini benar-benar marah, sedih, kecewa. Segalanya campur aduk menjadi satu. Saat dirinya keluar dari mansion milik ayahnya, dirinya benar-benar merasakan kekosongan. Dirinya saat ini merasa seperti sampah, karena pak Heri sudah benar-benar membuang dirinya dan juga ibunya.
Tidak ada lagi yang namanya kewajiban pak Heri untuk menafkahi Alana dan juga ibunya, dan juga tidak ada lagi nama Alana dan ibunya di dalam daftar hak waris.
Alana saat ini benar-benar sudah seperti orang lain, bukan lagi Kalana Adhi Xiora. Mungkin jika Alana masih mempertahankan nama tengah tersebut, ayahnya pasti akan mencak-mencak tidak menerima.
Perasaan marah yang terlalu mendominasi di dalam dirinya Alana saat ini semakin membara. Ingatan dirinya saat berada di Cafe Valerie saat itu kembali muncul, maka dari itu dirinya kini memiliki perasaan dendam kepada Valerie.
