Kamis, 20:00 WIB
"Hei Nick, baru pulang?" Nenden Midalius biasa dipanggil Lius/Li menyapa Nickolas dari arah kursi sofa ruang tamu ketika Nickolas baru saja masuk kedalam rumah. Lius sedang duduk bersama Kendrick ayah-nya Nickolas.
"Nick, kau tak dengar? Om-mu sedang tanya sama kau!" Sahut kesal Kendrick melihat putranya ditanyai malah diam saja.
"Hilih basa-basi yang benar-benar basi, udah tau baru pulang makek nanya segala" Gumam pelan Nickolas tidak terdengar oleh dua laki-laki dewasa itu.
"Kamu pergi kemana aja Nick, sudah beberapa bulan ini setiap om datang kesini kamu gak pernah ada di rumah?" Lanjut Lius.
"Main, kenapa memangnya?" Nickolas menjawab dengan nada ketus sambil melepaskan sepatu.
"Ya ampun Nick! Kau itu ya! Sedang ditanya om-mu baik-baik malah begitu jawabanmu! Gak punya sopan santun!" - Kendrick.
"Terserah, mulut mulutku" Nickolas menaruh sepatu lalu beranjak ke anak tangga menuju kamarnya di lantai atas.
"Nick, kontrol mulut kau saat bicara ya!! hei Nickolas!" Kendrick melihat Nickolas sudah ngacir di anak tangga sembari ia menggelengkan kepala "haih! Anak satu itu benar-benar keterlaluan! semakin hari semakin gak bisa di atur! Stres saya lama-lama!"
"Udah Ken udah ... gapapa biarkan saja kita juga pernah muda seperti dia kok. Anak laki-laki seusia Nicko memang sedang bandel-bandelnya maklumi saja Ken mungkin sekarang Nicko sedang gak mood. Anak itu kan memang punya mood swing Ken" Sahut Lius.
"Hufff ... yasudahlah. Jadi gimana obrolan kita yang tadi Li? Kamu besok jadi pergi keluar kota?"
"Jadi Ken"
"Hati-hati dijalan ya, selalu kabari aku"
"Iya sayang, tumben banget kamu so sweet begini"
"Ehem, Li"
"Upssh" Lius celingukan kesana-kemari
"Kau ini"
"Hehe"
___
Nickolas didalam kamar duduk di kursi, mendengarkan musik pakai earphone, memejamkan mata sembari geleng-geleng kepala menikmati alunan musik kesukaannya lalu kaget saat handphone berdering kencang keadaan Volume sedang mode full.
"Haish Kampret! Ngapain pula si kunyuk misscall segala!"
Disusul suara notifikasi chat masuk berentetan.
Klang!
Kling!Â
Klung!
Ditengoklah grup Chat banyak yang menyebut namanya (@)
"Wei Nick, masuk sekolah apa kagak lo besok?" Chat Ivan
"Iya tuh bre, si Nicko jarang masuk sekolah, jugaan kagak pernah nongol pelernya di GC" Albert menyahut Ivan.
"Njir peler?" - Rava
"Kupret lo njir!" Ivan membalas Albert.
"Hahahaha" - Albert.
"Pelernya tayang akoh kemana aja Cih, kok gak pernah nongol, akoh angen bingit tawukkk" Sambung Chat alay Viktor baisa dipanggil miss Vince karena kealayan-nya.
"Mulai kumat dah alaynya si mahluk satu ini" - All saling bersahutan disertai stiker dan Emoji.
"Belicik ikh, syuka syuka akoh doong, weeeek" - Vicktor.
"Aux ah!" - Albert.
"Huaam tiba-tiba ngantuk Gua cuy ada dedemit ini" - Rava.
"Bar-ji-bar-beh wae kuy" - Ivan.
"Apa'an artinya tuh Van?" - Rava.
"Bubar siji bubar kabeh, bubar satu bubar semua" - Ivan.
"Yuk!"- All
"Huwaaa jangan tinggalin akoohhh!!!" - Vicktor.
Nickolas tertawa-tawa membaca celotehan konyol teman-teman sekolahnya itu, tetapi samasekali tidak ikut chat karena dia memang tidak gemar mengetik/bermain sosial media, dia lebih menyukai berinteraksi secara langsung.
___
Nama lengkapnya Nickolas Meshach Ferdinand remaja usia 17 tahun berparas tampan blasteran eropa-Asia, postur badan berkualitas, tinggi dan masa otot yang cepat dengan aura wajah dan tubuh laksana mimikri.
