Malam pun tiba, mereka asik mengobrol, bermain dan bercanda sampai lupa kalau hari sudah malam, Aydan pun sudah mengantuk dan ingin tidur. Aydan mengajak kak Nabila untuk tidur bersama di kamarnya. Ayah Saliman juga segera beristirahat dan mengajak ibu Lina tidur di kamarnya yang dulu, kamar yang berada di paling ujung dekat sumur itu. Tetapi ibu Lina menolak lantaran takut dan ingin tidur dengan Aydan dan juga kak Nabila. Kakek Ludiman pun mengatakan bahwa kamar ayah Saliman belum di bersihkan dan masih berantakan. Nenek Lastri pun setuju dengan kakek Ludiman, ayah Saliman harus tidur dengan Aydan dan juga kak Nabila sekaligus menjaga Aydan dan juga kak Nabila. Untuk mempermudah ayah Saliman meminta bantuan jika terjadi sesuatu karena kamar kakek Ludiman dan juga nenek Lastri tidak jauh dari kamar Aydan walaupun harus menggunakan kasur tambahan untuk mereka tidur bersama.
Mereka masuk kamar masing-masing, begitupun kakek Ludiman dan juga nenek Lastri yang sudah memasuki kamar mereka lantaran hari sudah malam dan juga sudah capek karena bercerita dan tertawa. Ayah Saliman dan juga ibu Lina pun masuk ke kamar tidur dengan Aydan dan juga kak Nabila. Aydan dan Ayah Saliman tidur di kasur bawah, sedangkan ibu Lina dan juga kak Nabila tidur di kasur atas. Aydan pun merasa senang tidur dengan mereka karena Aydan sudah lama tidak tidur Bersama-sama. Beberapa saat kemudian, kak Nabila dan juga ibu Lina sudah tidur lelap karena lelah setelah bermain dengan Aydan seharian dan menempuh perjalan jauh, tetapi ayah Saliman belum tertidur karena Aydan belum tidur. Aydan terlihat seperti memikirkan sesuatu, ayah Saliman pun bertanya kepada Aydan "Kamu kenapa Aydan?"
"Ayah, kapan Aydan bisa pulang ikut ayah dan ibu?" Jawab Aydan manja.
"Memang kenapa sayang? Aydan tidak suka tinggal sama kakek dan nenek?" Kata saliman sambil mengusap kepada Aydan.
"Nenek dan Kakek baik sama Aydan, mereka sayang Aydan kok." Jawab Aydan.
"Lalu? Kenapa Aydan ngomong seperti itu?" Lanjut ayah Saliman.
"Aydan disini tidak punya teman yah, Aydan di sini selalu bermain sendirian." Jawab Aydan cemberut.
"Kan kalo Aydan ikut ayah dan ibu pulang, Aydan bisa main sama kak Nabila setiap hari." Lanjut Aydan.
"Sabar ya sayang, nanti kalau misalkan Aydan sudah berumur-6 tahun, Aydan ikut ayah sama ibu pulang ya." Kata ayah Saliman menghibur Aydan.
"Kenapa lama banget ayah?" Kata Aydan dengan mata berkaca-kaca.
"Aydan sayang sama ayah dan juga ibu kan?" Tanya ayah Saliman.
"Iya, Aydan sayang ayah, ibu dan juga kak Nabila?" Jawab Aydan.
"Tunggu umur Aydan sampe 6 tahun ya, baru Aydan boleh pulang." Kata ayah Saliman memberi semangat.
"Iya ayah, janji ya ayah. Aydan 6 tahun, ayah sama ibu jemput Aydan." Kata Aydan.
Begitu tidak tega nya ayah Saliman mendengar bahwa Aydan tidak mempunyai teman disini karena dijaga ketat oleh kakek Saliman. Aydan tidak boleh keluar rumah oleh kakek Ludiman lantaran kemampuan yang Aydan punya. Sebenarnya ayah Saliman ingin sekali membawa Aydan pulang ikut bersama nya. Namun, ayah Saliman tidak bisa berbuat banyak lantaran beberapa faktor yang membuatnya tidak bisa membawa Aydan pulang, diantara nya ekonomi ayah Saliman yang sedang sulit sehingga ayah Saliman tidak bisa membawa Aydan pulang ikut bersama nya.
