Di alun-alun desa Jangkuk nampak panggung besar. Di atas panggung, duduk 8 laki-laki paruh baya dan 2 orang wanita orang berpenampilan militer dan hunter.
Di belakang mereka, terdapat tulisan besar. "Pelepasan Kelas Persiapan Batch 1259"
Di bawah panggung, seratus anak muda berusia 16 tahun, berbadan tegap berbaris dengan rapi. Mereka mengenakan pakaian ala militer, berwarna hijau. Di pinggang masing-masing kanan tersampir pedang, di pinggang kiri belati. Di punggung tersampir busur dengan anak panahnya.
Salah seorang laki-laki diatas panggung bangkit berdiri, suaranya terdengar menggelegar.
"Hari ini adalah hari pelepasan kelas persiapan batch 1259. Esok hari, kalian akan menuju ibukota dan belajar di akademi militer selama 1 tahun.
Hari ini, di atas panggung ini kita akan menentukan jagoan batch 1259. Jagoan batch akan mendapatkan hadiah jurus ke-3 Military Boxing, 100 koin gold, dan 100 reputasi militer."
"Baiklah, kita mulai saja pertandingan menentukan jagoan batch 1259 ini."
"Dong ...." Gong tanda mulai berbunyi. Ke-5 Intruktur menuju kelasnya masing-masing.
Sebelumnya, mereka sudah melakukan pertandingan kualifikasi. Hasilnya, dari masing-masing kelas akan ada 2 jagoan yang akan memperebutkan gelar jagoan batch.
Sepuluh orang perwakilan dari tiap kelas maju dan mengambil bola undian.
Zuki salah satu di antara perwakilan kelas 5. Badan Zuki nampak tegap dan berisi, tidak lagi kurus seperti bulan lalu.
"Kalian dapat nomor undi berapa?" tanya Kapten Gondo.
"Nomor 5 pak" Jawab Zuki.
"Nomor 7 pak" Jawab teman sekelasnya.
"Salah satu dari kalian harus menang ya. kalian harus bikin bapak bangga!"
"Nomor 1 dan nomor 10, maju ke panggung!"
Nomor 1 adalah jagoan dari kelas 4, sedangkan nomor 10 jagoan dari kelas 2. Begitu juri mengucapkan "Mulai!" nomor 1 langsung berlari dan melompat tinggi, menggunakan jurus [Tinju Harimau Merah] dengan variasi serangan siku ke atas kepala lawannya.
Lawannya tergagap, tidak menyangka akan langsung diserang tanpa basa-basi. Buru-buru dia menanamkan kaki kiri di belakang dan kaki kanan di depan. Badannya sedikit melengkung dan kedua tangan menyilang di atas kepala. Ini adalah variasi dari jurus [Tinju Beruang Hitam], variasi terkuat untuk bertahan.
"Bam!" Si nomor 1 terpelanting ke belakang. Dadanya tertumbuk tinju kanan Nomor 10. Ternyata, meskipun Nomor 10 menangkis, dia hanya menggunakan tangan kiri, sementara tangan kanannya sudah disiapkan mengahntam dada lawan.
"Nomor 10 menang!" Kata juri setelah memastikan Nomor 1 pingsan.
"Selanjutnya, nomor 2 melawan no 8. Silahkan maju ke arena!"
Berselang 1/2 jam kemudian, Zuki maju ke arena. Lawannya adalah nomor 6, perwakilan dari kelas 3. Seorang perempuan. Nomor 6 menghunus pedang sambil tersenyum menantang.
"Cabut pedangmu" Tantangnya, sambil bergerak hati-hati ke depan. Baru saja bergerak dua langkah, terdengar suara seperti pedang disabetkan.
"Swing ..." Zuki menyabetkan pedangnya, ini adalah variasi dari jurus [Pedang Raja], menyerang musuh dengan hawa pedang ketika menghunus pedang.
Ikat kepala nomor 6 tersayat putus, rambutnya terurai. Dikeningnya terdapat bercak darah.
"Nomor 5 menang!" Kata juri. Juri memutuskan, meskipun hanya luka kecil di kening, ini karena Zuki masih memberi ampun. Jika Zuki memilih bagian leher sebagai target, sudah pasti berakibat fatal.
Perwakilan nomor 6 hanya terngaga. Jurus itu cepat sekali. Hanya terdengar suara, tidak ada wujudnya.
Peserta lain juga merasakan ketakutan di dalam hati mereka.
"Ini jurus tingkat tinggi!" Kata salah seorang instruktur. Gak mungkin kapten Gondo mengajarkan ini"
"Ya, ini jurus pedang warisan keluarganya" Jawab Kapten Gondo.
