Chereads / It's A Secret Mission / Chapter 66 - Sixty Six

Chapter 66 - Sixty Six

"Jadi.. Clara taunya kita emang beneran temen?" Tanya Arya saat mendengar cerita Valerie barusan selagi keduanya jalan-jalan samtai di dalam mall.

"Iya.. dan untungnya Fanya gapernah ngebahas apapun soal kita, jadi saya agak sedikit tenang. Dan gaperlu ikut ngeboong juga ke Clara atau ayah saya" jawab Valerie.

"Berbanding terbalik banget sama Anya berarti"

"Kenapa sama Anya?"

Arya menghela nafasnya panjang sambil menggeleng-gelengkan kepalanya frustasi, "setelah makan malam itu, Anya tu terus aja kirim saya spam chat. Itu bikin saya pusing kepala, kalau saya ga bales dia suka tiba-tiba nelfon" cerita Arya dengan nada jengkel. Valerie sontak tersenyum menahan tawa, sudah terbayang dalam benaknya bagaimana hebohnya Anya dan bagaimana cara Anya mengirimkan pesan kepada Arya.

"Emang Anya bilang apa sama kamu?" Tanya Valerie sekedar basa-basi.

"Banyak hal Valerie! Dia ngirim saya tempat-tempat yang biasa buat ngedate, atau barang-barang couple, dan tips-tips pacaran lainnya. Saya gangerti dia dapet itu semua dari mana, padahal dia sendiri belum pernah pacaran"

Valerie tidak bisa lagi menahan tawanya saat mendengar jawaban dari Arya, Anya benar-benar sangat lucu menurut Valerie.

"Ya kan kalau soal kaya gitu gaperlu ngeliat apa dia udah pernah pacaran atau belum Arya.. lagipula kan yang kaya gitu di internet banyak"

"Iya juga sih.. cuman ya saya tetep aja pusing kepala tiap kali bacanya. Kamu berharap apa si Val, dari yang Anya kirim semua itu bener-bener buat anak remaja yang lagi kasmaran, yang masih cinta monyet" ujar Arya lagi dan membuat Valerie terus tertawa. Mendengar Arya dengan nada bicara seperti barusan benar-benar membuat Valerie merasa terhibur.

"Yaudahlah.. kalau itu saatnya kamu maklum. Kan kaya tadi kamu bilang, kalau Anya belum pernah pacaran"

Setelahnya tidak ada balasan dari Arya, kini keduanya sibuk saling memandang sekitar. Arya yang menatap lurus kedepan namun matanya juga sesekali melirik kesana kemari, sementara Valerie sibuk melihat-lihat beberapa etalase yang terpajang di balik kaca-kaca toko.

"Ka Val! ka Arya!" Satu suara yang terdengar cukup kencang memanggil nama Valerie dan juga Arya. Sontak mereka berdua pun langsung membalikkan badannya dan melihat Fanya, Clara dan juga Anya yang sedang berjalan menghampiri mereka diikuti beberapa pasang mata yang memperhatikan mereka karena berteriak.

"Kalian tu ya... ini tempat umum. Bukan di rumah sendiri! Masa iya teriak-teriak" tegur Arya sedikit tegas, karena dirinya juga sedikit malu.

"Maaf ka, abisannya jarak kita sama kakak kan jauh. Jadi yaudah aku teriak aja" jawab Anya, walaupun dirinya meminta maaf tapi dari ekspresi wajahnya saat ini tidak menunjukkan rasa bersalah sama sekali.

"Yaudah gapapa. Nanti lain kali jangan gitu lagiya" timpal Valerie lalu dibales dengan anggukkan kepala oleh mereka bertiga.

"Kalian udah belanjanya?" Sambung Valerie lagi.

"Udah ka, tadi kita baru aja mau nyusulin ka Val ke toko buku. Tapi keburu ketemu di tengah jalan" jawab Clara.

"Yaudah, dari sini kalian mau kemana lagi?" Tanya Valerie sambil menatap mereka bertiga.

"Kayanya kita pengen nongkrong santai gitu ka.." ujar Fanya, "tapi pengen kopinya bikinan ka Valerie" sambung Anya.

