Arya tertawa dibuatnya, mendengar pertanyaan dari Valerie membuatnya geli. Ini pertama kali dirinya mendengar orang bertanya kepada dirinya soal harta. Bukan berarti Arya tersinggung, namun dari cara Valerie bertanya membuat Arya merasa lucu. Padahal sudah jelas kalau aura yang Arya berikan itu menunjukkan dengan sangat luar biasa.
Penampilan Arya itu sangat terlihat layaknya pria dewasa yang bergelimang harta, bahkan jika ia berjalan maka yang akan tercium bukan lah parfum mahal seharga satu unit motor. Tetapi bau uang yang akan tercium.
"Loh ko malah ketawa? Saya serius loh padahal nanyanya" ujar Valerie lagi.
"Engga gapapa, saya lucu aja sama kamu.. padahal kamu sendiri juga kan sama banyak uang kaya saya"
"Tapi muka kamutu mahal, saya kan keseringan jadi pelayan Cafe. Jadinya muka saya ga semahal muka kamu" jawab Valerie kini membuat Arya semakin tertawa lepas. Bahkan Valerie baru pertama kalinya melihat Arya tertawa seperti itu.
"Arya udah! Kamu belum jawab pertanyaan saya, jangan nyebelin"
"Aduh.. kamutu lucu banget. Maaf ya maaf"
"Tapi kayanya pertanyaan kamu barusan bisa jadiin saya alesan baru, karena menarik juga pertanyaan kamu barusan" lanjut Arya lagi.
"Kamutu selera humornya buruk banget ya, saya jadi heran. Kayanya hidup kamutu ngebosenin ya, udah cepet jawab pertanyaan saya dulu!"
"Iya iya... alesan saya kenapa beli apartement itu karena saya mau menghindar dari Alana. Waktu Alana balik lagi ke sini, saya tu bener-bener males ngadepin dia. Makanya saya sampe mesenin dia hotel, dan nyuruh bawahan saya ngirim dia kesana"
"Tapi ya Alana tetep Alana, dia tetep ga peduli dengan maksud saya ngirim dia ke hotel itu karena saya gamau diganggu sama dia. Dan dia masih sering nyamperin ke rumah ini, karena saya udah jengah.. akhirnya saya mutusin untuk beli Apartement, jadi selama Alana disini saya diemnya di Apart saya" jelas Arya yang kemudian dibales anggukkan kepala oleh Valerie.
"Berarti ini pertama kalinya kamu nginjek kaki dirumah ini lagi?"
"Engga juga, saya masih suka kesini. Karena kebetulan saya tinggal disini sama pengasuh saya, beliau udah ngurusin saya dari kecil. Jadi beliau ikut sama saya di sini" Valerie pun kembali menganggukkan kepalanya mengerti. Namun tiba-tiba saja dia langsung diam, ekspresi wajahnya pun kini berubah menjadi khawatir, berbeda dari sebelumnya.
"Val, kamu kenapa?" Tanya Arya karena menyadari perubahan Valerie.
"Tadi kan kamu bilang kalau Alana sering kesini, nanti gimana kalau misalkan-"
"Kamu gausah khawatir. Kata Anya, Alana lagi keluar kota. Dia liburan sama temen-temennya" jawaban Arya barusan tanpa Valerie sadari membuat dirinya menghembuskam nafasnya lega. Melihat itupun Arya langsung terkekeh.
"Arya?" Sebuah suara mengintrupsi mereka berdua, sontak keduanya pun sama-sama menolehkan kepala. Lalu setelahnya muncul seorang wanita paruh baya yang berpenampilan sangat rapih namun Valerie biasa melihat pakaian tersebut yang suka dipakai oleh kepala asisten rumah tangga di film-film.
"bi Yumi? Bibi abis dari mana?" Ucap Arya kepada wanita tersebut. Valerie pun bisa menarik kesimpulan jika pengasuh yang dimaksud oleh Arya adalah beliau.
"Bibi abis dari supermarket, bahan makanan beberapa ada yang abis jadi yaudah bibi sekalian belanja aja" jawab bi Yumi sembari menghampiri Arya. Kini matanya bi Yumi teralihkan kepada Valerie "kalau boleh bibi tau, siapa yang cantik ini?" Tanya bi Yumi kepada Valerie sambil tersenyum.
