Kayla duduk dengan Bella dan Rasya, teman satu kelasnya yang paling dekat dengannya. Yang satu paling cerewet dan yang satu suka mendebat keras kepala.
Tapi bisa dikatakan Kayla akhirnya bisa mendapat teman dekat, sebenarnya mereka bertiga saling menguntungkan tentang nilai. Mereka dekat karena saling membantu dalam tugas maupun ulangan.
Mereka tidak mencoba mencururangi satu sama lain, lebih ke saling memahami dan membantu.
Kemudian mereka memesan, Kayla sedang ingin makan gorengan dengan sambal kacang dan tahu gejrot. Jadi dia pesan dua makanan itu bersama air putih.
Kayla sedari sampai dan menjatuhkan bokongnya diatas kursi kantin, fokusnya selalu pada hp. Dia sedang asik membaca novel online, judulnya Eat me, sir.
Kayla sampai ngakak beberapa kali sambil memukuli Rasya yang tepat duduk disisinya.
"Anjir, ihh!!. Lu kalau mukul bikin gue sakit badan, gila!. Baca gituan aja sampe begininya. Pindahlah gue anjir," omel Rasya sambil pindah duduk disebelah Bella, berhadapan dengan Kayla.
Kayla cuma nyengir habis itu lanjut baca sambil nunggu pesanan.
"Rasya, anter gue ke kamar mandi. Gue ada panggilan 88,"
"Hah?."Rasya menjawab tidak mengerti.
Sedang Kayla masih anteng memandang hpnya.
"Hiss, udah yuk. Gue pengin boker,"
"Anjir, mau boker aja pake kode panggilan 88. Ajib emang temen gue!" ujarnya mendengus.
Keduanya berdiri sambil berpesan pada Kayla, jika pesanan mereka datang tolong amankan dan jangan icip-icip dulu.
Kayla angguki saja.
Ini, Kayla ngakak karena bagian prolog novel online Eat me, sir. Milik Anajw0. Kok rasanya mirip-mirip kaya Kayla waktu malam pernikahan.
Bikin ngakak, sampe perut kekocok. Ini lagi, abang Farhan. Tinggal lamar anak orang kok sulit, pake acara ikrar dulu dua tahun. Dahlah, Kayla ngakak.
Sampai beberapa lama kemudian Kayla yang terus menunduk menyadari kedua temannya sudah datang, mendengar suara kursi yang diduduki.
Ketika Kayla lagi ngakak dan ingin pukul orang.
Dia pukul Rasya dihadapannya sambil bilang.
"Ih, lucu banget novelnya—Hahahaha.. lu kudu baca... " ketika sadar orang yang dihadapannya adalah seorang laki-laki, suara Kayla langsung memelan lirih kemudian terkejut.
Karena mendengar suara orang yang mengaduh itu, bukan seperti suara Rasya yang cerewet dan cepreng. Ini terdengar berat dan kasar.
"Heh!!!." Kayla sampai melompat dari kursinya.
"Hahh!!" Lelaki dihadapannya ikut terkejut membalas.
"Kamu siapa?. Kenapa bisa duduk disana, itu tempat duduk temen saya!." Ujar Kayla setelah dapat menyesuaikan diri kembali.
"Yeiyyy, lapet! Ini kursi kantin, suka-suka akulah mau duduk dimana. Kau yang harusnya ku tanya ngapa pula pukul-pukul aku saja!." jawab laki-laki dihadapan Kayla yang suaranya keras.
Kayla terkejut, dia menatap lelaki itu merasa bersalah sekaligus malu.
Dengan rasa tau diri, Kayla akhirnya meminta maaf dan duduk kembali.
Tapi laki-laki didepannya tetap saja memasang wajah kesal. Kayla kembali menekuni ponselnya dan mencoba mengabaikan suara laki-laki dihadapannya, yang kok kalau ngomong suaranya seperti orang emosian terus.
Suara pesan masuk membuat Kayla langsung benar-benar senang. Soalnya, yang ngirim pesan suami tercintanya.
Mas Admaja: Dek... kepala mas pusing.
Kayla: Loh. Tadi pagi nggak ada ngeluh pusing tuh, mas udah minum obat?.
Mas Admaja: Gak tau dek. Badan juga pada sakit, gak enak badannya mas.
Kayla: Ijin aja kalau mas gak kuat. Masih ada kelas gak?.
Mas Admaja: Udah selesai kelasku. Tapi aku ada rapat bahas penelitian diluar kota ituloh, yang disurabaya.
Kayla: Emangnya gak bisa ijin?. Kalau gitu nanti aku telepon Udin buat dateng ke kampus deh, buat nyupirin kamu.
Aku tungguin sampe kamu pulang dimobil ya, kunci mobilnya taruh dimeja kamu biar aku ambil.
Mas Admaja: Oke, babe. Aku rapat dulu deh. Muahhh.
Kayla tersenyum melihat pesan terakhir dari suaminya. Kayla cemas sekaligus senang, suaminya selalu mengabari melalui pesan.
Sering juga suaminya membuat Kayla khawatir karena ditelepon tidak diangkat karena lupa mengabari.
"Onde mande!! Ada gilanya kau tadi pukul aku sekarang senyum-senyum sendiri macam kuntilanak kuburan!!."
Hancur perasaan senangnya karena ucapa laki-laki dihadapannya. Kayla menarik napas dan hembuskan, mungkin pria dihadapan Kayla ini masih tidak terima.
Makannya cari masalah, jadi Kayla maklumi dan biarkan saja sampai kedua temannya datang dan berpindah tempat duduk.
Jauh. dari si lapet-lapet itu!.