Tok...Tok...tok...
"iya tunggu sebentar"ujar kakak soo hyun sambil berjalan ke pintu.
"selamat malam,kakak.apa soo hyun ada? "ujar soo jin sopan
"kau ini seperti orang lain saja, ayo masuk soo hyun ada di kamarnya sepertinya tidur. Bangunkanlah dia dan mari kita makan bersama"ujar kakak soo hyun dengan mengelap tangannya di celemek yang digunakannya.
Soo jin pun mendatangi kamar soo hyun,
"dasar soo hyun kamarnya berantakan sekali"ujar soo jin sambil menguntip barang-barang soo hyun yang tercecer di lantai. Saat ia menyapu lantai kamar soo hyun, ia tak sengaja melihat foto ibu soo hyun yang terletak di meja belajar soo hyun.Ia baru menyadari bahwa anting yang di gunakan soo hyun di telinga kanannya ternyata sama persis milik ibunya soo hyun.
"soo hyun... Apa kau sudah bangun"ujar kakak soo hyun berteriak.soo jin pun tersadar dan membangunkan soo hyun,
"hei tua... Bangun...ayo kita makan.kakakmu sudah panggil dari tadi"ujar soo jin sambil menggoyang-goyangkan badan soo hyun agar tersadar dari tidurnya.
Setelah sadar mereka pun makan bersama di meja makan,
"wah...ini yang ku rindukan saat berada di amerika,aku tak bisa makan gratis masakan kakak hyun bi"ujar soo jin sambil menyuap makanan ke mulutnya
"kalo begitu makanlah yang banyak tambah dan habiskan"ujar kakak soo hyun sambil menambahkan lauk ke piring soo jin
"oh iya kak, besok peringatan kematian ibu 10 tahun.apakah kakak akan ikut denganku ke makam ibu?"ujar soo hyun
"tentu saja aku akan hadir tapi sepertinya kita tak bisa datang bersama mobil kakak di bengkel dan besok ada rapat guru.aku harus menghadirinya lebih dulu, kau bisakah sendiri datang? "ujar hyun bi menatap adiknya.
"jangan khawatir kakak. Dia akan datang bersamaku dan bersama kekasihnya,ia pasti mau memamerkannya ke ibu"ujar soo jin menyela soo hyun yang hendak berbicara.
"pacar?,sejak kapan kau punya pacar?"ujar hyun bi bingung.
Saat soo jin hendak berbicara,soo hyun menendang kaki soo jin agar dia berhenti berbicara.mereka pun menggunakan bahasa isyarat agar kakak soo hyun tak tahu apa yang mereka katakan.
"sudahlah lupakan saja aku tak tahu apa maksud kalian,baiklah aku sudah selesai"ujar hyun bi meninggalkan meja makan dan kembali ke kamarnya.
Setelah selesai makan, mereka melanjutkan percakapan mereka di kamar soo hyun.
"kenapa kau tak memberitahukan kakakmu? ,dia berhak tahu siapa yang kau cintai"ujar soo jin sambil duduk di kursi belajar soo hyun.
"aku merasa belum saatnya kakakku harus tahu aku punya kekasih.aku takut dia khawatir itu saja"ujar soo hyun membaca sebuah novel di tempat tidur
"dia itu kakakmu...kakakmu harus tahu segalanya tentangmu"
"tidak soal perasaan aku tidak setuju. Di pasti akan terbebani jika dia tahu,saat ibuku meninggal aku kasihan padanya.dia harus membesarkanku dan menyekolahkan aku kan sudah besar biar aku saja yang menanggungnya"
"kau ini...itu hanya masalah hati apa salahnya jika memberitahunya? "
"tidak"
"baiklah kalo begitu, oh iya ngomong-ngomong apakah anting yang slalu kau gunakan itu milik ibumu? "
"memangnya kenapa? "
"tidak...aku hanya bertanya tadi tak sengaja aku melihat foto ibumu menggunakan anting yang sama yang kau gunakan di telinga kananmu"
"itu memang benar(sambil melepas antingnya) ini anting ibuku.sudah cukup aku kehilangan nyawanya tapi untuk barangnya jangan lagi, perawat yang memberikannya padaku saat ibuku sudah di nyatakan meninggal. dulu waktu aku kecil saat aku nakal ibuku selalu menjewer telinga kananku makanya anting yang digunakannya ku simpan di telingan kananku. Jadi saat aku merindukannya,aku mengelus telinga kananku"ujar soo hyun sambil meneteskan air matanya.