"Ya sudah, sekarang Aydan tidur ya, sudah malam." Kata ayah Saliman.
"Iya, Aydan harap ayah, ibu, dan juga kak Nabila di sini terus." Kata Aydan sambil memejamkan matanya.
"Ayah, ibu dan juga kak Nabila bakalan sering ke sini kok, jenguk anak ayah yang paling ganteng dan juga kebanggaan ayah dan ibu." Kata ayah Saliman sambil mengusap kepala Aydan.
Tengah malam, jam menunjukan pukul 01.00 pagi. Saat semua orang tertidur lelap. Aydan terbangun karena ingin buang air kecil, dia berlari ke arah kamar mandi karena sudah tidak tahan ingin buang air kecil. Setelah buang air kecil, Aydan di kejutkan kembali oleh tiga anak kecil yang waktu itu bermain bersamanya. Kali ini Aydan sudah tidak takut karena mereka anak-anak yang baik dan ingin bermain bersama Aydan. Mereka sadar karena di lihat Aydan, anak yang bernama Michele menghampiri Aydan dan mengajaknya bermain dan Aydan pun mengikutinya bermain bersama tiga anak itu.
"Kalian kok datang kesini terus?" Tanya Aydan.
"Iya, kami senang bermain disini karena tempatnya sangat enak dan kita bisa bermain sesuka hati." Jawab Michele.
"Iya, kami tidak pernah di usir jika bermain disini." Lanjut Nelia.
"Ayo, bermain sama kami." Sambung Cleopatra.
"Baiklah, tetapi kenapa kalian selalu muncul ketika malam hari?" Tanya Aydan yang heran.
"Karena kami hanya boleh bermain di malam hari." Jawab Michele menjelaskan.
"Iya, ibu kami melarang kami bermain di siang hari." Sambung Cleopatra.
"Hari ini ada ayah,ibu dan kak Nabila datang." Ucap Aydan menjelaskan yang terjadi hari ini.
"Apa kita bisa bermain dengan kak Nabila? Dia itu kakak ku." Lanjut Aydan semangat.
"Tidak! Kakak mu tidak boleh ikut bermain bersama kami." Tolak Michele.
"Loh, kenapa kak? Kan biar teman kita tambah banyak, kalau lebih banyak jadi lebih seru." Tanya Cleopatra.
"Iya kak betul." Ucap Nelia setuju.
"Dengarkan kakak ya, kakak nya Aydan tidak bisa bermain dengan kita." Jawab Michele.
"Tapi kenapa kak?" Tanya Nelia heran.
"Nelia, Cleopatra, yang bisa lihat kita itu hanya Aydan." Jawab Michele.
Nelia dan Cleoparta seketika terdiam mendengar omongan Michele, Aydan pun demikian terdiam mendengar Michele bicara seperti itu. Aydan yang tadi nya ingin membangunkan kak Nabila untuk mengajak nya bermain bersama mereka mengurungkan niatnya karena Michele bicara seperti itu. Akhirnya mereka bermain bersama berempat tanpa kak Nabila.
Jam menunjukan pukul 03.00 pagi, ibu Lina terbangun dari tidur nya lantaran haus. Ketika ingin bangun untuk keluar kamar, ibu Lina bingung dan kaget karena Aydan tidak ada di samping ayah Saliman. Ibu Lina yang panik pun membangunkan ayah Saliman yang sedang tertidur lelap dan sulit dibangunkan.
"Mas, bangun mas !!" Ibu Lina membangunkan ayah Saliman dengan wajah panik.
"Mas, cepet bangun !! Aydan kemana mas?" Lanjut ibu Lina.
"Ada apa sih bu, bapak masih ngantuk nih" Jawab ayah Saliman sambal menahan ngantuk.
"Mas, Aydan kemana? Kok tidak ada disampingmu?" tanya ibu Lina yang panik.
Ayah Saliman yang menengok untuk melihat Aydan namun tidak berkata "Loh, iya bu, Aydan kemana ya?"
