Chereads / FIRE AND LOVE / Chapter 15 - sahabat atau cinta ?

Chapter 15 - sahabat atau cinta ?

Hari ini musim semi berlangsung sangat hangat,jalanan kota tampak tak pernah beristirahat dengan lalu lalang kendaraan.

"permisi, aku ingin mengambil buku di rak itu bisa kau ambilkan? "ujar seorang wanita sambil ingin meraih sebuah buku di rak paling atas.

Asa pun mengambilkannya lalu pergi menyapu setiap lorong perpustakaan.setiap ada pengunjung baru yang butuh bantuan dengan senang hati asa akan menolongnya,tak jarang ada anak nakal yang biasa menjahilinya namun ia tetap tersenyum dan kembali bekerja.

"asa,kau sangat luar biasa. Banyak pengunjung yang tertolong selama kau kerja di sini. Apakah kau yakin tidak akan melanjutkan kontrakmu?"ujar pengurus perpustakaan sambil meminum secangkir teh bersama asa di ruangannya.

"tidak, aku sudah yakin untuk pensiun menjadi anggota perpustakaan.aku ingin mengejar mimpiku modalnya sudah cukup selama aku kerja di sini. Sekali maaf kan saya ibu Lim saya tidak akan melanjutkan kontraknya"ujar asa memberikan surat pengunduran dirinya.

Ia pun mengemas semua barang di loketnya dan menyapa semua karyawan untuk mengucapkan selamat tinggal.

"kenapa kau meninggalkanku, tidak seru bila tidak ada kau asa di sini. Hanya kau yang bisa mengatasi anak-anak nakal itu,tetaplah di sini. Ku mohon"ujar teman kerjanya menahan asa untuk pergi.

"aku harus mengejar sebuah mimpi yang sudah ku pendam, nanti kita pasti akan bertemu lagi. Aku janji"ujar asa meninggalkan perpustakaan. Ia pun melambaikan tangannya ke semua orang dan melangkah pergi ke halte bus. sesampainya di sana ia mendapati soo jin yang tertidur.Tak ingin mengganggu soo jin asa pun hanya duduk di samping soo jin dan mendengarkan musik dari aerphonenya. Tak sengaja kepala soo jin terjatuh di bahu asa dan membuat asa sedikit grogi di samping soo jin,ia pun berpura-pura sibuk dengan ponselnya.Namun karena rambut asa yang tidak di ikat membuatnya berterbangan di wajah soo jin. Soo jin pun terbangun, soo jin yang masih setengah sadar mencoba mengikat rambut asa.

"cantik"ujar soo jin memeluk lengan asa dan kembali tertidur di bahu asa.

"apa itu tadi? Benarkah ini soo jin?"ujar asa dengan nada kecil. Dengan perlahan ia meraih ranselnya dan memakai topinya agar tidak di kenal oleh siapapun.

Bus pun tiba, soo jin yang masih setengah sadar menarik tangan asa dan membawanya ke kursi penumpang yang paling belakang dan duduk bersama.Asa kaget dengan perlakuan soo jin mencoba menyadarkan soo jin,

"soo jin kau baik-baik saja? Apakah kau masih sakit? "ujar asa memegang pipi soo jin.

Soo jin pun membuka matanya dan menatap asa dengan dekat seperti hendak mencium namun asa hanya bisa memundurkan badannya dari soo jin,

"ahhh... Romantisnya kalian. Cepatlah menyegerakan kisah cinta kalian"ujar seorang wanita paruh bayah dari kursi sebelah.

Setelah melihat dengan jelas, soo jin pun langsung menahan dirinya dan duduk seperti biasa,

"maafkan aku,aku tidak menahan diri"ujar soo jin menoleh ke arah jendela.

"tidak apa-apa aku tahu kau tadi hanya setengah sadar"ujar asa memberi senyuman soo jin.

"hei kau harus jadi lelaki sejati, tunjukkan padanya kau sangat jantan." ujar wanita paruh bayah.

"bibi ini bukan seperti yang kau pikirkan dia pacar sahabatku"ujar soo jin menjelaskan ke wanita itu.

