Chereads / Aku dan Mafia / Chapter 53 - Masuk Yuk

Chapter 53 - Masuk Yuk

"Brenda, kau masih mendengarkan papa? Kau melamun? Brenda?" Brenda tergagap dari lamunannya, ketika papanya sedikit berteriak. Brenda merasa kesal sendiri mengingat kejadian itu.

"Iya, Pa. Masih."

"Jadi, bagaimana?" Jason mendesak Brenda, untuk segera menyelesaikan misinya. Brenda merasa pusing sendiri.papinya itu, bahkan tidak tahu jiga Brenda sudah mati-matian dalam menarik Griffin ke pelukakannya. Akan tetapi, sepertinya Griffin terlalu tangguh, untuk dia taklukkan. Lelaki itu, bukan tipe buaya yang dapat dengan mudah, diberi dua gunung kembar dan satu sumur cinta langsung terkam. Sudah dikatakan, bahkan dalam keadaan terangsang pun, Griffin masih menjaga wibawanya.

"Pa, hufff ... jangan mendesakku. Tidakkah ada lelaki lain yang lebih tidak mustahil? Aku sudah coba segala cara. Tapi, tidak berhasil. Papa punya ide gila?" Brenda akhirnya menanyakan ide dari papanya. Di seberang, papanya juga tampak berpikir keras. Terjadi aksi salingh diam, antara mereka berdua.

"Hah, papa tahu .... " Jason berteriak, sehingga Brenda terhenyak.

"Papa, kenapa berteriak,sih?" Jason tertawa mengetahui anak tunggalnya terkaget.

"Kamu adu domba mereka saja. Pasti, akan lebih menyenangkan. Kamu bisa bermain, juga bisa melihat kehancuran mereka. Kau mengerti?" Brenda mengangguk, walau sesungguhnya aksinya tidak akan ketahuan papanya. Dia akan memikirkan caranya nanti. Akan tetapi, yang jelas dia akan membuat fitnah yang tidak akan dapat dihindarkan lagi. Dia menyorot tajam, ke depan. Dia akan merencanakan fitnah itu lebih kejam, dari pada apa pun yang ada di dunia ini.

****

Fatin bangkit dari tidurnya, setelah Griffin mendapatkan test pack dia menuju kamar mandi.

"Ngapain? Mau mandi?" tanya Griffin. Dia mengikuti istrinya ke kamar mandi.

"Mau menampung urine. Ini, nanti di celupkan ke urine. Baru tahu hasilnya. Kalau garis satu berarti aku tidak hamil. Kalau dua, barulah hamil." Griffin mengangguk. Dia baru tahu, jika mengetes kehamilan sesederhana itu. Griffin memilih terpaku di depan pintu kamar mandi untuk menunggu hasil yang diumumkan oleh istrinya. rasa khawatir dan cemas, lebih mendominasi. Fatin tersenyum. Griffin terlihat lebih natural gantengnya, ketika kerutan terbentuk di dahinya, karena kekhawatirannya.

Fatin sedang menampung air seni tersebut. bunyi gemericik, terdengar dari kamar mandi, pertanda wanita itu sudah selesai berakhtivitas menampung air buangan dari sistem pencernaan. Fatin mencelupkan alat test tersebut.

"Sudah belum, Sayang?" Griffin tidak sabar ingin tahu hasilnya. Fatin memiliki cara jahil, untuk menunda memberi tahunya. Dia akan berakting, membuat Griffin kesal dahulu. Fatin berakting dengan wajah lesu. Dia mengkantongi test packnya, kemudian kelauar dari kamar mandi tersebut.

"Sayang, bagaimana hasilnya?" Griffin penasaran setengah mati. Namun, dari raut wajah itu,

Griffin menebak, bahwa hasilnya tidak seperti yang diharapkan.

"Tidak apa-apa. Kita masih bisa coba setiap hari. Jangan cemberut gitu, dong." Griffin memeluk istrinya, yang kini berada di depan jendela. Rasanya, Fatin tidak tega untuk meneruskan kebohongannya. Suaminya tersebut, tadinya terlihat antusias. Namun, biarlah! Dia akan membuat ini sebagai kejutan manis. Griffin pasti akan memberikan hadiah candle dinner, saat dirinya merasa sedih. Untuk menghibur sang istri.

Fatin melepaskan diri dari pelukan Griffin. Dia keluar, untuk menyaksikan pemandangan di luar. Griffin mengerti keresahan istrinya. Dia menyusul ke balkon. Dengan kedua lengan kekarnya, dia memeluk tubuh sintal yang makin padat berisi itu. Dengan sedikit sentuhan menggunakan bibirnya, dia menyusuri leher jenjang istrinya. fatin, tidak pernah menolak untuk menerima rangsangan tajam itu. Griffin tidak pernah sungkan, memeprlihatkan kemesraan, bahkan di depan umum.