Chereads / FIRE AND LOVE / Chapter 7 - kau tak mungkin menjadi berlian

Chapter 7 - kau tak mungkin menjadi berlian

Daun-daun berguguran dari pohon di sebuah taman,tampak dari pinggir danau ada seorang perempuan paruh baya dan anak kecil duduk di kursi taman

"soo hyun... Semua akan baik-baik saja,lihat daun itu saat waktunya untuk hidup sudah habis mereka akan jatuh lalu daun baru akan muncul untuk dunia yang baru. Ibu ingin kau tetap bersama kakakmu,tolong jaga dia baik-baik dan ingat jangan nakal padanya"ujar wanita tua yang memeluk seorang anak di kursi taman.

Seketika soo hyun terbangun dari tidurnya, ternyata dialah anak itu dan wanita tua itu adalah ibunya.walaupun ia hanya bermimpi,ia sangat bersyukur bisa melihat wajah ibunya setelah kematian ibunya.

Ia pun duduk,tak lama kakaknya berteriak

"soo hyun,soo jin bangun!!!! Ingat sarapan dulu lalu berangkat,kakak pergi dulu"ujar hyun bi sambil menutup pintu rumah mereka dan berlalu pergi

Soo hyun pun menendang soo jin dari ranjang agar soo jin tersadar.mereka pun bergantian mandi dan makan bersama,setelah selesai sarapan mereka berangkat ke makam ibu soo hyun menggunakan bus.sesampainya di halte bus tempat tujuan mereka terlihat asa menantikan kedatangan mereka.

"apa kau sudah lama?"ujar soo hyun mengelus kepala asa

"tidak terlalu lama juga.oh kau ikut soo jin? "ujar asa dengan wajah tersenyun ke soo hyun

"luar biasa... Ku kira kau tak tahu cara tersenyum ternyata kau bisa. Oh iya tentu saja aku ikut dengannya. Harus kau tahu sebelum kau,aku adalah selingkuhan soo hyun yang terkenal di sekolah kau harus terbiasa soal itu,paham"ujar soo jin berjalan meninggalkan asa dan soo hyun.

"sungguh? "ujar asa menggoda soo hyun

"mana mungkin aku mau dengan dia asa,dia milik yun-mi dan aku milik asa.kami hanya berteman,aku juga tidak mau dengannya kalau dia tidur dia suka berdengkur itu membuatku susah tidur"ujar soo hyun menggenggam tangan asa.

"benarkah? Aku juga tak tahu soal itu,hei...aku memang mendengkur tapi kau..."ujar soo jin sambil berlari menghindari soo hyun.

Soo hyun dan soo jin pun kejar-kejaran seperti anak kecil dan asa hanya menyaksikan kelakuan mereka.Akhirnya mereka pun sampai,mereka bertiga memanjatkan doa dan menaburkan bunga di makam ibu soo hyun.

"ibu aku tak datang sendiri lagi kemari.aku membawa asa dan soo jin kemari agar kau mengenal mereka,apakah kau baik-baik saja di sana? Selain kakak hyun bi,mereka berdua adalah orang terpenting dalam hidupku jadi kau tak perlu khawatir di sana ibu.Beristirahatlah dengan tenang"ujar soo hyun di depan makam ibunya.

Mendengar perkataan soo hyun,asa menggenggam tangan soo hyun dan soo jin merangkul pundak soo jin.

"bibi...terima kasih sudah memberikanku teman yang nakal dan merepotkan seperti soo hyun.aku janji akan selalu bersamanya agar kakak hyun bi tidak repot mengurusnya seorang diri. Sekali lagi terima kasih"ujar soo jin mengelap foto ibu asa dan menyimpannya kembali.

Tak jauh dari makam,mereka terlihat sedang menikmati makanan di sebuah restoran milik yun-mi.

"soo hyun mengapa kakakmu tidak ikut sekaligus dengan kalian? "ujar yun-mi sambil membereskan mangkok makan meja lain.

