Pagi datang bersama mentari yang hangat mengusir dinginnya malam.
Tampak soo hyun di atap rumahnya sedang menikmati botol sojunya yang kedua,
"aku mencintaimu...kenapa tidak ada yang menjawabku? Aakah kalian semua tuli? Ibu sepertinya mereka bisu, benarkan kakak??!!"teriak soo hyun yang menggema mengusik hening.
Mendengar suara soo hyun yang berteriak sangat kencang Asa ke atap ingin memastikan keadaan soo hyun.
"hei... Sudah ku bilang jangan mabuk berat, kau bisa saja muntah"ujar asa ingin mengangkat badan soo hyun.
"asa? Hei aku ingat kau gadis pertama yang mengumpatku di sekolah aku masih ingat katamu 'sampai jumpa lagi berengsek' dan sekarang lihat aku...aku jatuh cinta padamu dan...aku masuk ke permainan ayahmu yang bodoh itu."ujar soo hyun menggenggam bahu asa namun ia akhirnya jatuh di pelukan asa.
Soo jin pun datang dan menolong asa untuk mengangkat soo hyun yang mabuk berat.Beberapa jam kemudian Soo hyun pun sadar dan sarapan bersama yang lainnya,
"hei anak nakal kenapa kau minum-minum saat subuh? Kau berteriak seperti orang gila bagaimana jika tetangga merasa terganggu? Sudah ku katakan kau boleh minum tapi jangan banyak inilah akibatnya kepalamu pasti sakit"ujar soo jin menceramahi soo hyun di meja makan.
"baiklah ibu tiri aku paham aku salah, maafkan aku. Aku tidak mengontrol diriku makanya aku minum, aku banyak pikiran soalnya"ujar soo hyun menyuap mulutnya dengan makanan.
Dengan kasih sayang, asa mengompres kepala soo hyun agar sakit kepalanya reda. Melihat kemesraan soo hyun dan asa membuat soo jin merasa sakit hati,ia memendam perasaannya untuk asa sedangkan pembantu asa tampak menikmati makanannya dan pura-pura tidak melihat.
Setelah selesai sarapan, asa pun kembali ke sekolah musiknya di temani soo hyun.
Terlihat dengan lihai jari jemarinya memberi sentuhan pada papan piano itu.Dengan senang hati soo hyun dan teman kelas asa menyaksikan penampilan asa yang sangat memukau.
Setelah kelas selesai mereka pergi ke kantin untuk beristirahat sejenak.soo hyun memesan di kasir sedangkan asa pergi ke toilet untuk merapikan riasannya yang berantakan karena keringatnya, tak sengaja anting telinga kanan asa tersangkut di rambutnya ia pun menariknya namun membuat antingnya patah. Dengan rasa sedih ia menghampiri soo hyun, soo hyun mencoba menghibur asa dengan melepaskan anting milik ibunya dari telinganya dan memasangkan di telinga asa.
"ini anting milik ibuku inilah satu-satunya kenangan yang tersisa darinya. Ku harap kau bisa menjaganya seperti aku menjagamu"ujar soo hyun dengan penuh kelembutan memasangkannya.
Awalnya asa menolak namun karena soo hyun bersih keras ia pun menerimanya dengan berat hati anting tersebut.setelah makan mereka pun meninggalkan sekolah musik itu dan menuju ke taman. sesampainya di sana mereka tampak bersenang-senang membeli berbagai macam jajanan pinggir jalan tampak soo hyun beberapa kali memotret kecantikan asa dan asa pun berpose bak model.mereka tampak menikmati hari itu namun dari kejauhan terlihat joseon memantau asa dan soo hyun dari mobil miliknya sambil momtret menggunakan kameranya.
"tunggu aku di sini,aku akan kembali"ujar soo hyun menghampiri toko bunga. Ia pun keluar dengan membawa buket berisi bunga.
"ini untukmu,kau tahu arti bunga baby breath?artinya perjalanan cinta kita adalah sejati dan tak akan pernah berakhir.Aku ingin kau menyimpannya bukan hanya di kamarmu tapi juga di hatimu, tolong jaga bunga ini dan perasaannya. Aku mencintaimu"ujar soo hyun memberikan buket bunga ke asa.
Bukan hanya itu soo hyun terlihat membeli sebuah tiara yang di jajakan di pinggir jalan dan memasangkannya di atas kepala asa.