"lalu kenapa bila begitu?hei anak muda aku juga pernah muda jadi aku tahu kau menyukainya, yang tadi itu karena kau tak menahan diri bukan karena setengah sadar. Jujurlah padaku,ku ingatkan padamu mencintai bukan sebuah kejahatan. Kau berhak mencintainya bahkan bila dia pacar sahabatmu, cintamu berhak kau perjuangkan"ujar wanita tua itu.

Mendengar hal itu sejenak soo jin terdiam dan langsung turun di halte bus yang bukan tujuannya untuk menghindari wanita paruh baya itu.

"kau tak usah dengarkan dia. Dia audah gila karena berbicara omong kosong,oh iya maafkan aku atas perlakuanku tadi dan membawamu turun juga di halte yang salah"ujar soo jin menoleh ke arah asa.

"tidak masalah, aku baik-baik saja. Oh iya (sambil membuka mengeluarkan sesuatu dari tasnya) ini syal dan mantel yang kau berikan padaku di hutan,terima kasih banyak"ujar asa mengulurkan barang soo jin.Namun soo jin hanya mengambil mantelnya dan berkata "ambillah syal itu,kenangan dari ku jadi jika aku mati lebih dulu Kau bisa mengingat jasaku"ujar soo jin berjalan pergi meninggalkan asa.

"mati? Hei tunggu aku.. "ujar asa mengejar langkah soo jin dengan berlari.

"kenapa kau tidak mau menunggu bus saja lebih cepat"ujar asa berjalan di samping soo jin.

"aku ingin lebih lama bersamamu, aku tahu kau akan mengejar"ujar soo jin dalam hati,

"tidak mau jalan lebih sehat baik untuk kaki dan jantung lagian cuaca sangat indah sayang di lewatkan " ujar soo jin menjawab pertanyaan asa.

Asa pun mengikuti langkah soo jin dan berjalan bersama, sesekali mereka berhenti untuk belanja jajanan pinggir jalan. Tanpa sepengetahuan asa,soo jin diam-diam memotret asa yang ceria dan tersenyum lebar.

Ponsel asa berdering,ternyata soo hyun mencari asa di perpustakaan namun tidak ia temui. Asa pun memberi tahu soo hyun bahwa ia bersama soo jin berjalan kaki untuk belanja makanan pinggir jalan. Dalam hitungan menit soo hyun sampai ke tempat soo jin dan asa,

"kenapa kau berhenti bekerja? Memangnya ayahmu mengancammu lagi atau memukulmu? "ujar soo hyun

"tidak,hanya saja aku ingin menggeluti keahlian pianoku.aku ingin menjadi seorang pianis terkenal itu yang ingin ku kejar sekarang makanya aku berhenti di perpustakaan"ujar asa sambil memakan gorengan di tangannya.

"lalu kenapa kau bersama soo jin di sini? Apakah dia menculikmu? "ujar soo hyun mengambil gorengan asa di tangannya.

"hei jika aku menculiknya dia tidak bisa menelponmu, aku hanya bertemunya di halte lalu ia membuntutiku kemari makanya ku ajak makan saja.kau jangan berpikir sembarangan lebih baik makan ini,ini enak"ujar soo jin memberikan cemilan ke soo hyun.

Mereka pun akhirnya bersenang-senang sampai malam pun tiba. Asa di antar pulang oleh soo hyun sementara soo jin kembali berjalan ke halte bus terdekat unutuk menunggu bus. Saat bus datang soo jin pun naik dan membuka ponselnya melihat foto-foto asa yang dia abadikan. Pria tua datang dan duduk di samping soo jin,

"apakah dia kekasih?"ujarnya

"tidak bukan siapa-siapa kok"ujar soo jin lembali tersenyum ke foto asa.

"siapa yang ingin kau bohongi aku atau dirimu sendiri?.Dengar anak muda kau bisa membohongi semua orang termasuk aku pasti akan percaya namun sampai kapan kau akan membohongi hatimu? Kejarlah cintamu sebelum kau menyesal"ujar pria tua itu.

Soo jin terdiam,ia juga mengingat perkataan wanita paruh bayah yang ia temui bersama asa siang tadi.

