Chereads / It's A Secret Mission / Chapter 78 - Seventy Eight

Chapter 78 - Seventy Eight

"Makasih banyak ya mas buat traktirannya" ucap Rayno sembari tersenyum lebar. Diikuti oleh yang lainnya juga, terutama Rani dan Ayu. Si pencetus acara makan-makan hari ini.

"Sama-sama, kalian semangat terus ya kerjanya" bales Arya sembari tersenyum. Setelah itu mereka pun mulai berpisah untuk pulang ke tempat tujuannya masing-masing, namun masih menyisakan Arya dan Valerie yang masih diam di depan restoran.

"Mau pulang sekarang?" Tanya Arya kepada Valerie. "Ayo.." ujar Valerie, lalu mereka berdua pun berjalan beriringan menuju mobilnya Arya yang kebetulan memang terparkirnya cukup jauh dari restoran.

"Ohiya.. ngomong-ngomong, tadi kamu tumben dateng ke Cafe saya jam segitu. Biasanya siang.." ucap Valerie mulai membuka pembicaraan.

"Tadi siang saya ada meeting, terus gaada kerjaan lagi di kantor. Yaudah akhirnya saya mutusin ke Cafe kamu aja, abisnya saya bosen" jawab Arya, sontak Valerie langsung menatap Arya dengan tatapan tidak percaya. Valerie juga tau jika Arya itu seseorang yang sangat cinta dengan pekerjaan, sehingga mendengar Arya bilang begitu membuat Valerie cukup terkejut juga.

"Kenapa?" sambung Arya lagi sambil tersenyum.

"No... gaada apa-apa. Saya cuman kaya kaget aja kamu bilang begitu, kaya bukan kamu banget" jawab Valerie mengundang kekehan dari Arya. "Ya sebenernya saya juga banyak kerjaan di kantor. Tapi gatau kenapa mood saya buat kerja hari ini lagi kurang. Jadi ya daripada saya pusing sendiri mending pulang aja"

"Terus kerjaan kamu gimana?"

"Masih ada hari esok Valerie" jawab Arya sambil tersenyum.

--

"Dirumah kamu lagi ada tamu?" Tanya Arya saat melihat pintu rumah Valerie yang terbuka lebar. Karena Arya sendiri tau kalau Valerie tidak pernah membuka pintu rumahnya, apalagi selebar itu. Mengingat ibunya suka datang tiba-tiba ke rumah Valerie.

"Gatau.." jawab Valerie sembari melepaskan seatbeltnya.

"Kamu mau masuk dulu?" Sambung Valerie lagi.

"Engga kayanya, salam aja buat om, tante kamu sama Fanya juga" ujar Arya.

Setelahnya Valerie pun langsung saja keluar dari mobilnya Arya, setelah Arya melajukan kembali mobilnya Valerie baru masuk ke dalam rumah.

"Loh? Ayah?" ucap Valerie saat dirinya baru masuk ke dalam rumah lalu mendapati ayahnya dan juga om Farhan beserta tante Sarah tengah berkumpul di ruang tamu.

Namun yang membuat Valerie bingung adalah ekspresi mereka semua tidak cukup ramah, terutama ayahnya.

"Val, kamu bersih-bersih aja dulu. Nanti turun lagi ya" titah tante Sarah dengan suara yang lemas, Valerie pun hanya menganggukkan kepalanya walaupun masih bingung dengan situasi saat ini. Tetapi dirinya memilih untuk menurut saja terlebih dahulu.

--

"Jadi... kenapa?" Tanya Valerie saat dirinya sudah kembali lagi ke ruang tamu. Perasaan ragu menghampirinya saat melihat ekspresi ayahnya yang masih terlihat sama seperti saat Valerie baru saja masuk ke dalam rumah.

"Kenapa kamu ga pernah bilang sama ayah Valerie?" Ucap ayahnya tiba-tiba dengan nada bicara yang cukup tegas. Mendengar itu Valerie hanya mengerutkan dahinya bingung karena ucapan ayahnya barusan.

"Maksud ayah gimana? Valerie gangerti"

"Perempuan itu Valerie. Kamu kenapa gapernah bilang sama ayah kalau perempuan itu selalu ganggu kamu!" Valerie sedikit terkejut, bukan karena ucapan ayahnya. Tapi karena nada bicara ayahnya yang mendadak tinggi.

