Chereads / Kisah Kehidupan Wawan / Chapter 15 - Seseorang di Warung Langganan

Chapter 15 - Seseorang di Warung Langganan

Sesampainya aku di dalam rumah, aku pun langsung merebahkan diriku di atas kasurku yang empuk. Jujur aja, kegiatan sekolah membuat diriku ini sangat penat. Sampai diriku ini menyesal akan kegiatan yang dilakukan di sekolahan. Yah… kalian tau lah, ketemu sama guru yang kerjaannya cuman ngasih tugas serta ulangan kepada anak didiknya, kemudian pulang kerumah yang terbilang amat jauh jaraknya antar sekolah dengan rumah, lalu juga kepikiran atas tindakan yang dilakukan oleh salah satu temanmu karena temanmu ngambek dengan ucapanmu, serta sebagainya. Jadinya itu yang membuatku sangat capek dan penat banget.

---Beberapa menit kemudian---

Setelah beberapa menit aku rebahan diatas kasurku yang empuk. Aku pun melanjutkan kegiatanku untuk mandi sore. Supaya badanku gak terlalu gerah dan berkeringat karena setelah melakukan aktivitas sekolah.

"Pon, Kun. Aku mau mandi dulu ya, gerah nih!" ucapku yang kegerahan karena beraktivitas.

"Iyaudah. Kamu mandi aja gih, Wan!" ucap Kunti kepadaku.

"Iya gih, kamyu mandi dulu gih!" ucap Ponci kepadaku.

"Oke deh. Duluan ya!" pamitku kepada Kunti dan Ponci.

Setibanya aku di lantai bawah, untuk segera melakukan mandi sore. Terdengar ada suara yang memanggil namaku dari arah dapur. Ternyata suara yang memanggil dari arah dapur tersebut ialah suara ibuku sendiri. Sontak aku pun merespon panggilan dari ibuku, serta menghampirinya yang berada didalam dapur.

"Wan!!!" teriak Ibuku memangil namaku dari arah dapur.

"Kenapa, Bu?" tanyaku sembari menuju ke suara Ibuku yang berada didalam dapur.

"Kamu bisa gak, beliin ibu bumbu dapur?" tanya Ibuku sembari menoleh kearahku.

"Bisa aja Bu, emang bumbu apa yang Wawan beli?" ucapku sembari menanyakan barang yang dibeli kepada ibuku.

"Kamu beliin bawang bombai, bawang merah sama bawang putih gih diwarung langganan ibu!" ucap ibuku yang menyuruhku untuk membelikan bumbu dapur yang akan digunakan buat makan malam.

"Iyaudah... nanti Wawan beliin ya, habis mandi." Ucapku kepada ibuku seraya berjalan menuju kekamar mandi.

"Iyaudah, mandi gih! Ibu mau nyiapin uang buat kamu beli nanti." ucap Ibuku sembari berjalan menuju ke kamarnya untuk mengambil uang, yang akan diberikan kepadaku.

"Iya, Bu!" ucapku yang mengiyakan suruhan ibuku.

---15 menit kemudian---

Usai 15 menit, setelah mandi sore. Aku pun bergegas menghampiri ibuku lagi didalam dapur, untuk menanyakan uang belanjaan bumbu dapur.

"Bu, mana uangnya?" tanya ku seraya menghampiri ibuku, untuk meminta uang belanjaan.

"Ibu udah naruh diatas meja makan, cari aja!" ucap ibuku seraya mempersiapkan bahan makanan.

"Oke, Bu." Ucap ku sembari berjalan balik menuju ke meja makan.

Sesudah menanyakan uang belanjaan buat beli bumbu dapur, aku pun menuju ke meja makan untuk mengambil uang yang diberikan oleh ibuku.

"Bu, Wawan berangkat dulu ya!" ucapku yang pamit kepada ibuku, dengan sedikit teriak.

