Pagi hari, Aydan dibangunkan oleh nenek Lasti karena nenek Lastri ingin Aydan menemaninya ke pasar karena nenek Lastri ingin membuat makanan kesukaan Aydan dan orang tua Aydan akan datang hari ini untuk menjenguk Aydan. Orang tua Aydan sudah lama sekali tidak bertemu dengan Aydan, hal ini membuat Aydan sangat senang mendengarnya tetapi Aydan bingung mengapa Aydan bisa tertidur di kamarnya. Karena yang Aydan ingat hanyalah mereka bermain-main dengan tiga anak yang Aydan temui itu. Tetapi, Aydan sudah berjanji dengan mereka dan berniat untuk tidak menceritakan kepada nenek Lastri dan juga kakek Ludiman kejadian tadi malam. Aydan segera bangun dan langsung menuju kamar mandi karena air hangat sudah di siapkan oleh nenek Lastri untuk dirinya mandi. Aydan sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Ayah Saliman , Ibu Lina dan juga Kakak Nabila.
Saat tiba di pasar, Aydan tidak nyaman lantaran bau pasar yang begitu menyengat. Aydan pun berbicara dengan nenek Lastri bahwa Aydan tidak suka dengan bau pasar, nenek Lastri pun hanya tertawa melihat tingkah Aydan yang sangat lucu dan menggemaskan. Nenek Lastri mengingatkan kepada Aydan bahwa Aydan tidak boleh berbicara seperti itu, bagaimanapun kalau tidak ada pasar maka orang-orang akan kesulitan mendapatkan bahan yang segar untuk dimasak dan dimakan nantinya. Mendengar hal itu Aydan hanya memasang wajah cemberut sambil menutup hidungnya dan nenek Lastri pun hanya tertawa sambil memilih bahan makanan yang akan di masak nantinya. Saat nenek Lastri sedang memilih buah-buahan yang akan dibeli, Aydan melihat seorang perempuan di dekat ibu penjual buah itu, perempuan itu hanya melihat ke arah ibu pejual buah itu dan tidak berbicara apapun. Perempuan itu berambut panjang dengan baju yang robek dan juga kotor, Aydan heran mengapa nenek Lastri dan juga ibu penjual buah itu tidak menyadari kalau ada orang di dekat mereka dan ketika perempuan itu melihat ke arah Aydan, Aydan kaget dan langsung berteriak sehingga membuat nenek Lastri, penjual buah serta orang-orang pengunjung pasar melihat ke arah Aydan.
"Aydan, kamu kenapa? Kok teriak-teriak." kata nenek Lastri
"Nek, Aydan takut..." Aydan menjawab dan memegang erat lengan nenek Lastri
Nenek Lastri lanjut bertanya "Takut apa Aydan? Kamu takut bau pasar?" dan nenek lastri tertawa bersama penjual buah
Aydan menggelengkan kepalanya dan berkata sambil menunjuk perempuan itu "I-Itu nek... ka-kakak itu melihati Aydan."
Ibu penjual buah itu berkata kepada Aydan "Kamu liat apa nak? Liat anak ibu ya?"
Perkataan itu membuat nenek Lastri terkaget dan membuat nenek Lastri berkata dengan nada panik "Anak? Tidak ada siapa-siapa disini."
Ibu penjual buah itu pun tersenyum sambil berkata "cucu ibu ini spesial ya, bisa melihat anak saya yang meninggal 1 bulan lalu karena kecelakaan."
Akhirnya nenek Lastri mengerti apa yang dimaksud oleh penjual buah itu, nenek Lastri pun memeluk Aydan yang terlihat ketakutan hingga tidak berani membuka matanya dan pergi meninggalkan penjual buah itu tanpa membeli. Nenek Lastri memutuskan untuk langsung pulang menuju rumah meskipun beberapa bahan belum sempat ia beli untuk dimasak nanti.
Sesampai di rumah, Aydan langsung memeluk kakek Ludiman yang sedang duduk sambil menikmati segelas kopinya. Kakek Ludiman bingung mengapa Aydan menangis sehabis pulang dari pasar dan langsung bertanya ke nenek Lastri ada apa di pasar hingga Aydan menangis dan belanjaannya sangat sedikit sekali "Kok Aydan menangis bu? Ada apa?"
"Aydan tadi melihat anak perempuan pemilik toko buah sewaktu ibu memilih buah-buahan tadi, ibu juga tidak sempat beli bahan-bahan sayur lainnya karena Aydan sudah ketakutan." jawab nenek Lastri.
Mendengar hal tersebut kakek Ludiman kaget dan langsung bertanya ke Aydan apa yang ia lihat dan mengapa sampai ketakutan "Cucu kakek kenapa sampai takut begini? Apa perempuan itu mengganggu Aydan?" Aydan yang masih ketakutan hanya terus memeluk kakek Ludiman sambil menangis dan tidak menjawab pertanyaan kakek Ludiman, kakek Ludiman pun tersenyum dan mencoba menenangkan Aydan yang terus menangis sambil berkata
"Sudah tidak ada apa-apa, kakek ada di sini dan enggak ada yang bisa ganggu Aydan lagi, sekarang kamu mandi dan bersihkan badanmu karena sebentar lagi ayah dan ibu kamu sampai, kakek enggak mau peluk Aydan karena Aydan sudah bau asem,"
Mendengar ucapan kakek Ludiman membuat Aydan semangat dan menghapus air matanya sambil berkata "Kak Nabila ikut kan kek? Aydan kangen sama kak Nabila, Aydan mau main sama kak Nabila kek soalnya Aydan di sini tidak ada teman bermain."