Babak kedua dimulai dengan undian lagi. Kali ini peserta yang mendapat nomor undian 1, akan dinyatakan lolos ke babak final.
Dan kebetulan sekali, Zuki mendapatkan nomor 1. Anehnya, ke-4 peserta yang lain merasa lega.
Rupanya mereka tidak percaya diri menghadapi Zuki.
Dengan tidak menjadi lawan Zuki mereka masih punya harapan untuk mendapatkan posisi 2 dan 3. Meskipun tidak mendapatkan hadiah, setidaknya mereka bisa mendapatkan gengsi.
Dan seperti sudah bisa ditebak, di babak final, kedua lawan Zuki mneyerah sebelum maju. Alhasil, hanya terdapat 1 pertandingan saja di babak finanl, pertandingan menentukan posisi 2 dan 3.
Tanpa halangan, Zuki dinobatkan menjadi jagoan batch 1295 dan mendapatkan hadiah jurus ke-3 Military Boxing, reputasi militer dan koin emas.
Kapten Gondo tertawa-tawa sambil sibuk menerima ucapan selamat dari koleganya. Sementara Zuki dikerumuni teman-temannya.
"Ding! System mendeteksi buku skill, Apakah player ingin mempelajarinya?"
"Pelajari" Kata Zuki.
"Berhasil mempelajari skill [Tinju Ular Sanca]."
[Tinju Ular Sanca]
Level: 1
Kemahiran: 0/100
Bergerak secepat kilat, meninju dari arah yang tak disangka. Memberikan 120% serangan."
"Status Karakter"
[Status]
Player: Zuki
Level: 9
Exp: 2500/30000
Gold: 15.025
HP: 1050 (+250)
MP: 650
STR: 65 (+25)
STA: 105 (+25)
INT: 65 (+25)
AGI: 20 (+25)
Attribut Point: 0
Selama satu bulan ini bekerja keras. Di waktu luang, Zuki pergi berburu monster buas di Hutan tepian. Beberapa skill aktif Zuki sudah mencapai level 5, [Pernafasan Lada] dan Pedang Raja.
Skill [Pernafasan Lada] memberikan tambahan 25 poin tambahan ke setiap stat.
Level skill tertinggi yang Zuki miliki adalah [Tinju Beruang Hitam], [Tinju Harimau Merah] dan [Memanah Rembulan] yang sudah mencapai level 9.
Skill [Tinju Beruang Hitam] Level 9 bisa menyerap 75% damage dan memberikan 150% serangan. Sedangkan [Tinju Harimau Merah] memberikan 200% serangan.
Skill [Memanah Rembulan] adalah skill khusus yang diajarkan instruktur panahan. Ini karena Zuki sangat berbakat dengan panah.
[Memanah Rembulan]
Level: 9
Exp: 100000/100000
Panah rembulan, tepat dijantung hati. Memberikan 250% serangan panah.
Senjata: Panah
Menggunakan skill [Memanah Rembulan] digabung dengan [Double Attack] Zuki pernah memanah mati monster buas level 10 hanya dengan satu kali panah di kepala, menembus tengkoraknya.
Selain itu support skill Alchemy-nya sudah mencapai Basic level 10. Untuk naik level ke level intermediate Zuki harus menunggu level karakternya mencapai 10. Untuk skill yang lain, masih di level 1. Ini karena sulit menemukan master yang mau mengajarkan calon militer.
Di lantai 2 Restoran Mekdi yang terkenal di Desa Jangkuk, Zuki duduk bersama Duke dan Marin. Selain Duke dan Marin, beberapa instruktur, pejabat Desa dan petinggi dari Hunter Guild juga hadir.
Kakek Marin sedang berbicara sambil tangannya mengangkat gelas.
"Di malam yang berbahagia ini saya ingin mengucapkan selamat kepada nak Zuki yang berhasil mendapatkan gelar jagoan batch kali ini."
"Selain itu saya juga akan mengumumkan pertunangan cucu saya Marin dengan Duke."
"Pernikahan akan diadakan 2 minggu kemudian"
Zuki tersedak. Marin dan Duke tersenyum bahagia sambil berpegangan tangan.
"Hei, kalian berdua kan masih muda. Lagian kan kalian mau masuk akademi militer?" Tanya Zuki kepada Duke dan Marin.
Duke berbisik ke telinga Zuki.
"Kakek Marin sudah mengatur supaya kami tidak ikut wajib militer"
"Tapi bagaimana?" Tanya Zuki lagi
"Rahasia!" Kata Marin.
"Maaf ya, aku dan Duke tidak bisa menemani kamu belajar" Sambung Marin, sambil mengelus perutnya yang agak membesar.
Melihat Marin mengelus perutnya, Zuki tersentak
"Kalian!"
Duke hanya mengangguk malu, Marin tersipu.