"Gimana caranya? Kakak gabawa kunci Cafe, di rumah pun kakak gapunya alat-alatnya. Tau kalian mau ngopi gitu kan kakak bisa bawa tadi kuncinya"

"Kita baru kepikiran tadi ka, lagian kan Ara belum pernah tu nyobain kopi bikinan kakak. Sementara Fanya sama Anya udah, Ara jadi pengen juga"

"Yaudah.. kalau kita nongkrongnya di rumah kakak aja gimana? Kebetulan di rumah kakak alat-alatnya ada, terus ada mini barnya juga. Jadi kalian bisa berasa lagi nongkrong di Cafe" sambung Arya menawarkan sebuah opsi yang mendapatkan reaksi cukup bagus dari mereka bertiga.

"Ih! Boleh banget itumah! Atau kalau engga kita santai di halaman belakangnya rumah ka Arya, itu enak banget beneran deh aku ga boong" saut Anya heboh.

"Kamu ada biji kopinya?" Tanya Valerie kepada Arya yang dibales dengan anggukkan kepala. "Gamungkin dong saya punya alat-alat bikin kopi, tapi biji kopinya gaada. Kamu tenang aja, di rumah saya komplit"

--

Tangan-tangan lentik Valerie bergerak dengan sangat lihai kesana-kemari. Seakan-akan dirinya sudah sangat ekspert menjadi seorang barista, walaupun memang kenyataannya memang begitu.

Sementara itu selagi Valerie membuat kopinya, ada penonton juga yang setia memperhatikan setiap pergerakan Valerie dari awal sampai sekarang. Arya, Anya, Fanya dan Clara dengan setia terus menonton Valerie, bahkan sesekali salah satu diantara mereka bertanya kepada Valerie perihal kopi.

Menurut mereka, Valerie saat ini sangat terlihat cantik dan juga keren.

Memakan waktu cukup lama, akhirnya Valerie menyelesaikan kegiatannya yang diakhiri dengan menuangkan Americano kedalam gelas yang sudah penuh dengan es batu kemudian dia taruh di atas nampan bersama dengan 3 gelas kopi susu.

"Oke, ini kopi susu buat kalian. Dan Americano buat Arya" ucap Valerie yang mana jiwa menjadi pelayan Cafenya seketika muncul.

"Ka, ada kue ga?" Tanya Anya kepada Arya.

"Gatau, coba tanya ke mba." Jawab Arya.

"Yaudah, kalau gitu Fanya sama ka Ara langsung ke belakang aja. Nanti Anya nyusul" sesuai dengan Arahan Anya, Fanya dan juga Clara pun pergi menuju halaman belakang sementara Anya menuju dapur. Menyisakan Valerie dan Arya yang masih berada di mini bar rumahnya Arya.

"Dan memang gausah diraguin lagi, kopi bikinan kamu bener-bener enak.." ujar Arya sembari menaruh gelasnya lagi ke atas meja.

"Makasih lo.. ngomong-ngomong saya udah masukin kamu ke daftar list orang yang ngefans sama kopi bikinan saya"

"Dan saya urutan ke?"

"Gatau, yang jelas banyak. Saya tu suka catetin pendapat orang sama kopi buatan saya, soalnya itu bisa jadi bahan evaluasi juga buat saya kedepannya" jawab Valerie sambil tersenyum.

"Oke, itu bagus. Tapi menurut saya kamu gaperlu catetan begitu juga emang udah oke, kemampuan kamu gaperlu diraguin lagi Valerie"

"Terima kasih atas pujiannya.." bales Valerie sembari mendudukkan dirinya di kursi samping Arya.

"Mau?" Tawar Arya lalu dibales dengan gelengan kepala oleh Valerie.

"Eum, Arya.." panggil Valerie sembari menatap Arya dan setelahnya ditatap balik oleh Arya sendiri. "Kenapa?"

"Saya boleh tanya sesuatu? Initu.. karena penasaran aja, bukan maksud apa-apa"

"Boleh dong! Kamu mau tanya apa?"

"Ini.. bener rumah kamu? Maksud saya bener-bener rumah kamu sendiri?"

"Iya, ini rumah saya sendiri. Saya beli rumah ini dari hasil kerja saya, sama seperti kamu"

"Kalau gitu, kenapa kamu harus beli apartement lagi? Ini rumah tu bagus, banget malah. Walaupun emang sih terlalu besar kalau untuk ditinggalin sendiri.. tapi ya menurut saya tetep aja bikin nyaman. Kamu tu kebanyakan uang apa gimanasih?"