"Ohiya, bi.. kenalin ini Valerie temennya Arya. Val, ini pengasuh saya.. bi Yumi" ujar Arya saling mengenalkan mereka satu sama lainnya. Namun ucapan Arya barusan malah mendapatkan tatapan menelisik dari bi Yumi, tentu saja membuat Arya bingung karena dirinya merasa tidak salah dalam berbicara.
"Salam kenal ya Valerie, kamu boleh panggil saya bi Yumi. Kebetulan bibi pengasuh Arya dari dia kecil" ucap bi Yumi kemudian mengulurkan tangannya yang kemudian dibales oleh Valerie. "Saya Valerie bi.. temennya Arya"
Lagi, bi Yumi kembali menatap Arya dengan tatapan yang sama seperti barusan. "Apa bi? Kenapa coba ngeliatin Arya gitu banget" tanya Arya bingung.
"Ngomong-ngomong, Valerie udah makan?" Tanya bi Yumi tidak menggubris ucapannya Arya barusan.
"Udah bi, saya udah makan.. tadi sebelum kesini saya sempet makan dulu sama Arya juga yang lainnya"
"Oh.. ada tamu lagi ternyata?"
"Anya bi.. terus ada Fanya sama Clara juga, mereka adeknya Valerie. Dan temennya Anya juga" jawab Arya. "Bibi tanya ke Anya aja, mungkin Anya pengen makan lagi. Kalau Arya sama Valerie masih kenyang" lanjut Arya lagi.
"Yaudah kalau begitu, bibi tinggal dulu ya.."
"Bi Yumi" panggil Valerie sebelum bi Yumi akan pergi. "Ada apa Valerie?"
"Eum... bi Yumi suka kopi? Kalau suka.. Valerie buatin ya" tawar Valerie sambil menunjukkan satu bungkus biji kopi.
"Boleh.." jawab bi Yumi sembari tersenyum lembut. Lalu setelahnya bi Yumi pun berlalu meninggalkan Arya dan juga Valerie di mini bar.
"Pengasuh kamu baik banget.." ucap Valerie sembari memulai untuk membuat kopi lagi.
"Emang... saya sayang banget sama beliau. Semenjak ibu saya pergi, bi Yumi yang terus ngurusin saya sepenuh hati. Beliau gapernah ngeluh kalau saya nakal, makanya saya tu udah anggep bi Yumi kaya ibu saya sendiri" jelas Arya sembari tersenyum simpul.
"Bersyukur kamu Ya, masih banyak orang-orang yang peduli dan juga sayang sama kamu"
"Iya, kamu benar... kamu mau tau sesuatu Valerie?"
"Apa?"
"Kamu benar. Ucapan kamu yang barusan itu benar, hidup saya ini sangat membosankan.. yang saya lakukan itu cuman bekerja, bekerja dan bekerja. Saya punya sahabat cuman satu, kalau saya mulai jenuh saya cuman ketemu sama dia untuk sekedar ngobrol biasa, gaada hal-hal yang lain lagi yang saya lakuin"
"Tapi.. setelah saya kenal kamu, kenal mas Andrea. Entah kenapa hidup saya jadi merasa lebih berwarna. Saya merasa banyak perubahan dalam diri saya, salah satunya sisi buruk saya. Semenjak kenal sama kalian, saya itu selalu terbawa ke arah yang baik. Padahal kalian berdua gapernah nasihatin saya atau mengusik saya.. tapi itu terbawa dengan sendirinya"
"Jadi, saya mau bilang makasih sama kamu karena udah bikin hidup saya ga bosen lagi"
Mendengar ucapan Arya, Valerie tersenyum lembut sambil menatap matanya Arya dalam. Bisa terlihat dengan sangat jelas kalau ucapan Arya barusan memang tidak memperlihatkan sama sekali kebohongan, dia berkata pun dengan sangat tulus dan Valerie bisa merasakan itu.
"Saya juga berterima kasih sama kamu, saya merasa berguna jadinya. Kalau kamu berpikir dengan keberadaan saya sama Andrea bisa membawa kamu jadi lebih positif, saya bersyukur.." jawab Valerie.
"Ohiya, kamu mau ketemu sama ibu saya?" Tanya Arya tiba-tiba.
"Hah? Ketemu ibu kamu?"
"Iya.. kamu mau?"
"Emangnya gapapa? Maksud saya-"
"Ya gapapa lah.. lagipula saya udah pernah ngajakin Fito juga ketemu sama ibu saya. Sekarang saya pengen ngajak kamu.. ibu saya pasti seneng kalau tau saya masih dikelilingin sama orang-orang baik, seperti kata kamu barusan"