Pemilik jiwa bebas dan kepribadian yang random hidupnya mengikuti arus yang membuatnya mudah bergaul dan memiliki banyak teman. Dia anak tunggal dari Kendrick Regan Ferdinand bersama ibunya bernamakan Melanie Lester yang telah meninggal dunia sejak melahirkannya.
Kendrick ayahnya Nickolas itu adalah seorang Gay. Setelah Melanie meninggal Kendrick tidak menikah lagi dan Nickolas sebagai anak samasekali tidak mengetahui urusan orientasi seksual ayahnya.
Menjadi anak tunggal dan hidup serba kecukupan dari segi Finansial tak membuat hidup Nickolas terlepas dari kata sial. Nickolas selalu merasa hidupnya sangat sial, yang mana dia tidak bisa sama seperti orang-orang memiliki anggota keluarga yang lengkap seperti ibu dan juga saudara.
Nickolas sejujurnya sangat mendambakan memiliki saudara laki-laki karena baginya jika ada saudara laki-laki akan bisa diajak berkelahi (berkelahi canda'an)
Nickolas sangat kesepian, terlebih Kendrick sebagai ayahnya juga sangat sibuk kerja bahkan seperti tidak bisa menyisakan waktu walau hanya satu jam saja untuk memberi perhatian kususnya sewaktu Nickolas masih kecil yang membuat Nickolas tumbuh besar kini menjadi pemuda yang sangat nakal, susah di atur dan juga sangat LIAR.
___
Pagi hari Nickolas bangun tidur siap memulai hari ini dengan aktifitas bersekolah. Selesai mandi dan beberes memakai seragam dia lalu turun ke lantai bawah menuju meja makan.
"Loh, kakak Nicko ada di rumah toh?" Kata pembantu sekaligus pengasuh Nickolas sejak bayi bernama bu Lia.
"Iya, Ibu bikin sarapan apa pagi ini, bu?" Nickolas tengok meja makan.
"Walah Ibu gak tau kak Nicko dirumah jadinya ibu belum bikin sarapan, Tuan Ken juga tadi sudah pergi sejak subuh, apakah kakak mau ibu buatkan mie instan atau oatmeal instan kak?"
"Gak usah bu, aku mau langsung berangkat aja"
"Tapi kak, nanti bisa masuk angin loh kak, sebaiknya ganjal dulu perutnya kak, tunggu sebentar ya kak ibu mau bikinin bubur oatmeal, udah ada air panasnya kok" kata bu Lia.
"Gak usah bu. Gampang masalah perut mah, aku berangkat dulu ya" Nickolas pun melangkah menuju garasi sembari tengok gawai sebentar.
"Tumben Jov gak chat" gumam Nickolas.
"Mari kak" Ucap pak Jepri sopir pribadi kusus penghantar sekolah sembari membukakan pintu mobil.
"Gak usah pak, saya mau naik Bus"
"Hah? Na-naik bus?" Pak Jepri melongo, dia pikir jikapun tidak mau diantar bukankah biasanya memakai mobil sendiri maupun motor?
"Dah ya pak saya jalan sekarang, nanti bapak gak usah jemput" Nickolas melangkah keluar rumah.
Beberapa menit menunggu di halte akhirnya bus yang melintas menuju ke sekolahannya datang, dia pun menaiki bus itu yang kebetulan pagi ini suasana didalam bus sedang sepi penumpang. Dia duduk dengan nyaman sembari mendengarkan musik dengan headset.
"Eh bro, noh noh noh lihat noh ada Nickolas di sonoh" Ucap Albert bersama rombongan (Ivan, Rava dan Vicktor) melihat Nickolas ketika bus itu sedang berhenti di halte berikutnya.
"Manah tayang akoh manah" - Vicktor.
"Lah iya bener itu si Nicko, tumben amat gak ada angin gak ada asep dia naik bus?" - Ivan.
"Kuy samper, samper, samper" - Rava.
"Hoi Nick!" Panggil mereka semua, Nickolas yang duduk di kursi paling belakang tidak mendengar karena kuping masih tersumpel headset sekaligus sedang menoleh kepala ke jendela kaca.
Selagi mereka berempat melangkah menuju Nickolas, Vicktor buru-buru nyerobot mendatangi Nickolas, langsung duduk disebelah Nickolas dan memeluk "Morning tayang-nya akoh ~"
"Hoissh! Kampret lo kunyuk! Bikin kaget aja" umpat Nickolas, kaget.