"Tentu saja kak Nabila ikut, kan kak Nabila juga kangen sama Aydan dan kamu juga sebentar lagi akan mendapatkan adik baru." kata kakek Ludiman dan membuat Aydan kaget.
"Adik baru kek?" kata Aydan yang melihat kakek Ludiman dengan serius.
"Iya, nanti kamu lihat saja ya, sekarang kamu bersihkan dulu badan kamu, ayo bu mandikan Aydan" lanjut kakek Ludiman.
"Yuk sayang, nenek juga sekalian taruh belanjaan tadi di dapur" kata nenek Lastri.
Saat mereka menuju dapur dan menaruh barang belanjaannya, Aydan langsung mengambil handuk untuk mandi di belakang dekat sumur. Saat ingin mengambil handuk, Aydan kembali terdiam lantaran Aydan melihat tiga anak kecil yang ia temui semalam berada tepat di depan sumur, Aydan tersenyum melihat mereka dan mereka yang menyadari keberadaan Aydan ikut tersenyum dan melambaikan tangan ke Aydan. Nenek Lastri yang akhirnya ke belakang untuk memandikan Aydan melihat Aydan sedang tersenyum dan merasa aneh kenapa Aydan melihat ke arah sumur sambil tersenyum, nenek Lastri pun menghampiri Aydan dan menegurnya.
"kamu kenapa sayang kok seyum-senyum?" kata nenek Lastri. "kamu melihat sesuatu lagi ya?" lanjutnya.
Aydan hanya menggelengkan kepala dan langsung menuju kamar mandi, nenek Lastri yang masih kebingungan pun ikut dengan Aydan dan memandikan Aydan.
Selepas mandi Aydan duduk di depan bersama kakek Ludiman sambil menunggu ayah, ibu dan juga kak Nabila. Aydan bertanya kepada kakek Ludiman kenapa ayah dan ibu belum datang, kakek Ludiman pun tertawa melihat Aydan sudah tidak sabar bertemu mereka.
"Kakek ketawa terus, Aydan kangen mau ketemu ayah dan ibu." ucap Aydan sambil memasang muka cemberut.
"Sabar Aydan, sebentar lagi mereka sampai kok." kata kakek Ludiman sambil mengusap kepada Aydan.
"Inget ya Aydan, kamu enggak boleh menceritakan kejadian tadi ke ayah dan ibu kamu. Nanti ayah dan ibu kamu marah ke kakek karena kakek enggak bisa jaga kamu." lanjut kakek.
Aydan yang bingung dengan perkataan kakek Ludiman hanya bisa mengangguk pelan untuk mengiyakan. Tak lama berselang ayah Saliman, ibu Lina dan juga kak Nabila sampai ke rumah kakek Ludiman. Aydan yang melihat pun langsung berlari sambil teriak gembira karena ayah dan ibu serta kakaknya datang untuk menjenguk Aydan. Aydan yang berlari langsung memeluk ayah dan ibunya tetapi Aydan kaget melihat perut ibu yang besar dan Aydan bertanya ke ibunya.
"perut ibu kenapa?" kata Aydan bingung sambil memegang perut ibunya.
Kak Nabila yang iseng langsung mencubit pipi Aydan sambil berkata "Kamu ini, jangan kencang-kencang pegang perut ibu, ibu lagi hamil dan sebentar lagi kita dapat adik baru." kata kak Nabila.
"Aduh kak ampun kak." ucap Aydan ambil kesakitan.
"Kakak, jangan di cubit pipinya Aydan, kan Aydan enggak tahu kalo ibu sedang hamil, enggak boleh begitu ah sama Aydan" ucap ibu Lina ke kakak Nabila.
"Jadi sebentar lagi kita punya adik kak? Asik, Aydan mau punya adik." lanjut Aydan sambil loncat kegirangan.
Mendengar teriakan Aydan, nenek Lastri langsung menuju depan dan kaget setelah melihat kedua orang tua Aydan datang sementara masakannya belum siap. Kakek dan nenek merasa senang karena melihat ayah dan ibu serta kak Nabila datang, nenek Lastri dan juga kakek Ludiman menanyakan soal kabar anak yang ada di kandungan Lina.
"Kandungan kamu gimana kabarnya?" tanya nenek Lastri.
"Alhamdulillah baik bu, kabar ibu dan bapak gimana? Sehat?" ucap Lina.
"Kami juga sehat kok, Saliman kamu gimana kabarnya?" lanjut nenek Lastri.
"Saliman juga baik bu" jawab Saliman.
"Sudah-sudah, ayo masuk ke dalam sambil ibu selesaikan masaknya dan mereka bisa istirahat sebentar." sambung kakek Ludiman.
"Biar Lina bantu ibu masak ya, biar cepat jadi." kata Lina.
"ya sudah kalau begitu, yuk bantu ibu masak." ucap nenek lastri.