"Iya, Wan. Hati-hati di jalan!" ucap ibu dengan sedikit teriak dari arah dapur.

Setelah aku sudah mengambil uang di meja makan, aku pun menuju ke warung langganan ibuku.

****

Sesampai aku di warung langganan ibuku, aku pun memanggil pemilik warung langganan ibuku Untuk membeli bumbu dapur pesanan ibuku.

"Permisi Bu!!" panggil ku kepada pemilik warung.

"Permisi!! Ada orang didalam?" ucap ku memanggil serta memastikan adanya pemilik warung.

"Ada! Tunggu sebentar!" balas seseorang dengan sedikit teriak dari dalam warung.

Usai memanggil pemilik warung, serta memastikan adanya pemilik warung tersebut. Aku pun menunggu kedatangan dari pemilik warung itu, di bangku makan yang sudah disediakan oleh warungnya.

---Beberapa jam kemudian---

Selang beberapa jam menunggu pemilik warung langganan ibuku, Akhirnya pemilik warung langganan ibuku pun datang. Akan tetapi, yang datang menghampiri ku bukanlah sesosok ibu-ibu yang melayani ibuku melainkan Kak Aliyya. Sontak aku pun kaget melihatnya. Dan Aku baru tau ternyata selama ini Kak Aliyya tinggal di warung langganan ibuku.

"Loh, Kak Aliyya!?"

"Ada apa Wan? Kenapa kamu kaget gitu?" tanya Kak Aliyya dengan herannya.

"Ngapain kakak disini, Kak?" tanyaku dengan penuh keheranan.

"Yak jualan lah, masa MOS disekolah sih," ucap Kak Aliyya dengan nada sewotnya.

"Yak maksudnya, kakak tinggal disini?" tanyaku yang heran melihat Kak Aliyya berada di dalam warung langganan ibuku.

"Iya. kenapa emangnya, Wan?" ucap Kak Aliyya dengan herannya.

"Yah... gak kenapa-napa sih. aku kaget aja gitu Kak," ucapku yang masih heran keberadaan Kak Aliyya.

"Yaelah Wan, gitu aja heran. Lebay amat sih kamu." Ucap Kak Aliyya sembari senyum kecil.

"Yak aku kaget aja gitu, ternyata selama ini Kak Aliyya tinggal disini!?" ucapku yang masih gak percaya melihat keberadaan Kak Aliyya.

"Pfft! Kamu ini ada-ada aja. Iya lah aku tinggal disini Wan. Baru tau kamu ya?" ucap Kak Aliyya seraya menahan ketawa karena melihatku yang gak percaya kalau ia tinggal di warung langganan ibuku.

"Iya Kak, aku baru tau. Kalau Kak Aliyya tinggal disini." Jelasku kepada Kak Aliyya.

"Hahaha, yaampun dah. Oiya kamu kesini mau ngapain,Wan?" ucap Kak Aliyya serta menanyakan keberadaanku di warung miliknya.

"Oiya, ini Kak. Aku mau beli bawang merah, bawang bombai sama bawang putih Kak, buat ibuku." Jelasku kepada Kak Aliyya.

"Oke deh, bentar ya! Kakak ambilkan!" ucap Kak Aliyya kepada ku.

"Oke, Kak!" ucapku kepada Kak Aliyya.

Seusai berbincang sedikit dengan kak Aliyya serta menanyakan keperluanku di warungnya, akhirnya Kak Aliyya pun mencari pesanan bumbu dapur untuk ku.

---5 menit kemudian---

Setelah aku menunggu Kak Aliyya untuk mencari pesanan bumbu dapurku selama 5 menit. Akhirnya Kak Aliyya pun memunculkan dirinya dari dalam warung.

"Nih Wan, pesanan milik mu!" ucap Kak Aliyya seraya memberikan pesanan milik ku.

"Oke kak, berapa harganya?" ucapku yang menerima pesananku serta menanyakan harga pesananku.

