Chereads / It's A Secret Mission / Chapter 55 - Fifty Five

Chapter 55 - Fifty Five

Kabar mengenai kegelisahan Valerie sudah diketahui oleh om Farhan juga tante Sarah, Valerie mengatakan kepada mereka atas permintaan dari Arya juga. Karena menurut Arya keduanya perlu tahu soal ini, dan Arya juga tau kalau Valerie tidak akan bilang kalau dirinya tidak dipaksa.

Saat mengetahui kabar tersebut, rasa khawatir menyelimuti om Farhan juga tante Sarah, karena keduanya sudah mulai hafal bagaimana Valerie jika dirinya sedang banyak masalah. Namun keduanya sudah sepakat tidak akan ikut campur soal ini, baik om Farhan dan juga tante Sarah hanya bisa memberikan pendapatnya saja kepada Valerie. Yang mana mereka pun satu pemikiran dengan Zidan, Arya dan juga Andrea.

Mendengar pendapat yang sama untuk keempat kalinya membuat Valerie semakin tergerak untuk mendatangi ayahnya, dan juga atas bantuan dari Arya yang terus meyakininya, sisi lain dari Valerie yang penuh keraguan itupun menghilang. Valerie sudah memiliki tekad yang bulat dan sangat dengan yakin akan menyelesaikan jika memang harus ada yang dia selesaikan dengan ayahnya.

Di sinilah Valerie sekarang, berdiri di depan sebuah rumah ditemani dengan Arya. Sebagaimana janjinya dia sebelumnya kepada Valerie. "udah siap?" tanya Arya. Valerie menghela nafasnya panjang seraya menganggukkan kepalanya, setelahnya mereka berdua pun mendekat ke pintu kemudian diketuknya pintu rumah itu beberapa kali.

Valerie tidak bisa menyembunyikan perasaan gugupnya, helaan nafas pun beberapa kali keluar dari mulutnya. Melihat itu, Arya hanya tersenyum sembari menggenggam tangan Valerie erat. Merasa tangannya digenggam, Valerie hanya bisa menatap Arya ragu, sementara Arya hanya memberikan kode lewat anggukkan kepalanya. Cukup lama mereka menunggu tapi tidak ada jawaban dari dalam rumah, "apa gaada orang?" tanya Valerie, Arya hanya menggidikan bahunya lalu kembali mengetuk pintu untuk ketiga kalinya.

Tepat saat ketukan yang ketiga itu, tak lama setelahnya pintu rumah pun terbuka. Semula Arya yang menggenggam tangan Valerie, kini berganti jadi Valerie yang menggenggam tangan Arya bahkan cukup erat. Kehadiran sosok wanita yang mungkin seusia tante Sarah berdiri disana sembari tersenyum ramah kepada Valerie dan juga Arya. "maaf, tadi saya lagi di belakang. Mas sama mbanya cari siapa ya?"

Namun Valerie masih tetap bergeming, hingga akhirnya Arya yang mengambil alih. "permisi, maaf sebelumnya jika kami mengganggu. Maksud kedatangan kami kesini ingin bertemu dengan pak Lukman, apakah beliau ada di rumah?" tanya Arya dengan sopan.

"suami saya kebetulan masih kerja, baru pulang nanti.. kemungkinan jam 7 malam. Ada pesan mungkin? Nanti saya sampaikan" ujar ibunya tersebut yang notabenenya adalah istri baru dari ayah Valerie.

Mendengar jawaban dari beliau, Valerie langsung mendekat ke Arya untuk berisik. "kita langsung pulang aja" ujar Valerie tapi mendapat respon gelengan kepala dari Arya.

"sebelumnya maaf bu jika kedatangan kami dirasa sangat tiba-tiba, tapi.." Arya melirik Valerie sekilas, "teman saya ingin bertemu dengan ayahnya" ujar Arya to the point.

Respon yang diberikan oleh ibunya cukup sulit ditebak oleh Arya dan juga Valerie. Beliau menunjukkan ekspresi yang terkejut tapi tidak terlalu kentara, sehingga membuat Arya dan juga Valerie bingung apakah ibunya ini biasa-biasa saja atau terkejut.

Namun setelahnya, mereka berdua sama-sama terkejut dengan pergerakan yang dilakukan oleh ibu ini, terutama Valerie. Jika saja Valerie tidak sigap menerima pelukan yang tiba-tiba, mungkin keduanya sudah terjatuh.