"cantik"ujar soo hyun sambil menyentuh pipi asa.seketika wajah asa memerah karena malu namun soo hyun tetap tersenyum dan memeluk asa,
"inikah rasanya jika aku mencintai dan menyayanginya melebihi diriku sendiri? Benar-benar indah"ujar soo hyun sambil mengelus rambut asa.
Karena sudah merasa puas menghabiskan waktu di taman mereka pun memutuskan untuk kembali pulang ke rumah masing-masing.Saat asa kembali ke rumahnya, ia masuk ke kamarnya dan melihat syal yang di berikan soo jin lebih dulu kepadanya.
Tak lama ponselnya berdering ternyata pesan dari soo jin,
BISAKAH KAU KEMARI? KE RUMAH SOO HYUN INI PENTING.
dengan bergegas asa pun pergi ke rumah soo hyun setibanya di sana semua teman-temannya berkumpul kecuali soo hyun.
"sudah waktunya beraksi dimana soo hyun? Ku kira kau bersamanya asa?"ujar soo jin dengan aerphone di telinga.
"tidak kami memang bersama tadi tapi dia mengantarku pulang dan pergi"ujar asa dengan wajah polosnya.
"biar ku coba hubungi dia"ujar yun-mi menekan nomor telepon soo hyun namun nomor teleponnya tidak bisa di hubungi mereka pun mulai mencemaskan soo hyun. Soo jin pun mulai melihat radar yang di pasang di ponsel soo hyun namun hasilnya eror.
Tiba-tiba jantung asa sakit ia mengkhawatirkan keadaan soo hyun,ia pun meminum obatnya dan di bawa ke kamar oleh lee so untuk beristirahat.Tak lama bel pintu berbunyi,Pembantu asa pun membukanya ternyata soo hyun yang datang.
PLAAKKKK....
tamparan stefani mendarat ke wajah soo hyun. Soo hyun sangat kaget melihat raut wajah kesal teman-temannya dan tamparan stefani.
"hei kau ini kenapa ponselmu tidak aktif? Kami semua di sini mencemaskanmu tahu!!!!. Kami pikir kau bersama asa namun asa datang sendiri kemari, kau kemana???? Kau pergi bersama yang lain? "ujar stefani mengangkat kera baju milik soo hyun.
"lepaskan aku, kau gila aku tidak akan melakukannya. Aku hanya singgah di toserba membeli keperluan rumah yang sisa sedikit,ponselku tidak aktif karena baterainya habis. Sudahlah jangan menghakimiku, lalu dimana asa?kenapa aku tak melihatnya? "ujar soo hyun memasukkan makanan ke dalam kulkas.
"asa baru saja minum obatnya dan pergi beristirahat di kamarmu. Dia juga mencemaskanmu"ujar shireen memakan salad buah yang dibuat pembantu asa.
Mendengar hal itu, soo hyun langsung lari ke kamarnya dan memastikan keadaan asa. Ia mendapati asa tertidur sambil memegang dadanya,
"maafkan aku sudah membuatmu cemas,aku janji tidak akan ku ulangi lagi. Beristirahatlah"ujar soo hyun sambil mencium kening asa.
Soo jin yang melihat perlakuan soo hyun membuatnya sedikit cemburu namun ia kembali sadar asa hanya menganggapnya seorang teman saja,ia pun kembali duduk bersama yang lainnya.
"kau tadi kemana?"ujar yun-mi memeluk lengan soo jin.
"aku tadi ke toilet"ujar soo jin menyembunyikan cemburunya dengan tersenyum ke yun-mi.
Mereka pun mulai mendiskusikan bagaimana mengakhiri joseon dan anak buahnya ke penjara.Tampak soo jin menyibukkan dirinya dengan laptop miliknya sedangkan yang lain tampak sibuk beradu argumen.
3 jam pun berlalu....
Akhirnya mereka menyepakati sebuah rancangan tanpa ada asa.
"baiklah ini akan sangat rumit tapi seru.soo hyun kami bersamamu kau harus memenangkan pertarungan ini"ujar soo jin menepuk pundak soo hyun.
"terima kasih sudah membantuku,kalian semua. Jika bukan kalian membantuku mungkin aku masih tangisi kepergiaan kakakku.sekali lagi terima kasih banyak"ujar soo hyun dengan terharu.
"kita semua ini keluargamu apapun yang terjadi kita akan selalu bersama dan menuntaskan permainan ini"ujar shireen percaya.