"Totalnya jadi Rp 21.500 Wan." Ucap Kak Aliyya yang mengasihtahukan jumlah harga pesananku.

"Okei Kak, bentar ya, Kak! aku ambil uang dulu disaku." ucapku sembari mengambil uangku didalam saku celana.

"Nih Kak Aliyya," lanjutku sembari memberikan uang ke Kak Aliya.

"Okei, Makasih Wan," ucap Kak Aliyya sembari menerima uang dari pemberianku.

"Okei Kak. aku duluan ya, Kak." Pamitku sembari meninggalkan Kak Aliyya.

"Okei Wan, hati hati dijalan ya!!" ucap Kak Aliyya sembari melambaikan tangannya kearahku.

"Iya Kak!" balas ku sembari membalas lambaian tanganku.

Sesudah membeli bumbu dapur untuk ibuku, aku pun pergi dari warungnya Kak Aliyya menuju kerumahku. Soalnya aku khawatir dengan ibu ku, yang terus menunggu lama kalau misalnya aku melanjutkan perbincangan lagi dengan Kak Aliyya. Jadi kuputuskan langsung pergi menuju rumah.

Setelah aku sampai didalam rumah, aku pun menyerahkan pesanan bumbu dapur kepada ibuku. "Nih, Bu! Pesanan ibu!" ucapku sembari menyerahkan pesanan miliknya.

"Oh iya, Makasih banyak ya Wan." Ucap ibuku yang berterimakasih kepadaku.

"Iya Bu. Sama-sama Bu." Ucap ku seraya meninggalkan ibuku menuju ke kamarku dilantai atas.

Sesudah aku menyerahkan pesanan milik ibuku, aku pun langsung menuju ke kamarku untuk melanjutkan istirahatku yang tertunda.

Bonus Chapter.

Halo pembaca setia 'Kisah Kehidupan Wawan' ! Ini Author lagi nih!

Sebelumnya Author meminta maaf terlebih dahulu, karena pada chapter 14 itu tertunda perilisannya di hari senin tanggal 10 mei. Gara-garanya karena chapter 14 tidak terdeteksi di laptopnya Author. Dan bodohnya lagi, Author gak memback up/ menyalin data chapter 14. Jadinya terpaksa Author membikin ulang lagi pada chapter 14. Ketika mau bikin ulang lagi di chapter 14, ada aja hambatannya. Yak kayak belajar nyetir mobil lah, terus diajak nongkrong lah sama kakak beserta temannya kakak, terus ramai di rumah kakek lah (soalnya Author lagi di jakarta dan menginap di rumah kakek, gak dirumah sendiri di jakarta). Sehingga untuk memikiran ide jadi terhambat. Jadinya yak itu yang bikin rilis chapter 14 terhambat.

"Udah itu aja? gak ucapin selamat idul fitri dulu kepada pembaca, Thor?"

"Oiya gue lupa Wan, sorry baru ingat hehehe."

Btw, selamat hari idul fitri 1442 Hijriah. Apabila ada kesalahan kata serta perbuatan dari Author mohon dimaafkan.

untuk perilisan volume 2, kemungkinan setelah lebaran. tepatnya pada tanggal 21 Mei 2021. Soalnya, Author mau bermaaf-maafan dengan keluarga serta teman-teman Author yang lainnya. sehingga perilisan untuk volume 2, ditunda dulu.

"Bah!! Lama banget sih Thor, gak bisa dipercepat ya?"

"Yak, emangnya pembaca gak maaf-maafan di hari idul fitri apa? pastinya para pembaca maaf-maafan dulu lah Wan."

"Yaelah, biar cepat Thor selesainya ini cerita. capek nih jadi narasi naskah sama perannya."

"Yaelah, lemah amat sih lu Wan."

Udah itu saja, dari Bonus Chapternya kali ini. Dan Sampai jumpa di tanggal 21 Mei.