"Kenapa kamu gapernah bilang sama ayah Val? Ayo jawab!" Lanjut Ayahnya lagi. Sampai membuat Valerie kembali tersadar karena terkejut lagi. "Emangnya kenapa? Maksud Val ya.. emangnya kenapa kalau Val ga bilang sama ayah?"

"Val, perempuan itu udah bikin kamu tersiksa selama kamu hidup. Dan kamu masih terus aja ngebiarin dia gangguin kamu? Kalau kamu bilang kan ayah bisa ngelindungin kamu Valerie? Ayah gaakan tau kalau seandainya om sama tante kamu ga ngomong, dan perempuan itu datang ke sini" untuk ketiga kalinya Valerie kembali dibuat terkejut. Tapi kali ini karena ucapan ayahnya. "Maksud ayah? Ibu dateng lagi ke sini?" Tanya Valerie lagi memastikan.

"Iya. Dan ayah kaget waktu ngeliat dia datang ke sini untuk cari kamu, ayah tentu aja gaakan pernah ngebiarin itu terjadi"

"Tapikan Val emang gapernah mau ketemu sama dia juga yah..."

"Ayah kamu tau itu Val, om sama tante juga bilang soal itu sama ayah kamu." Ujar om Farhan dengan nada bicara yang santai.

"Dan ayah juga gaakan pernah tau apa aja yang udah dilakuin sama perempuan itu kalau om sama tante kamu ga bilang. Kamu ini kenapa sih Val?" kali ini ekspresi yang ditunjukkan oleh ayahnya Valerie tidak sekeras barusan, matanya berubah jadi sayu dan nada bicaranya pun berubah sedikit melembut.

Dalam hati Valerie merasa kalau ayahnya seperti ini karena ayahnya tidak mau Valerie merasakan kesengsaraan lagi. Kesengsaraan batin yang diciptakan oleh ibunya sendiri.

"Tapi yah, Val itu cuman gamau-"

"Gamau orang lain ikut khawatir? Val, kita ini keluarga. Ada ayah disini, bahkan om sama tante kamu juga kena sial gara-gara ibu kamu itu, bukan cuman kamu aja. Dan kamu juga masih bantu mereka bukan? Kenapa disaat kamu yang diganggu, kamu gamau ngelibatin orang lain? Lagipula ayah juga udah ada di sini, ayah ada di sini itu untuk melindungi kamu Valerie. Kamu anak ayah, dan ayah gaakan pernah ngebiarin kamu disentuh sama siapapun" ucap ayahnya Valerie dengan sangat tegas.

"Meskipun itu calon suami ibumu yang punya kuasa lebih dari ayah"

"Ayah.. udah tau kalau ibu mau nikah... lagi?" Tanya Valerie yang terus saja dibuat terkejut oleh Ayahnya. Jika satu kali lagi Valerie dibuat terkejut, mungkin dia akan minta piring kepada ayahnya.

"Ayah tau.. ibu kamu yang bilang sendiri sama ayah. Dan ibu kamu juga bilang siapa calon suaminya nanti" bales Ayahnya Valerie.

Jujur saja Valerie saat ini benar-benar takut. Valerie takut karena bagaimana jika ayahnya tau siapa calon suami ibunya itu sebenarnya. Bukan apa, karena Valerie hanya takut jika nanti rencana yang dia susun dengan Arya rusak seketika. Dan juga pandangan ayahnya Valerie kepada Arya akan berubah, Valerie tidak mau hal itu terjadi karena Arya tidak punya salah apapun.

"Oke, Valerie minta maaf. Valerie punya alesan sendiri kenapa Val gapernah bilang sama ayah. Jujur, Val emang cape banget terus aja dihantuin sama bayang-bayang ibu yang terus aja bikin Valerie marah juga kesel. Tapi Val gapernah mendem itu sendirian yah.. Val selalu cerita sama orang yang bener-bener bisa Val percaya, termasuk om Farhan sama tante Sarah..." ujar Valerie melakukan pembelaan.

"Dan soal ibu mau nikah lagi, sebenernya Val pengen bilang sama ayah. Cuman Val pikir ayah gaakan peduli" sambungnya lagi.

"Kamu ini gimana? Ayah pasti peduli karena yang akan terkena imbasnya itu kamu Valerie."

"Iya ayah.. Val minta maaf" ucap Valerie sembari menundukkan kepalanya.

"Yaudah gapapa.. tapi kalau bisa ayah minta sama kamu untuk pindah rumah. Kamu pindah ke rumah ayah, walaupun memang masih deket tapi seengganya ibu kamu gatau dimana rumah ayah"