"Kok kamu nanya sama aku sih, kan Aydan tidur nya sama kamu mas" Jawab ibu Lina yang semakin panik.
"Ayo mas kita cari Aydan" Tambah ibu Lina.
Ayah Saliman dan ibu Lina pun segera mencari Aydan. Saat keluar kamar dan mencari Aydan, ibu Lina mendengar suara anak tertawa seperti sedang bermain, ibu Lina meminta dan mengajak ayah Saliman untuk mencari ke arah belakang sumber suara tersebut. Dengan hati-hati, ibu Lina dan ayah Saliman pun menuju ke arah belakang dan betapa kaget nya mereka melihat Aydan sedang bermain sendirian. Tidak ada seorang pun di belakang sana kecuali Aydan yang sedang bermain. Aydan terlihat sedang bermain dengan orang lain, tetapi tidak ada siapapun disana. Ibu Lina yang sudah lemas karena melihat Aydan bermain sendirian di dekat sumur akhirnya meminta ayah Saliman untuk mengambil Aydan secara cepat.
"Aydann!!!" teriak ibu Lina.
"Aydan. Kamu ngapain disana? Kamu kenapa main malam-malam." kata ayah Saliman sambil menghampiri Aydan dan menggendongnya.
"Ayo mas, cepet bawa Aydan masuk ke dalam." kata ibu Lina panik.
Ayah Saliman dan juga ibu Lina yang masih panik membawa Aydan masuk dan membawa Aydan ke ruangan tengah. Ayah Saliman dan ibu Lina bingung kenapa Aydan bisa bermain sendirian di dekat sumur di malam hari. Nenek Lastri yang terbangun kaget karena suara ribut di ruang tengah, langsung keluar kamar dan melihat kegaduhan di ruangan tersebut.
"Ada apa ini ribut-ribut?" Tanya nenek Lastri bingung.
"Ini bu, Aydan tadi bermain sendirian di dekat sumur malam-malam." Jawab ibu Lina yang sudah lemas dan panik.
"Astaga, kamu ngapain di sumur malam-malam Aydan?" Tanya nenek Lastri sambil menghampiri Aydan. Namun Aydan tetap diam dan menggelengkan kepala enggan menjawab.
"Aydan, cepat jawab pertanyaan ayah, kamu ngapain malam-malam di dekat sumur?" Tanya ayah Saliman yang marah dan panik.
"Ay-dan..." Jawab Aydan terbata-bata.
"Aydan di ajak main sama tiga anak itu yah." Jawab Aydan sambil nunjuk kearah sumur.
Semua orang yang ada di ruang tengah terdiam bagai tersambar petir, mereka semua kaget mendengar jawaban Aydan. Nenek Lastri pun langsung menuju kamarnya untuk membangunkan kakek Ludiman yang masih tertidur lelap. Ayah Saliman melihat ibu Lina yang lemas lantaran melihat kejadian tadi segera mengambil air putih untuk ibu Lina. Tidak perlu waktu lama, kakek Ludiman pun terbangun dari tidurnya dan diceritakan kejadian yang terjadi oleh nenek Lastri. Kakek Ludiman kaget dan panik mendengarnya langsung menghampiri Aydan di ruang tengah. Ayah Saliman pun menceritakan semua kejadian yang dialami dan dilihat oleh ibu Lina dan ayah Saliman. Aydan langsung dibawa ke kamar oleh nenek Lastri, di ikuti oleh ibu Lina yang masih lemas karena kejadian tadi.
"Untung ada Lina yah." Kata ayah Saliman yang masih bingung dengan kejadian tadi.
"Apa ayah tau soal tiga anak kecil itu?" tanya ayah Saliman.
"Ayah tidak tau soal tiga anak kecil itu dan Aydan juga tidak menceritakannya ke ayah." Jawab Saliman menggelengkan kepala dengan bingung.
"Sudah, ini sudah malam. Lebih baik kamu kembali ke kamar dan kamu tenangkan Lina yang masih ketakutan itu." kata kakek Ludiman menenangkan ayah Ludiman.
"Baiklah." Jawab ayah Saliman sambil menuju kamarnya.