Chereads / Aku milik pak dosen. / Chapter 26 - Kebiasaan Kayla ketawain hp.

Chapter 26 - Kebiasaan Kayla ketawain hp.

Hal itu membuat Tono mengangkat wajahnya dengan bodoh sedang Rasya dan Bella sudah tertawa menggebrak meja.

"Sialan! Gue sakit perut sama gombalan si Kayla!"Kata Rasya memegangi perutnya dan menatap wajah Tono yang memerah.

"Kampret sih, nggak ada aba-abanya kalau mau gombal orang. Untung gue ngak jantungan."Timpal Bella yang mengusap air di sudutu matanya karena tertawa terlalu keras.

Sedang di belakang punggung Kayla Yasa mengernyit menahan tawa, istrinya ternyata seperti ini jika di kantin bersama temannya.

"Jangan gitu lah, Kay. Aku bisa di pesan satu set, nggak bisa setengah-setengah.""Jawab Tono pada akhirnya.

Sontak jawaban Tono membuat ketiganya tertawa terbahak-bahak sedangkan Tono sendiri malahan tersipu karena gombalan Kayla. Dia ada rasa kagum dengan kayla, yang pernah memberikan sebuah siraman rohani yang menyirami hatinya yang tandus kala putus asa walau di bantu oleh Rasya dia tidak segera menerima karena takut tidak sukses dia akan berhutang dan membuat Rasya dan kakaknya menyesal telah membantu dia.

Itu akan menjadi beban yang lebih berat baginya, dia tidak mau seperti itu.

Tapi Kayla datang, dia mendengarkan keluh kesah juga beberapa hal yang membuatnya ragu. Kayla tidak menyela saat dia berbicara, tidak menghakimi dan begitu menghormati tiap kalimat yang dia ucapkan saat dalam masa paling buruk di hidupnya. Bahkan Kayla yang akan menjadi jaminan jika Rasya sampai meminta timbal balik ketika Tono tidak bisa melakukan yang terbaik, tapi nyatanya sampai saat ini tidak terjadi seperti yang Tono pikirkan.

Rasya sangat baik, bahkan Bella Dan Kayla mencarikan dia pembantu untuk mengerjakan bagian masak di warung kantin bagian miliknya.

Di kantin ini banyak warung dan di meja-meja banyak tersedia cemilan siap makan, kadang kalau lama menunggu menu datang mereka akan lebih dulu memakan cemilan yang memang di sediakan gratis untuk mahasiswa yang sedang berada di tanggal tua.

Setelah selesai memesan, Tono segera mengulangi semua pesanan ketiganya dan pamit pergi untuk membuatkan pesanan. Sebab ada yang lain juga yang tengah memesan bagian warungnya.

"Kalau gitu saya balik dulu buat masak pesananya."

"Oke, jangan lama-lama di sini. Nanti si Kayla gombal lagi."Ujar Bella yang di angguki Tono dengan kekehan.

Di belakang ketiganya, tidak sadar jika para dosen berada di sana sesekali memerhatikan pada mahasiswa yang ada di kantin. Terutama Yasa yang memerhatikan punggung sang istri begitu intens, sampai Laila di sisinya merasa di abaikan. Pesanan mereka belum datang, jadi beberapa dosen senior mulai berdiskusi dan bercerita, ada beberapa yang menceritakan tentang istrinya dengan nada jenaka yang sarat akan pembahasan dewasa.

"Saya kesel ini, tadi pagi berniat puasa tapi si perkutut malah bangun. Akhirnya saya datangi istri dan bilang butuh bantuan, istri malah ketawa tapi mau gimana lagi. Emang begini fasenya kalau belum masuk kandang."

"Lemah bapak itu."Saut dosen yang dua tahun lebih tua dari Yasa kepada dosen senior itu.