"kakak akan pergi namun terlambat,ia ada pekerjaan mendesak makanya ia meminta ku pergi lebih dulu bersama asa dan kekasihmu"ujar soo hyun sambil menyerumput mie ke mulutnya.setelah selesai dengan kerjanya, yun-mi menyimpan celemeknya di dapur dan bergabung duduk bersama asa, soo hyun dan soo jin.

"tumben kau membawa asa biasanya kau hanya pergi bersama kakakmu, apakah kalian pacaran?"ujar yun-mi memandang asa. Seketika asa yang mendengar perkataan yun-mi tersedak mie dan batuk,

"kau tak usah menjawabnya asa aku sudah tahu.pasti kalian pacaran,sudah jelas dari tingkahmu.Dan kau soo jin apakah kau tidak mau mengajakku jalan-jalan,aku bosan...sudah lama kau pulang dan tak pernah mengajakku sekalipun"ujar yun-mi sambil menatap sinis soo jin yang masih menikmati mangkok kedua mienya.

"kau tahu yun-mi,dia yang selalu merekomendasikan tempat-tempat romantis untukku agar aku mengajak asa jalan-jalan"ujar soo hyun mengejek soo jin yang berada di depannya duduk.

"benarkah? Kau ini..."ujar yun-mi meninggalkan tempat duduknya dan pergi ke dapur restorannya.

Soo jin pun menyusul yun-mi dan hendak membujuknya di dapur sementara asa dan soo hyun pergi ke meja kasir membayar bill dan pergi.

"apakah mereka akan baik-baik saja?"

Ujar asa khawatir.

"kau tenang saja,terkadang pertengkaran kecil adalah pemanisnya. Aku yakin soo jin pasti akan mengambil hati yun-mi kembali,kita lihat saja besok"ujar soo hyun merangkul asa.

"apa yang kau lakukan bagaimana jika teman-teman sekolah kita melihat?"ujar asa sambil mencoba melepaskan rangkulan soo hyun.

"biar saja mereka melihat, aku manusia memang bisa jatuh cinta apalagi gadis cantik sepertimu,cantik"ujar soo hyun mencubit pipi asa.

Seketika wajah asa berubah memerah seperti tomat, mereka pun berjalan melewati halte bus dan menikmati pemandangan hingga akhirnya mereka sampai di pesisir pantai.

"lihat laut biru itu dipadukan dengan langit rasanya seperti lukisan yang nyata"ujar asa memandang pesona laut.

"cantik"ujar soo hyun memandang asa namun asa hanya terpaku ke laut,

"aku benarkan? "ujar asa sambil memalingkan wajahnya ke soo hyun sambil tersenyum.Ternyata soo hyun bukan memuji indahnya laut melainkan mengaggumi kecantikan asa.seketika asa kembali tersipu malu dan menunduk.

"asa... Terima kasih kau sudah hadir mengobati lukaku di tinggal ibuku. Selama ini aku hanya merasa membebani kakakku saja tapi semenjak aku mengenalmu hidupku berubah,aku pikir sepertinya ini yang di inginkan ibuku mendapatkan seorang wanita yang sangat ku cintai adalah anugerah dari tuhan yang paling indah"ujar soo hyun menatap dengan lembut asa.

Asa pun mendekati soo hyun dan mencium pipinya,Ia berbisik di telinga soo hyun"aku mencintaimu". seketika soo hyun terdiam dengan tingkah laku asa sedangkan asa berlari pergi meninggalkan soo hyun.setelah soo hyun kembali tersadar mereka pun kejar-kejaran di pesisir pantai itu.karena lelah mereka terjatuh di tumpukan pasir putih,

"lihat awan itu dan birunya langit...mereka berbeda tapi mereka bisa hidup bersama karena mereka bisa menerima satu sama lain dan menutupi kekurangan satu sama lain juga. Indah bukan? "ujar soo hyun sambil ingin menyentuh langit

"mereka harus begitu karena takdir mereka terikat sama lain seperti kau dan aku. Anugerah tuhan memang rumit namun indah,aku ingin selalu bersamamu soo hyun"ujar asa sambil menggenggam tangan soo hyun yang masih ingin menyentuh langit.