Dengan rasa iba, soo jin memeluk soo hyun sambil menenangkannya. Malampun tiba, soo jin menginap di rumah soo hyun.mereka naik ke atap,
"kenapa kau memandang bulan terus? Apakah wajah yun-mi bersemi di sana? "ujar soo hyun sambil membawa gelas berisi coklat panas
"tidak. Mana mungkin wajahnya bisa ada di sana,tidak ada astronot yang akan menggambar wajah yun-mi ku"ujar soo jin meminum coklat panas yg di bawa soo hyun.
"lalu kenapa kau memandangnya terus? "ujar soo hyun dengan nada bingung.
"aku meminta sesuatu kepada bulan"ujar soo jin menatap ponselnya
"yang ku tahu orang akan akan meminta saat bintang jatuh bukan saat bulan bersinar, apa kau gila? Apa coklat panas ini penyebabnya? "ujar soo hyun melihat ke dalam gelas berisi coklat panas.
"ahh... Sudahlah.kau tak akan mengerti,ayo turun aku sudah ngantuk.besok adalah hari penting kau tak boleh terlambat"ujar soo jin meninggalkan soo hyun.Saat menuruni tangga,soo jin berbicara dalam hatinya
'aku meminta pada tuhan agar kau bisa mendapatkan kebahagiaan dari wanita lain yang kau sayangi yaitu asa'
10 tahun yang lalu...
Saat malam kejadian ibu soo hyun di tabrak.soo jin pernah bertemu asa sekali di taman namun mereka berdua tak mengingatnya,
"hei mengapa kau sendiri?apakah kau tak punya keluarga? "ujar soo jin kecil ke asa.
Asa kecil tak menjawab,ia hanya menatap sinis soo jin kecil dan itu membuatnya menangis.
"cengeng"ujar asa kecil meninggalkan soo jin yang masih menangis.orang tua soo jin pun menghampiri soo jin dan menenangkannya, melihat hal itu asa cemburu.soo jin di berlakukan baik oleh orang tuanya sedangkan asa tidak, ia pun berlari pergi meninggalkan taman itu.
Saat di dalam mobil,ayah dan ibu soo jin bertengkar hebat. Ia memperlihatkan sisi lain keluarga mereka,tidak seperti yang di tunjukkan saat asa melihatnya.soo jin kecil yang mulai terbiasa dengan pertengkaran orang tuanya hanya mendengar musik di aerphonenya dan memandang sekitar.
Sedangkan di tempat lain,soo hyun, hyun bi dan ibu mereka baru saja keluar dari swalayan. Mereka hendak pulang dengan berjalan kaki, tampak jalanan sepi hari itu mereka sangat senang.sampailah di perempatan jalan raya,
"ibu, kasian sekali kucing itu dia tak bisa berjalan ke pinggir"ujar soo hyun kecil. Dengan hati malaikatnya,ibu soo hyun pun hendak menolong kucing itu.di lihatnya sekitar dan memastikan apakah sudah aman menyebrang,ia pun menyebrang tak di sangka mobil yang di kendarai ayah soo jin melaju dengan kecepatan tinggi dan menabrak ibu soo hyun.
"ibu....."ujar soo hyun dan hyun bi menghampiri ibunya.
Dengan panik, ayah soo jin menancapkan gas mobilnya dan pergi. Soo jin yang sempat melihat wajah soo hyun dari kaca belakang mobil merasa bersalah,ia berjanji akan melindungi soo hyun jika tuhan mempertemukan mereka kembali.
Mereka akhirnya bertemu di bangku sekolah, soo hyun yang sampai sekarang tak tahu jika pembunuh ibunya adalah kelalaian ayahnya mengendarai mobil masih terus berteman bahkan akrab dengan soo jin seperti saudaranya.