"ternyata ini benar kamu Valerie…" ucap ibunya dengan nada yang menyiratkan bahwa beliau sangat lega. Dipeluknya Valerie cukup erat. Sementara Valerie yang masih bingung hanya bisa menatap Arya yang sama-sama kebingungan.

Setelah pelukannya terlepas, ibunya meraih kedua tangan Valerie untuk digenggamnya erat, "tante bener-bener ga nyangka akhirnya bisa ketemu sama kamu" ucap beliau yang tidak terduga saat ini tengah menangis harus. Sementara Valerie masih diam, dirinya terlalu terkejut bercampur bingung akan situasi saat ini. "ah iya.. kamu pasti terkejut, sebelumnya ayo masuk.. kita bicara di dalam"

--

"kamu sama bingungnya kaya saya?" tanya Valerie dan Arya pun terkekeh sembari tersenyum. Keduanya kini tengah duduk di ruang tamu rumah ayahnya Valerie, sementara istrinya tengah ke dapur sedang membuatkan keduanya minuman.

"kamu aja bingung, apalagi saya Val.. disini saya orang asing" ujar Arya yang masih terkekeh.

"tapi, saya punya firasat bagus akan ini" sambung Arya lagi sambil tersenyum.

"bagus gimana?"

"ayah kamu dan keluarga barunya masih peduli sama kamu Valerie" jawab Arya.

Setelahnya istri ayahnya Valerie datang sambil membawa nampan yang berisikan minuman dan juga beberapa toples kue. Valerie pun dengan sigap langsung membantu karena melihat ibunya sedikit kesulitan. "terima kasih Valerie" ucap beliau sambil tersenyum.

"sama-sama tante.."

"ayo, diminum dulu.." Arya dan juga Valerie pun sama-sama meraih gelas yang berisikan the lalu diminum oleh keduanya. "kuenya juga di coba, tante baru aja bikin tadi.. masih fresh dari oven"

"terima kasih banyak tante, maaf kita jadi ngerepotin" ujar Valerie yang kini terlihat lebih santai dari sebelumnya.

"ga apa-apa.. lagipula kamu juga anak tante, jadi masa iya tante merasa direpotin" jawaban dari mulut beliau sontak membuat Valerie terdiam. Dirinya agak merasa canggung saat istri dari ayahnya ini menyebut kalau dirinya adalah anak beliau juga. "ah.. kamu ga nyaman ya sama kata-kata tante barusan?" sambungnya lagi, namun kini raut wajah beliau berubah seketika.

"engga ko.. saya cuman ngerasa aneh aja, mungkin ini pertemuan pertama saya sama tante. Jadi saya ngerasanya masih sama orang… asing?" ucap Valerie, mengundang senyuman lagi di wajah istri ayahnya itu.

"sebenernya tante pengen banget cerita semuanya sama kamu Valerie, tapi tante rasa.. ayah kamu lebih berhak. Yang bisa tante jelasin itu cuman sedikit"

"gapapa tante.. seengganya nanti Valerie bisa tanya sisanya sama… ayah" dalam hati, Valerie meeasa geli sendiri dan juga canggung saat dirinya menyebutkan kata 'ayah'. Valerie rasa dirinya saat ini seperti anak kecil yang baru saja belajar berbicara.

"nama tante Yulia.. tante ketemu sama ayah kamu itu kebetulan di luar negeri. Kita berdua bekerja di tempat yang sama, sampai akhirnya kita menjalin hubungan beberapa bulan kemudian kami menikah. Selama tante sama ayah kamu menjalin hubungan, ayah kamu selalu terbuka sama tante, termasuk soal ibu kamu Valerie. Ayah kamu juga banyak cerita tentang kamu, dan yang perlu kamu tau.. kalau selama ini ayah kamu itu selalu berusaha mencari-cari kabar tentang kamu. Ayah kamu sangat-sangat rindu sama kamu Valerie" jelas ibu Yulia, walaupun memang seperti yang diucapkan beliau kalau yang diceritakannya saat ini tidak menjelaskan semua, tapi membuat Valerie tetap dapat menyusun sedikit demi sedikit potongan puzzle yang masih acak-acakan.

Namun, di sisi lain Valerie merasa bersalah kepada ayahnya. Karena ternyata ayahnya selama ini sangat ingin tau kabar tentang dirinya, tapi sebaliknya. Valerie justru seakan tidak peduli, memilih untuk diam. "tante.. kira-kira, kalau saya minta tolong sama tante nyuruh ayah saya pulang sekarang boleh?"