"baiklah hari sudah sore, ayo kita pulang."ujar soo hyun sambil memberi lengan tangannya untuk di gandeng asa. Mereka pun berjalan ke halte bus terdekat tapi belum sampai ke sana terlihat mobil hyun bi mendekat.

"hei kalian naiklah....bisa sampai besok jika kalian berjalan dan bermesraan begitu"ujar hyun-bi sambil membuka pintu mobilnya. Mereka berdua pun naik ke mobil hyun bi,

"kakak tahu kami pacaran? "ujar soo hyun sambil memasang sabuk pengaman mobil.

"aku ini kakakmu dasar anak nakal walaupun kau tak memberitahuku ada soo jin yang akan memberitahuku dan lagian wajar saja kau pacaran dengan teman sekolahmu sendiri."ujar hyun-bi sambil fokus menyetir mobilnya.

"hei.... Tunggu aku.... Kakak..."

Terlihat dari kaca spion,soo jin mencoba mengejar mobil hyun-bi.dengan cepat hyun-bi menghentikan mobilnya,

"kakak... Kau jahat padaku"ujar soo jin yang masih tersengah-sengah setelah berlari.karena kelelahan,soo jin tertidur di pundak soo hyun sedangkan soo hyun hanya memejamkan matanya dan mendengarkan musik dari aerphonenya,tampak asa memandangi mereka dari kaca spion

"asa kau tak usah cemburu dengan soo jin yah... Mereka memang seperti itu dari SMP tak pernah terpisahkan.Tak ada teman yang seakrab begitu dengan soo hyunku kecuali soo jin.Dari dulu mereka saling menjaga dan tak pernah ada rahasia antara mereka,selama mereka berteman mereka tak pernah berkelahi atau pun menyukai wanita yang sama."ujar hyun-bi dengan fokus menyetir mobilnya.setelah mendengar hal itu,asa sangat kagum dengan pertemanan mereka yang masih awet hingga di kini.Akhirnya mereka pun tiba di rumah asa, Asa pun pamit dan masuk ke rumahnya.

Sesampainya di dalam rumah ayahnya sudah menantikan kedatangan asa,

PRUGGG!!!

tamparan ayahnya mendarat ke wajah asa,

"jangan lupa tugasmu jika kau lupa akan ku ingatkan kau,aku diam bukan berarti kau akan menjadi kuat.jangan pernah bermimpi!!!!"ujar ayah asa sambil menjambak rambut asa dan melemparkannya ke meja. Ayahnya pun pergi meninggalkan asa,dengan perlahan asa mencoba bangkit terlihat pelipis,hidung dan mulutnya mengeluarkan darah.Ia menyekanya dan berlari ke lantai 3.sesampainya di kamar, sungguh terkejutnya dia melihat semua perabot yang harusnya tertata rapi malahan berantakan dan tidak beraturan.Ia juga menemukan di cerminnya tulisan bertuliskan 'kau tak mungkin akan menjadi berlian,kerjakanlah tugasmu!!!' ia tahu yang menulis dan mengacak-acak kamarnya tidak lain ayahnya sendiri.Ia pun mengobati lukanya lalu memperbaiki kekacauan kamarnya dan akan beristirahat setelahnya.

"asa ini ibu... Apakah kau baik-baik saja? "ujar ibunya mengetuk pintu. asa pun membuka pintunya,dengan rasa was-was dan khawatir ibunya langsung memeluknya erat-erat. Asa merasa nyaman seperti luka pukul akibatnya ayahnya lenyap seketika setelah di peluk ibunya,

"aku baik-baik saja, aku kuat.siapa yang memberitahumu ku pikir orang rumah tak ada hanya pembantu yang melihatku di bantai"ujar asa sambil menyeka airmata ibunya yang menetes.

