Dari kelasnya, dia dahului teman-teman setelah merayu Rasya agar membiarkan dia pulang sendiri karena urusan urgent. Tentu saja, karena dia mau ambil kunci mobil suaminya di meja kantor khusus dosen.
Kampus terlihat lebih lenggang ketika sore, sebab sebagian besar penghuninya telah pulang di karenakan kelas yang sudah selesai.
Kayla melihat ponsel, untukk membalas pesan mas suami.
Berjalan tanpa peduli dengan sekitarnya, sudah jadi kebiasaan Kayla. Abai dan tidak memerhatikan jika tidak begitu penting untuk diliat. Kayla masuk mengucap salam sambil mendorong pintu, kemudian melihat jika ruangan itu kosong.
Jadi Kayla berjalan kearah meja yang ada dipojok dimana bertuliskan.
Yasa Admaja, M. Psi.
Kemudian Kayla mendapati kunci mobil suaminya didekat tumpukan kertas makalah.
"Kenapa sih, harus buat makalah yang berlembar-lembar kalau mau persentasi... hisss."Gerutu Kayla melihat ada sepuluh makalah lumayan tebal diatas meja suaminya.
Setelah itu dia berjalan keluar mencari mobil suaminya, Kayla tidak jadi memanggil Udin untuk menyupiri sang suami.
Kalian tidak salah kok, pak Yasa yang disukai anak jurusan Paud memang sudah menikah. Dan istrinya itu salah satu mahasiswanya, Kayla.
Mereka masih pengantin baru, baru ada setahun lebih menikah. Masih seumur jagung berjalan.
Kayla berumur 24 tahun. Jadi biar author jelaskan.
Dulu, semasa SD kelas tiga, Kayla pernah tidak naik kelas karena belum bisa membaca. Kemudian ketika lulus SMA Kayla tidak langsung kuliah, mangkir satu tahun. Jadi ketika daftar kuliah, Kayla sudah berumur 22 tahun.
Kayla berinisiatif mengendarainya, biar nanti dia nego dengan suami. Karena sebenarnya dia belum diijinkan mengendarai mobil maupun kendaraan lainnya jika bukan mas suami atau supir suruhannya.
Kayla duduk di bagian setir dan mengeluarkan ponsel untuk mengirim pesan pada mas suami.
Kayla: Mas Udah selesai rapat.(read)
Kayla: Mas!. udah keluar belum?. Jangan di read aja!! Pesanku bukan koran sindu!.(read)
Kayla: Aku udah dimobil. Kalau udah keluar ruang rapat, kabarin aku.
Mas Admaja: Ya.
'Eh buset, cuek benar kutengok.'
Mas suami minta banget nggak di kasih jatah sebulan. Pengin banget ngerasain pusing karena nahan-nahan, sedang si perkutut sudah ingin masuk kandang.
Kayla mengerutkan alis sebal dan membuka aplikasi baca dan melanjutkan bacaannya yang tertunda karena ledekan laki-laki medan yang tidak sengaja di pukul, kiranya Rasya ternyata lapet.
Namun sudah hampir setengah jam, wujud suaminya belum juga terlihat.
Jika berlama-lama didalam mobil dia bisa keracunan. Uh, kebiasaan suaminya. Bisa jadi dia sedang diskusi dengan dosen senior atau malah mengobrol panjang macam ibu-ibu gosip yang ketemu dijalan.
Kayla berdecak sambil bersidekap. Dia ingin keluar, tapi takut sulit buat masuk mobil lagi karena kampus masih terlihat sedikit ramai.
Dia bisa ketahuan nanti. Bisa panjang urusannya kalau sampai masuk akun gosip kampus kuning, nanti dikira Kayla simpanan dosen lagi.
Padahal labelnya halal. Ngapain jadi simpenan. Habisnya, ngapain pula Kayla buat rahasiakan hubungan terikat halal antara dia dan mas dosen.
"Huh." Kayla mendengus dengan pemikirannya yang melalang Buana tanpa batas.
Sampai akhirnya dia melihat paras suaminya yang berjalan dengan kemeja dan celana bahan yang pagi tadi dia pilihkan.
Tinggi tubuhnya menambah kesan maskulin, suaminya berhenti berjalan ketika ada tiga mahasiswa mendekat kearahnya. Mereka tertawa entah tentang apa, karena yang dia lihat. Mahasiswa itu terlihat salah tingkah dan terus memutar tubuhnya terlihat gugup.
Ini nih, derita punya suami dosen yang banyak fans. Tidak tebar pesona saja sudah didekati lalat, bagaimana kalau tebar pesona. Busuk nanti suaminya karena didekati banyak lalat.
Ingat ya, perselingkuhan hanya akan mematahkan banyak hati. Awas saja kalau sampai suaminya kepincut mahasiswa genit, apalagi yang sudah punya daddy. Biasanya mereka paling berani dekati dosen, skillnya nggak main-main.
Ketika suaminya masuk kedalam mobil, Kayla tanpa beri kesempatan langsung berkata.
"Lama banget sih!."
"Sorry, sayang."Yasa menyelipkan tangan kebelakang istrinya dan menariknya untuk memberikan ciuman mesra pada bibir mengerucut milik Kayla.
Setelah melepas ciuman dia berkata."Aku tadi habis ngobrol sama Pak Rahmat, minta saran dan masukan ketika nanti kita mulai penelitian. Dia udah berpengalaman."
"Ya tapi, kabarin kek. Aku udah kirim pesan pun cuma diread kaya koran. Pas dijawab 'ya' doang. Nyebelin banget!!." Cerocos Kayla memulai perang.
"Yaudah deh, aku udah di mobilkan sekarang. Mending balik. Eh tapi!! Si Udinnya mana?."
"Gak ada!!."
"Loh kok, terus yang bawa mobil siapa?."
"Akulah!!!"
ayasa langsung meninggikan suaranya memprotes,"Ya gak bisa dong, sayang!! Gak, pokoknya nggak. Mending aku yang bawa, sini. Tuker tempat."
"Nggak mau,"jawab Kayla keukeuh dan kemudian langsung men stater mobil milik suaminya.