Mereka pun mengakhiri rapat mereka dengan jamuan makan malam dari pembantu asa. Tampak juga asa yang sudah beristirahat juga duduk bersama yang lain menyantap menu yang di hidangkan.
Pagi pun datang, rencana mereka pun di mulai.
Dari kejauhan terlihat mobil yun-mi terparkir di pinggir jalan untuk mengintai ayah asa, joseon dan anak buahnya.sesekali ia memberi kabar pada soo hyun apa yang dia lihat sedangkan soo hyun tampak menyamar menjadi petugas pembersih paruh waktu di kantor ayah asa untuk membantu soo jin mensabotase cctv di kantor ayah asa.
Di rumah soo hyun, soo jin dengan banyak layar komputer sudah mengambil alih setengah dari kinerja komputer yang mengurus berkas di kantor ayah asa sedangkan di tempat lain shireen terlihat sudah bersiap dengan alat medisnya untuk menolong ibu asa di mobil ambulance.
Stefani dan anggotanya tampak mengepung markas joseon mereka mengeluarkan semua barang bukti replika sesuai asli yang soo hyun miliki dan tak lupa membawa ibu asa ke shireen untuk diberi perawatan.
Di pabrik sendiri Pembantu asa dan lee so menjalankan aksinya dengan sangat hati-hati mereka di beri perintah oleh soo jin untuk menyadap data komputer di pabrik dengan hanya sebuah flashdisk satu persatu pabrik milik ayah asa ia masuki dengan penyamaran sebagai pekerja magang sedangkan asa sendiri tampak mengotak atik rumahnya untuk mendapatkan sebuah petunjuk walau ia tak tahu rencana teman-temannya yang mereka jalankan sekarang.
Asa mendapatkan surat kesehatan ayahnya, ia pun terkejut ternyata perlakuan dan tingkah ayahnya karena ia mengidap OCPD.Dengan Membaca surat itu membuat jantung asa berdebar sangat kencang dan tak terkendali ia berusaha mengatasi dirinya dengan berdiri dan ingin masuk ke kamarnya namun dari luar kamar ayahnya sudah menunggu. Dengan menggenggam jantungnya asa ingin menjauh ke ayahnya namun ayahnya menarik tanganbya dan membuatnya terjatuh.
"kau seharusnya tak masuk dan mengacaukan kamarku.Kau dan soo hyunmu itu seharusnya tidak melewati batasan"ujar ayah asa mengambil surat di tangan asa.
Ia pun meninggalkan asa seorang diri dengan sekuat tenaga asa melangkah pergi namun ia tak kuat dan akhirnya jatuh dari tangga.
"ibu...kau baik-baik saja? Aku merindukanmu,jangan tinggalkan aku seperti kakak dan adik ibu. "ujar asa yang bertemu ibunya di alam bawa sadarnya namun ibunya hanya tersenyum dan memeluknya.
Asa pun akhirnya sadar dan melihat soo hyun di sampingnya,
"kau baik-baik saja? "ujar soo hyun menggenggam tangannya.
"iya, apa yang terjadi? "ujar asa dengan suara yang pelan.
"aku datang untuk menjemputmu ke rumahku tapi saat ku lihat dari jendela rumahmu sangat sepi tak ada pelayan satu pun dan kau sudah pingsan di lantai, Aku sangat khawatir."ujar soo hyun memberikan obat ke asa.
Setelah asa merasa bisa berjalan mereka pun pergi ke rumah soo hyun menggunakan motor. Dalam perjalanan soo hyun tak henti-hentinya menggenggam tangan asa dan membuatnya senyaman mungkin,setibanya di rumah soo hyun asa pun bertemu dengan ibunya. Ia tak berhenti menangis dan terharu melihat keadaan ibunya yang mengenaskan tapi ibunya menenangkan asa.
"shireen kau juga sepertinya harus mengecek kesehatan asa.Tadi saat aku menjemputnya ia pingsan di lantai dan siumannya sangat lama seperti biasa"ujar soo hyun memberikan alat kesehatan milik shireen.
Asa pun di periksa setelah di periksa,
"maafkan kami tak memberi tahu mu tentang rencana kami, kami tidak ingin kau cemas ataupun khawatir agar sakitmu tak kambuh.kami ingin langsung memberimu kabar baik dengan menyelamatkan ibumu,sekali lagi maafkan kami"ujar soo jin melepaskan aerphone di telinganya.
"tidak masalah aku pun bersyukur kalian telah menyelamatkan ibu tapi apa cuman rencana kalian? Tak ingin kah kalian menjatuhkan ayahku dan joseon? "ujar asa menatap soo jin.
