Chapter 3 - my daily activities

" Saya mau Kak, nggak apa-apa saya di gaji Rp50.000 sehari saya lagi butuh duit banget buat bayar utang dan kuliah saya" jawab Maharani dengan sangat antusias dan bersyukur, ternyata ia masih bisa mendapatkan pekerjaan meskipun gajinya sangat kecil, bagi Maharani Ini adalah peluangnya, agar bisa cepat melunasi hutangnya yang tidak seberapa itu, Ia berpikir bagaimana caranya agar ia cepat lulus kuliah dan bisa mencari pekerjaan yang sesuai..? dan mendapatkan penghasilan yang layak.

Maharani sangat senang diterima di salon ini, Ia bekerja dengan sangat giat, Ia gadis yang sangat rajin, Iya tidak pernah perhitungan meskipun dibayar dengan sangat murah, apalagi untuk kesehariannya tentu tidak cukup dengan upah yang sangat kecil tapi ia Bersyukur masih memiliki pekerjaan hidup sangat sulit saat ini.

"Terima kasih Tuhan atas berkah dan karuniamu Semoga keberuntungan menyertaiku selanjutnya" di sela-sela kegiatannya yang sangat padat itu ia harus berangkat semangat pagi selalu bekerja setelah itu ia akan kuliah di sore hari ini merubah jadwal perkuliahan nya.

Sementara sang rentenir Bang Freddy, menerima laporan dari anak buahnya yang disuruh memata-matai Maharani,, Bang Freddy kekesalan sendiri. Ternyata Gadis itu bisa mendapatkan pekerjaan, dia mulai resah kalau begini Gadis itu bisa mengembalikan hutangnya lambat laun.

Ternyata Leni memperhatikan gerak-gerik yang sangat cekatan dan tanpa pamrih itu, Iya tahu bekerja di salon apalagi dengan pelanggan yang sangat banyak dan rewel. Maharani yang terbilang cantik memiliki kulit putih bersih mau memegang sampah dan kotoran para pelanggan, yang datang di salon bahkan terkadang memijat pelanggan yang minta dipijat, meskipun ia tidak memiliki keahlian itu.

" Maaf bu.., saya' hanya mijet sebisa saya ya..? biar capeknya hilang.." ucap Maharani, sambil memijit Tengkuk pelanggan di salon Kak Leni ini.

" Ya nggak apa, cuma pegal-pegal aja kok bukan salah urat atau keseleo.." jawab sang pelanggan.

Melihat ini Kak Leni tersenyum puas, ia tahu gadis ini sangat sopan dan rendah hati, padahal Ia tahu itu adalah teknik pijat seseorang yang mahir, mungkin Maharani pernah belajar cara memijat benak Kak Leni.

Tiba saatnya jam makan siang, Kak Leni meminta Maharani untuk mengikutinya, dan meninggalkan pekerjaannya, mereka beristirahat silih berganti satu per satu, sebab pelanggan yang datang tidak ada hantinya hingga sore hari.

" Maharani ayo sini...?" panggil Kak Leni yang berjalan menyusuri anak tangga menuju ke lantai kedua di salon ini, posisinya sebelah ruko yang memiliki balkon di atasnya, Sepertinya itu adalah kamar tidur pribadi Kak Leni, yang mulai terbiasa dengan keberadaan Maharani beberapa hari ini.

Ia melihat Gadis ini sangat jujur, bahkan tips-tips dari pelanggan mereka diberikan langsung ke tangan Kak Leni, padahal itu adalah haknya setelah melakukan servis memuaskan bagi pelanggan salon yang datang, seperti memijat, dan beramah tamah kepada ibu-ibu, bahkan gadis-gadis yang ingin mempercantik diri, atau melakukan perawatan diri.

" Kak Leni manggil saya..? apa saya bikin Salah Kak...?" tanya Maharani dalam keadaan was-was takut seandainya Kak Leni memecatnya tiba-tiba.

"hahaha... lo nggak usah takut..Rani..! Gua panggil loh Rani aja ya...? kepanjangan kalau Maharani, lo tahu enggak Maharani itu artinya Ratu..!" ucap Kak Leni, yang meminta Maharani untuk duduk dan makan siang bersama nya, sebuah bungkusan makanan diberikan oleh kak Leni untuk Maharani, meskipun itu hanya sebuah makanan yang sangat sederhana, Maharani senang menerimanya sebab Ia tidak perlu mengeluarkan uang kali ini, ia dapat menghemat walaupun hanya berapa rupiah.

" Makasih Kak..." ucap Maharani.

" Rani apa loh pernah belajar mijet? gua kira lu pernah kerja di salon lain..?" tanya Kak Leni.

"Oh, nggak pernah Kak, Saya belajar mijet dari tukang urut yang suka mijetin almarhum ibu saya, Udah langganan jadi ya dilihat-lihat kayaknya gampang ngikutinnya.." jawab Maharani.

"oh gitu....,,

Saut Kak Leni sambil memakan makanannya itu, begitupun dengan Maharani mereka tidak banyak bercakap-cakap, tapi Kak Leni kini tahu kepribadian Maharani yang sangat polos, dan apa adanya serta Ia sangat jujur.

Setelah makan siang Kak Leni memberikan sebuah amplop coklat pada Maharani,. " Rani..? Ini semua adalah uang lo..! tips-tips yang lo dapat dan gua kumpulin, Lain kali kalau dapat tips lo ambil sendiri, itu hak Lo...! yang gua kumpulin, Inget Lain kali kalau dapat tips lo ambil sendiri..? itu jatah loh, loh kan capek mijetin ibu-ibu gambreng itu..!" ucap Kak Leni yang meletakkan amplop itu ditangan Maharani langsung.

Maharani membuka amplop itu melihat uang Rp800.000 dan ia sangat senang mendapatkannya, apalagi Ia baru kerja belum 2 minggu, dan dia sudah mendapatkan uang tip sebanyak ini?

" ini buat Rani Kak..?" tanya Maharani yang ingin memastikan lagi apa benar uang ini untuk dirinya.

" Yee..., di kasih duit ga mau..! kalau ga mau gw ambil lagi nih..!" ucap Kak Leni.

"mau kak....mau Kak....! Makasih ya Kak..?" ucap Maharani yang sangat senang dan hampir menangis ini.