"jadi aku harus bagaimana paman?di lain sisi aku punya kekasih dari sekolah ia terus menemaniku dan di sisi lain aku mencintai kekasih sahabatku sendiri,aku merasa sangat bersalah soal urusan hati? "ujar soo jin yang hanya tertunduk.

Pria itu tersenyum dan memukul pundak soo jin,

"dulu sewaktu muda aku memiliki permasalahan hati yang sama denganmu, aku memilih salah satu namun ternyata aku salah tak ada yang ku menangkan.mereka pergi meninggalkanku, aku hanya berharap padamu anak muda cintai dia dalam diam dan jaga dia sebagai bayangannya agar tidak ada yang terluka,aku pergi ingat pesanku jangan memenangkan hati hanya sekedar ego saja"ujar pria tua itu turun ke bus dan melambaikan tangannya ke soo jin.

Soo jin di buat bimbang, wanita yang ia temui siang tadi mengatakan memperjuangkan cintanya kepada asa namun pria tua yang ia temui tadi mengatakan untuk mencintai asa dalam diam dan menjaganya. Setelah turun dari bus sambil berjalan Ia terus berpikir apakah sudah benar ia mencintai asa?,

"kenapa kau mengkhianati ku soo jin? Dengan wanita yang baru kau kenal yang tidak aku tahu asal usulnya, mengapa kau tega meninggalkanku hanya demi dia? "ujar yun-mi dengan sorotan lampu.

"beginikah pertemanan kita soo jin?kau rela meninggalkan ku demi asa? Kau menusukku dari belakang ternyata kau juga menyukai kekasihku sendiri,apa salahku padamu soo jin?"ujar soo hyun menggenggam kera baju soo jin

"aku mempercayakan putra ku padamu soo jin mengapa kau membuatnya sakit hati begini? Inikah balasanmu padaku karena ayahmu telah membunuhku? "ujar ibu asa yang juga menghakimi soo jin.

"aku tidak menyukaimu jadi berhentilah mengejarku"ucap asa dengan sorotan lampu.

"kau pantas mati, kau pengkhianat"ujar mereka menghujat soo jin yang berada di tengah.

"tidaaakkkkk"ujar soo jin terbangun dari mimpinya.

"kau tidak apa-apa?, kau habis mimpi buruk badanmu berkeringat "ujar yun-mi yang mendengar teriakan soo jin dari teras rumah.

"syukurlah hanya mimpi, kau di sini?"ujar soo jin meminum segelas air.

"ya aku di sini, aku membawakan makanan untukmu.spesial aku yang memasak karena saat kau di rumah sakit aku tidak sempat menjengukmu"ujar yun-mi yang hendak berdiri.

Namun soo jin melihat ponselnya ada di bawah yun-mi masih nyala dan foto asa masih terpampang jelas.Dengan kilat ia mencuri perhatian yun-mi dengan menciumnya dan menyimpan ponselnya di kantongnya.

"kau kenapa? Apakah kau masih sakit? "ujar yun-mi melepaskan ciuman soo jin.

"tidak aku hanya rindu padamu, apakah salah? "ujar soo jin kembali mecium yun-mi agar tidak membuat yun-mi curiga.

Setelah soo jin mandi, mereka pun makan bersama di meja makan dan berangkat bekerja menggunakan mobil soo jin.

Saat di depan kantor yun-mi, para gadis terlihat mencoba merayu soo jin dengan tatapan. Namun soo jin tak bergeming, ia hanya berpamitan ke yun-mi dan pergi untuk acara pemotretan.

"hei yun-mi kenapa kau tak memberi tahuku bahwa kau berkenalan baik dengan soo jin si bintang iklan itu"ujar teman kerja yun-mi yang menghampiri yun-mi.

"kami bukan hanya sekedar kenalan bahkan lebih. Kami pacaran, paham?"ujar yun-mi meninggalkan teman kerjanya itu dan kembali bekerja.

Mendengar pernyataan yun-mi teman kerjanya itu langsung syok dan pingsan namun yun-mi tetap saja berjalan dan mengerjakan tugasnya.