"kami tentu punya rencana soal itu namun prioritasnya adalah menyelamatkan ibumu lebih dulu. Jadi bagaimana kita lanjutkan yang rencana kedua?"ujar lee so sambil mengemil makanan ringan.
Namun karena waktu sudah malam mereka memutuskan untuk melakukannya keesokan harinya.
Pagi pun datang, mereka semua pun bersiap pergi sementara ibu asa dan pembantunya tetap di rumah soo hyun.Setibanya di kantor ayah asa,semua di tangkap oleh pihak yang berwajib kecuali joseon dan ayah asa yang tidak di temukan,Tak tinggal diam stefani dan rekan kerjanya mencoba menggeledah semua kantor ayah asa namun hasilnya mereka tak berada di sana.
"bagaimana ini? Otaknya belum kita temukan.ini akan menjadi bencana jika kita tidak bergerak cepat"ujar lee so dengan raut wajah yang was-was.
Tak sengaja soo hyun menengok ke atas atap kantor ayah asa ia terus memperhatikan seseorang.
Dorrrr... Dorrr.. Dorrr...
Suara tembakan beberapa kali terdengar bergema, soo hyun berhasil melindungi tubuh asa dengan memeluknya.kecurigaannya pun benar,asa merupakan target penembak yang berada di atas atap kantor ayah asa.Melihat soo hyun terluka,soo jin naik pitam ia berlari cukup kencang menaiki anak tangga darurat menuju ke atap namun baru sampai setengah lantai bangunan itu ia berhasil menemukan si penembak. Ia pun menghajarnya habis-habisan di tangga itu tanpa ampun,stefani dan yun-mi mencoba melerai dan menenangkan soo jin yang tak terkendali namun gagal sedangkan di luar gedung,
"shireen lakukan sesuatu!!!!kau akan selamat,shireen akan membantumu"ujar asa yang terus menangis di hadapan soo hyun
"aku baik-baik saja jadi tolong jangan menangis kau tampak cantik jika tersenyum,tersenyumlah untukku.terima kasih tapi Tak usah repot membawaku ke rumah sakit aku tahu hari ini pasti akan terjadi"ujar soo hyun yang berbaring di pangkuan asa.
"ambulance akan segera datang bertahanlah soo hyun"ujar shireen memberikan pertolongan pertama pada soo hyun.
"lee so apakah aku begitu menakutkan sehingga kalian sekarang menangis di hadapanku?berhwntilah menangis aku baik-baik saja "ujar soo hyun mencoba menghibur orang di sekitarnya.
"kau tak usaha banyak bicara pentingkan keselamatanmu darah di kepalamu terus mengalir, kami khawatir padamu.Kalian....panggil cepat kemari soo jin!!!"ujar lee so memalingkan wajahnya untuk menangis.
Di dalam kantor,
"nona temanmu dalam keadaan kritis kita harus secepatnya ke rumah sakit"ujar salah satu bawahan stefani yang berlari menghampiri.
Mendengar hal itu soo jin lalu berhenti dan kembali berlari keluar sedangkan stefani dan yun-mi menggotong si penembak yang tidak lain joseon yang tak sadarkan diri dan babak belur.
Setibanya di depan soo hyun,dengan tangan yang berdarah ia menangis di hadapan soo hyun yang sudah setengah sadar.
"aku tahu kau suka asa, tolong jaga dia untukku. Pertarungan ini belum berakhir maka aku minta cobloskan ayah asa ke penjara,ia harus membayar kematian anaknya dan kakakku. Aku percaya padamu Yoo Soo Jin"ujar soo hyun membisik di telinga soo jin.
"asa... Aku ingin selalu bersamamu,shireen tolong donorkan jantungku untuk asa.jadi aku bisa bersamanya walau tak bisa melihatnya"ujar Soo hyun memeluk soo jin erat-erat dan menggenggam tangan asa hingga akhirnya tewas di pelukan soo jin.
"TIDAAAAKKKK....."ujar soo jin menangis histeris memeluk jasad sahabatnya itu sedangkan asa tampak diam sambil memandang tangan soo hyun yang mulai dingin.
"Kau akan terus kehilangan orang yang kau sayangi!!!! Itu janjiku pada tuanku!!!!selamatkan mereka jika kau masih terus hidup!!!! "ujar joseon yang menertawakan asa dengan borgol di tangannya.