"Idiw, tayangnya akoh jangan galak-galak cihh ... masih pagi-pagi loh inih ... jangan marah-marah dong ~"
"Minggir hoi!" - Nickolas
"Didekatmu tuh akuh merasa nyaman banget taux Yank ..." - Vicktor.
"Jiaahh yank, yank, yank kepala lo peang Vince!" Ledek semua kawan yang sudah masing-masing duduk di kursi depan mereka, sebagian berdiri.
"Minggir sih lo Vick! Rambut lo bau banget tau!" Nickolas menggeser kepala Vicktor yang sedaritadi mendusel dibahunya.
"Idiw bau? masa bau cihh, ikh tega mamat deh amu ngomong gitu amah akuh. Tadi akuh tuh udah sekilo loh pakek minyak rambut biar wangi sepesial for to" Celoteh Vicktor.
"Jiaah For to? Mantab juga bahasa inggris lo Vince, For you kaleee!!!" Ucap Albert.
"Belicik banget cih kamu! Syuka syuka akoh dong~"
Plak!
Kepala Vicktor digeplak Ivan "Rasain noh"
"Awh, kok amuh nimpuk akuh cih Van, uuhhh atit taux. Huh tuh kan rambut akuh jadi belantakan lagih" Vicktor menggerutu sembari merapikan tambutnya lagi.
Nikolas sendiri geleng-geleng kepala sembari memakai headsetnya lagi.
"Nick" panggil Ivan, Nickolas tidak merespon lalu meremin mata.
"Lah ni orang mau diajakin ngomong malah merem" - Rava.
____
"Nick, lo kemana aja sih jarang banget masuk sekolah, lo udah sering dapet teguran masih aja sering bolos" Tanya Albert ketika mereka sudah sampai disekolahan dan sedang berjalan berombongan.
"Iya Nick bentar lagi UAS loh ..." Sambung Ivan.
"Iya nih tayangnya akoh kenapah amu jarang masuk cekolah cih, akuh tuh angen banget tauk ..."
Serempak semua teman melirik Vicktor, si Vicktor sendiri cengegesan dan kecentilan "Hehehehe"
"Entah apa yang merasuki Miss Vince, makin hari makin parah" - Rava.
"Lama-lama enegh gua liatnya" - Ivan.
"Hilih bilang ajah kalean cemburu khan? Ye khan?" - Vicktor.
"Najes!"
"Husss dahdahdah gausah pada berantem. sinih Vick, katanya lo kangen" Nickolas menarik bahu Vicktor mendekat padanya.
"Aaaaaaa" Vicktor kegirangan langsung nemplok di tubuh Nickolas dari samping.
"Lah???" - All melongo.
"Weeeeek iri khan? Kelean Iri khan? Weeekk" - Vicktor.
"Seperti biasalah kawan" Nickolas menjawab pertanyaaan Albert tadi.
"Biasa apa? Kelayapan? Berantem?" - Albert.
"Yo'i"
"Dasar preman"
Nickolas mengangkat kedua alisnya dengan senyuman cool.
"Nick" Jovan mendatangi rombongan Nickolas.
Jovan ialah teman terdekat Nickolas tetapi dia tidak bergabung dengan rombongan.
"Lo baru sampek juga Jov?" Nickolas melepaskan Vicktor yang sedang memeluknya dari samping.
"Enggak kok, aku udah sampek daritadi nungguin kamu disini" kata Jovan sambil melirik sinis pada Vicktor.
"Widih nungguin?" Bisik Ivan pada Albert.
"Ehem, kita masuk duluan yak Nick" Ucap Albert mewakili.
"Lah, ngapain pada duluan segala? gua aja mau masuk kok" Nickolas kemudian melangkah terlebih dahulu sambil menarik tangan Jovan. Teman-teman menyusul kecuali Ivan diam di tempat.
"Kenapa lo bengong Van?" Albert balik lagi, nyamperin.
"Kagak, gua ngerasa sikap Nicko ke Jovan aga' beda dari kita semua" - Ivan.
"La pan emang mereka sohib kali" - Albert.
"Terus, kita semua sohib Nicko juga bukan sih?"
"Emmmm Gua rasa bukan sikap Nicko yang aneh deh, tapi elu yang aneh Van!" Albert menggeplak jidat Ivan.
Plak!
"Awh," - Ivan.
Kemudian Albert ngacir masuk kedala kelas.
"Woeh anjir lo Al, tunggu woiiii awas gua mau bales lo wooiii!" Ivan pun lari mengejar Albert.