"Bukan lemah, inikan kalau sudah begitu susah di jinakin tanpa istri. Dari pada saya pusing setengah mati nahannya, mending saya ajak sekalian istri buat senang bareng."Jawabnya dengan kekehan.

Aduh, pembahasan mereka itu kadang begitu vulgar dan terbuka sekali sampai terkadang Laila malu dan Yasa yang akan menimpali untuk merubah topik melindungi Laila dari pembahasan vulgar para senior. Tapi sekarang, kenapa dia malah hanya menimpali dengan tertawa dan seadanya kemudian menatap ke depan di mana tiga mahasiswanya memunggungi mereka.

Karena hal itu dia jadi sering ikut menatap, sebenarnya apa yang ada di antara ketiga mahasiswa itu sampai Yasa sangat tertarik untuk melihatnya.

Dari sisi pintu masuk kantin, ada tiga orang mahasiswa laki-laki berjalan dan mereka mencari kursi yang kosong untuk duduk. Cukup ramai sekali kantin hari ini, apalagi ketika melihat ada beberapa dosen juga yang tengah istirahat sebelum kembali ke pekerjaannya.

Tiga orang mahasiswa itu adalah Lanang, Bambang dan Dhika sang ketua BEM yang sudah mau pensiun. Matanya mencari dengan seksama kursi yang kosong, tapi ketika dia menoleh kearah temannya. Lanang dan Bambang sudah berjalan ke arah kursi di dekat para dosen, mereka menyapa untuk melewatinya.

"Pak, bu."

Para dosen itu mengangguk membiarkan mahasiswanya lewat, kemudian Dhika pun ikut menyapa mengekori di belakang keduanya. Bambang yang lebih dulu meminta ijin untuk duduk, Rasya dan Bella saling memandang satu sama lain. Sedangkan mata seseorang di belakang Kayla sudah setajam pisau yang baru saja di asah.

"Boleh ikut duduk? Di sini rame, cuman kursi depan kalian yang kosong."Tanya Bambang kepada Kayla.

Lanang yang mendengar ucapan Bambang hanya tertawa dan langsung duduk, masa bodo dengan ijin lagipula Kayla tidak akan menolak.

"Silakan, nggak ada yang larang."Kemudian melirik kearah Lanang yang sudah duduk,"lama gak ketemu. Gimana kabar lu?"

"Hamdalah baik banget,"

"Syukur deh."Kayla mengangguk saja.

Dia malas basa basi, kalau memang mau duduk silakan tapi jangan ganggu dia dulu ketika sedang menatap ponselnya di mana ada pesan masuk dari sang suami. Dhika yang mengekor sudah ikut duduk di sisi Bambang tepat di hadapan Kayla yang fokus melihat ponsel.

Mas Admaja: Kamu lagi di mana?

Kayla: Lagi di kantin sama Rasya dan Bella. Kenapa? Mas udah selesai ngajar ya? Kok tumben chat aku di jam kelas begini?

Mas Admaja: Kamu juga kok bisa bales chat mas, bolos kelas kamu?

Kayla: Ishhh, dasar. Aku ada kelas kosong dan sekarang makan di kantin, aku pengen beli roti bear. Nanti anter pulang kuliah ya.

Mas Admaja: Oke, nanti tunggu aja di dalam mobil. Kunci mobil aku taruh di meja lagi, soalnya jam kamu pulang mas ada rapat sebentar di luar sama dosen senior buat persentasi penelitiannya.

Kayla :Oke, mas ganteng.

Mas Admaja: Jangan lupa nanti di rumah aku dapet jatah.

Kayla: !!! YANG BEGITU AJA DI INGETNYA CEPET!

Kayla terkekeh kecil, di sisinya Bella melihat. Tiga lelaki di hadapannya pun ikut menatap kearah Kayla yang terkekeh sambil melihat ponselnya, Bella yang tau itu mendorong bahu Kayla untuk menyadarkan dia jika sekarang ada tiga orang laki-laki yang dua di antara itu most wanted kampus.