Tampak pikir panjang soo jin melancarkan pukulan ke joseon dan membuatnya pingsan.
"ibu"ujar asa sambil berlari pergi menuju rumah soo hyun.
Di dalam perjalanan,asa tampak menangis dan menyesali hidupnya.
Ia terus mengingat kata-kata yang di lontarkan ayahnya kepadanya saat menyiksanya dulu,
"kau anak terkutuk kau tak pantas memiliki teman"
"kau harus menjadi sempurna sesuai keinginanku"
"jangan membantahku jika tidak kau akan membayarnya dengan nyawamu"
Ia pun berhenti sejenak untuk mengambil napas dan menyeka airmatanya. Seketika jantungnya berdebar kencang dan membuatnya kesakitan, ia pun terjatuh dan pingsan.Soo jin yang berhasil memburu asa mendapatinya sudah pingsan dan di kerumuni banyak orang ia pun mencoba membawanya ke rumah sakit terdekat.asa pun di beri penanganan oleh dokter sedangkan soo jin mengisi formulir administrasi untuk asa di rawat. Tiba-tiba ponselnya berdering,
"soo jin Rumah soo hyun terbakar.Ibu asa dan pembantunya meninggal di tempat,sekarang tidak ada yabg tersisa di rumah soo hyun"ujar yun-mi dengan nada suara yang penuh kesedihan.
Mendengar kabar itu, soo jin langsung terjatuh dan gemetar.Salah satu perawat membantu soo jin untuk duduk di kursi tunggu dan memberinya air putih,
"kenapa semua ini terjadi? Apa yang harus ku katakan pada asa? Kenapa semuanya pergi dariku? Apakah aku bukan orang baik? "ujar soo jin menangis.
"aku tak tahu masalahmu tapi kau pasti orang yang baik hanya saja sekarang tuhan mengujimu.ibuku pernah bilang mungkin berat melupakan hal-hal yang menyedihkan tapi itu cara tuhan memberi kekuatan agar kau bisa kuat menjalani hidup yang kejam"ujar perawat itu sambil mengelus pundak soo jin dan pergi.
Mendengar nasihat perawat tadi soo jin pun menyeka airmatanya dan pergi menemui asa yang belum sadarkan diri,ia memaksa dirinya agar tampak tegar di hadapan asa.
Tak beberapa lama asa pun sadar,
"kau baik-baik saja? "ujar soo jin menggenggam tangan asa dengan senyuman.
"i...i... Ibu,apakah ibuku baik-baik saja? "ujar asa dengan lemah
"iya, dia pasti baik-baik saja? Kau tak usah khawatir sekarang yang terpenting kau harus sehat. Tunggu akan ku panggilkan dokter untukmu"ujar soo jin sambil melangkah pergi ke luar ruangan.ia tak bisa menahan air matanya dan membuatnya menangis di lorong ruangan itu,tak lama shireen datang dan memberikan kabar bahwa jantung asa akan di cangkokkan jantung soo hyun secepatnya.
Mendengar hal itu, soo jin memberanikan dirinya untuk tampil kuat di hadapan asa.
Ia pun menemani asa sepanjang hari dan memberikannya senyuman palsu agar asa tak khawatir sedangkan teman-temannya yang lain mengurus kematian soo hyun, ibu asa dan pembantunya.
Saat asa dan soo jin berjalan di taman seorang anak menghampiri asa dan memberikan setangkai bunga baby breath kepadanya.
"soo jin kau tahu arti bunga ini? Cinta sejati dan tak pernah berakhir,soo hyun mengatakan itu kepadaku tapi kenapa dia yang melanggarnya?kenapa dia meninggalkanku?apa salahku?"ujar asa kembali menangis menggenggam setangkai bunga itu.
"lihat aku asa...aku mungkin tak bisa seperti soo hyun tapi aku akan menjagamu sebaik mungkin,aku tak mungkin sama seperti soo hyun tapi aku akan selalu bersamamu.jadi tolong jangan menangis lagi,aku disini untukmu"ujar soo jin meyeka airmata asa dan menenangkannya.
Dari kejauhan terlihat yun-mi memperhatikan perlakuan soo jin yang spesial kepada asa.ia tadinya ingin menjenguk asa namun Rasa cemburu membakar dalam dirinya akhirnya ia pergi meninggalkan rumah sakit,Teman-temannya yang tak tahu menahu mencoba menahan yun-mi namun ia tak bergeming dan hanya lanjut berjalan keluar.