"Maharani" seorang mahasiswa yang berkuliah di kota B, kota yang tidak terlalu padat dan ramai hanya saja, penduduk kota ini mereka tidak peduli akan kehidupan satu sama lain, mereka sibuk dengan urusan masing-masing.
Maharani yang mencoba bertahan hidup, mencoba meminjam uang pada seorang rentenir untuk membayar uang kuliahnya, hingga suatu ketika dia telat membayar, bunga-bunga pinjamannya yang sudah banyak dibayarkan nya, sementara pokok hutangnya belum juga lunas bahkan kian hari kian bertambah.
Beberapakali Maharani mendatangi sang pemberi hutang, ia meminta keringanan agar bisa mencicil, ternyata jawaban sang pemberi hutang sangat mencengangkan dan diluar pemikiran Maharani yang polos.
" Bang gimana Kalau saya nyicil aja...? daripada bayar bunganya kan nggak habis-habis..? gimana kalau saya Cicil bunga dan pokoknya, kira-kira berapa ya sebulan..?" tanya Maharani dengan polosnya, dan pertanyaan nya ini malah ditertawakan oleh beberapa orang preman anak buah sang rentenir.
" hahaha nggak tau diri lu...? udah gua tolongin. Harusnya lu bayar aja sesuai aturan awal, nggak sanggup bayar pokoknya ya lu bayar aja bunganya tiap bulan..!!" ucap Bang Freddy seorang kepala pimpinan rentenir.
" Wah Bang..? enggak usah kayak gitu dong, masa Pinjam 10 juta bunganya Rp300.000 sebulan..? Saya udah bayar hampir 2 tahun, Coba bayangin Bang..? udah berapa banyak bunganya aja..? gimana kalo dicicil aja kayak bank bank BPR gitu..?" tanya Maharani.
" Ya Salah lo lah, kenapa lu nggak bayar pokoknya..? sekarang mau bilang 2 tahun ke, itu kan udah Peraturan kita..., jadi nggak usah ngeluh, kan lu sendiri yang datang minjem duit ke gw.?" jawab Bang Freddy.
" Ya kan, saya juga terima ya cuma 7 juta..? ini udah kebangetan Bang..? Abang udah ngambil banyak untung banyak banget, tolong Bang kasihanin saya, saya kan cuma mahasiswa yang kerjanya serabutan..?" jawab Maharani yang masih berusaha meminta keringanan, kepada preman ini mungkin lebih tepatnya disebut rentenir
" pokoknya kalau gua bilang nggak bisa, ya nggak bisa..! dari awal lu udah setuju dan mau tanda tangan, ini....!! Ingat nggak tuh bermaterai, tapi gua Ada cara lain, kalau lu mau ngelunasin hutang lu, dan lo bisa dapatkan uang lebih, gimana kalau lu ikut gua ke klub malam..? ada Om yang mau bayar keperawanan loh..?"
" Kagak Bang Makasih, gua cicilin aja deh...! abang permisi. .!" jawab Maharani yang langsung keluar dari rumah sang rentenir, yang sepertinya lebih tepatnya sebuah ruko terbengkalai dan banyak sekali preman.
Setelah kepergian Maharani l, Bang Freddy meminta anak buahnya untuk membuntuti seluruh kegiatan gadis ini, Ia tidak ingin gadis ini bisa melunasi hutang yang tidak seberapa itu, ia ingin menjeratnya ke dalam jurang pelacuran yang sangat ingin dijauhi oleh Maharani.
Sepertinya, Freddy si mesum ini menaruh hati kepada Maharani , tapi dia bukan orang yang suka melihat gadis suci , Ia ingin mengambil keuntungan lain dari gadis ini, yaitu menghasilkan uang banyak dengan menjualnya, sebab Ia melihat tampilan Maharani yang sangat cantik, putih bersih dengan badan yang sintal, dengan begitu Ia bisa mencicipi gadis ini secara gratis dan mendapatkan uang juga.
" Ya Tuhan Gimana caranya aku dapat melunasi hutang..? yang nggak seberapa ini, tapi kok menjerat leher banget..? kayaknya aku harus nyari kerjaan lain deh...?" ucap marani sambil berjalan.