"saat ibu datang para pembantu menggosip soal itu.ibu sempat mendengarnya makanya ibu langsung lari kemari.maafkan ibu tak bisa menjagamu"ujar ibunya sambil mengenggam tangan asa.

"mungkin dahulu aku salah soal sosok ibu tapi ada pria yang mengingatkan ku bahwa ibu adalah segalanya walaupun jasanya tak nampak tapi pengorbanannya akan selalu abadi"ujar asa tersenyum ke ibunya.Awalnya ibu asa tekejut melihat senyuman asa tapi ia sangat bersyukur melihatnya puterinya kembali tersenyum lagi setelah sekian lama.

"aku harus berterimakasih dengannya,apakah dia juga yang mengajarimu tersenyum asa?"ujar ibunya terharu,dengan malu-malu asa hanya mengangguk.

"ibu ingin menemuinya tapi tidak sekarang dan satu hal lagi ibu sangat mengenal ayahmu jauhkan dia dari ayahmu.dia bisa berbuat semena-mena padanya,apapun caranya dia akan mengembalikanmu seperti yang dulu,ibu tidak ingin itu. Kau harus menjaganya dari ayahmu, aku tidak ingin kau hidup seperti dulu anakku,ibu sangat ingin melihatmu tertawa dan jatuh cinta sekarang ibu melihatnya di wajahmu.aku seperti ini selamanya maka dari itu laksanakan permintaan ayahmu namun hidup seperti orang yang normal di belakangnya"ujar ibu asa.

"nyonya... Tuan sudah pulang sebaiknya kau cepatlah turun"ujar salah satu pembantu yang mengawasi sekitar di luar kamar asa. Dengan cepat ibu asa dan pembantunya berlari ke lantai 1 untuk menjemput kedatangan ayahnya agar tak di curigai dan asa kembali membereskan kamarnya yang berantakan.ponsel asa berdering ternyata pesan masuk,

Dari Kim soo hyun,

Ingatlah mandi dan makan lalu tidurlah yang nyenyak jangan lupa bermimpilah bersamaku.

Aku mencintaimu,asa...

Membaca pesan dari soo hyun,hati asa seperti sedang musim semi,ia tak hentinya tersenyum dan bersemangat.setelah tugas sekolahnya selesai ia kerjakan ia pun turun ke lantai 1 untuk mengambil beberapa makanan untuk persediaannya di lantai 3 agar ia tidak kewalahan naik turun tangga ketika lapar.

"kakak kenapa kau lama sekali turun hari ini, apakah kau tidak enak badan? "ujar adiknya yang baru keluar dari meja kerja ayah mereka.

"aku baik-baik saja hanya saja tugas sekolah ku banyak makanya aku menyelesaikannya lebih dahulu,sudah yah aku mau naik tidur besok aku akan masuk sekolah"ujar asa sambil membawa keranjang penuh makanan.

"ada yang aneh... Entahlah aku tak tahu, aku ingin juga mau tidur besok sekolah lalu pergi tempat karoke lalu bermain golf. Ahhhh....hari yang sibuk menantiku besok"ujar adik asa sambil mengunyah permen karet.

Asa pun terlihat berbaring di ranjangnya sambil melihat beberapa foto saat bersama soo hyun, tampak kamarnya sudah bersih dan seperti sediakala kecuali cermin yang ayahnya tulis.asa membiarkannya agar ia tak lupa katanya ibunya agar selalu berhati-hati dengan ayahnya. Ia pun tertidur dengan ponsel yang masih ada di tangannya, dengan perlahan ibunya membuka pintu.Ia menyelimuti asa dan menyimpan ponsel asa di meja lampu dekat dengan ranjang asa.

"ibu senang kau mendapatkan bahagiamu sendiri"ujarnya sambil mengelus rambut asa dan kembali pergi sambil perlahan menutup pintu kamar asa.