WARNING TYPO!
.
Di jalan menuju kosan, kedua orang itu di selimuti sunyi senyap dan Rasya sudah menggerogoti jarinya tidak tahan akan keterdiaman Bella yang biasa seperti itu tetapi sekarang malah membuat Rasya kelimpungan ingin memaki siapapun yang dia liat untuk merasakan, bagaimana perasaan saat tau temanmu yang tidak pernah marah menunjukkan kemarahannya sambil diam seribu bahasa.
Rasya mencoba berpikir dengan otak udang yang dia punya, harus bicar apa dia untuk menarik perhatian Bella yang bahkan dia berdehempun tidak di komentari seperti biasanya. Dia akhirnya membenarkan ucapan Bella tadi di caffe, jika otaknya memang kecil.
Dia tidak menemukan cara apapun, tapi akhirnya dengan satu keberanian dia memanggil.
"Bella!"Hal itu membuat temannya berhenti kemudian menoleh perlahan.
Kedua mata rasya membesar, dia menemukan aliran air membasahi kedua pipi temannya itu yang menatap kearahnya dengan kerutan di dahi seakan tidak menyadari jika dia menangis.