Chapter 4 - Menemukan sesuatu

Setelah sore hari jam kerjanya berakhir, Maharani langsung bergegas bersiap untuk pulang setelah berpamitan dengan Kak Leni, Ia merupakan gadis yang ramah dan sopan, serta bertanggung jawab akan pekerjaannya, Ia ikut membersihkan salon itu bersama teman-temannya, barulah ia pulang padahal itu bukanlah jadwal piketnya.

" Maharani apa lu nggak capek? "tanya Lia yang merupakan Kasir di salon ini ia pun layaknya Kak Leni yang memperhatikan Maharani.

" ya capek lah Kak Lia, tapi masa aku langsung pulang aja sih..? Apalagi anak baru..? nggak Enakan..? itu yang piket sudah ibu-ibu kasihan..!" jawab Maharani.

" bukan begitu, lo juga kan kerja dari pagi..? tapi.., gue mau mulai besok kalau ngerjain apa-apa sesuai jadwal li ya..? jadi nggak terlalu diforsir kalau nggak lo cape sendirian, salon kita ini rame besok kan udah kerja lagi..? sekali dua kali kita baik sama orang, tapi jangan sampai dimanfaatin ya..? Ucap Lia yang merupakan tangan kanan Kak Leni ya dipercayakan memegang kunci kasir dan bendahara salon ini, sebab Ia adalah keponakan Kak Leni.

Dan Kak Leni, mendengar ucapan Lia itu, Ia masih sedikit sungkan terhadap Maharani, untuk berbicara setegas Lia, tapi ia menyetujui ucapan Lia itu, dengan begitu Maharani tidak terlalu capek.

" Iya Kak Lia besok saya kerja sesuai jadwal aja..!" jawab Maharani yang tidak ingin berdebat dengan Lia, apalagi mereka tahu bahwa para pekerja Salon lainnya berkata, Lai begitu cerewet dan galak, kalau anak buah Kak Leni membuat kesalahan.

" bagus..! Gue bukan galakin loh..? tapi ini demi kebaikan loh, awal-awal lu masih merasa segar dan kuat kerja di sini, tapi lambat laun lo bakal kecapean sendiri, kalau lu nggak bisa ngatur waktu dan cara kerja loh..!" Ucap Kak Lia.

" ya Kak Lia, aku ingat nasehat Kak Lia dan Kak Leni, aku pulang duluan ya..?" jawab Maharani yang pamit pada Kak Lia, dan Mengangguk pada Kak Leni yang ada di depan pintu salon itu.

Maharani pun berjalan dari kota A menuju kota B meskipun jaraknya tidak terlalu jauh tapi dengan cara berjalan, Maharani pasti akan menempuhnya dengan sangat lama, ia ingin menghemat ongkosnya menuju kota B.

ternyata anak buah Bang Freddy Tengah mengikutinya dan ingin menangkapnya mereka berdua sudah diperintahkan oleh bank Freddy untuk menangkap Maharani dan dijual ke tempat prostitusi, sebab bank kredit tidak ingin Maharani melunasi hutangnya kalau ia bisa bekerja di suatu tempat.

Selama ini Bang Freddy membiarkan Maharani bekerja serabutan di mana-mana, Akan tetapi karena ia memiliki pekerjaan tetap meski di salon. Dia pasti dapat melunasi hutangnya, sebab bekerja di salon memiliki sistem se betah pekerjanya, untuk bekerja di situ.., maka lambat laun hutang Maharani akan lunas.

setengah jam berlalu Maharani berjalan dari kota A, menuju kota B itu adalah trotoar pinggir jalan raya yang dilalui oleh Maharani, Ia sudah curiga dan berfirasat dua orang lelaki itu mengikutinya sejak tadi, sebab Bang Freddy yang begitu lihai, tidak memerintahkan seseorang yang pernah dilihat oleh Maharani, melainkan para pemuda penagih utang lainnya yang belum dikenal Maharani.

" Ya Tuhan selamatkan aku..? semoga kedua orang lelaki itu tidak berniat jahat padaku..?" Munajat Maharani sebab hari semakin gelap dan ini pukul 9 malam, Maharani semakin panik dengan berjalan sedikit cepat, ternyata kedua orang pria itupun berjalan mengikutinya dan mempercepat gerakan jalan mereka juga.

" Hei Cewek...? Tunggu...! jangan belaga nggak tahu loh..!" ucap salah seorang dari pria yang terlihat bengis itu.

" eh, salah saya apa Bang..? saya nggak kenal Abang abang ini..?" jawab Maharani, yang sedikit ketakutan dan panik melihat perawakan dua orang pria yang terlihat garang, dengan rantai celana jeans, dan jaket kulit itu, serta mau menyengat dari alkohol.

"hahaha.... lo pasti ingat Bang Freddy kan ..?" ucap Salah seorang dari mereka.

" Ya tentu aja Saya kenal bang Freddy, yang menjamin saya duit..! tapi kan saya udah bayar bunganya kemarin..?" jawab Maharani.

"Bagus kalau Lo Inget, sebaiknya lo nurut aja ikutin kita...!" ucap Kedua orang suruhan Bang Freddy ini.

" Maaf Bang, saya nggak mau ikut dengan Abang berdua, Maaf...! saya harus cepat-cepat pulang..!" jawab Maharani yang langsung bergegas dan berlalu dari hadapan mereka berdua.

" sialan tu cewek, Dasar cewek murahan tunggu loh...! Lo belum ngerasain rudal gua kan..? biar lo tahu rasa, kalau ga nurut...!" ucap salah seorang pria itu yang berpikiran mesum sepertinya ia ingin melakukan pelecehan seksual pada Maharani.

Sementara Maharani kecapean sehabis pulang bekerja, hanya bisa tersudut di sebuah gang sempit dan sepertinya jarang dilalui oleh seseorang apalagi ini malam hari, ketua orang pria itu tertawa mesum di hadapannya mereka menarik Ban pinggang mereka, seperti ingin memperkosa Maharani.

" Bang tolong jangan kayak gini..! Tolong saya perempuan baik-baik, kasihanin saya Bang..? jangan kayak gini..! tolong lepasin saya..? hiks...hiks..." pinta Maharani yang sudah panik dan ketakutan.

" enggak usah takut nanti lo menikmatinya kok..? apalagi kalau digilir kita berdua, lo pasti kepuasan nanti..?" Ucap Salah seorang dari kedua pria mesum suruhan Bang Freddy itu.

"hahha sebelum Lo dijual, mending kita cicipi dulu..!"

"jangan Bang...?" ngucap Maharani yang memegang kedua bahunya ia tidak ingin melucuti pakaiannya, salah seorang dari mereka telah menarik baju Maharani.

tiba-tiba seorang lelaki paruh baya melintas ia berjalan memakai tongkat bambu rotan, setelah ia melihat Apa yang akan terjadi pada Gadis itu, yaitu Maharani ia memukuli kedua orang pria itu, dengan satu kali pukulan dan mereka berdua pun langsung pingsan.

" dasar kalian berdua tidak berguna sampah masyarakat..!!" ucap pria paruh baya itu yang dilihat Maharani seakan ia sangat kuat, sebab sekali pukul kedua orang pria itu langsung pingsan, dan itu adalah hal yang mustahil yang dilakukan seseorang, meskipun dengan tongkat.

sementara Maharani masih tersungkur dengan baju yang terkoyak bagian atasnya masih terisak-isak ketakutan dan gemetar, setelah merasakan perlakuan kasar yang hampir saja merenggut kesuciannya. Kalau tidak ada pria paruh baya ini.

" bangunlah nak..! kau sudah aman tangkap ini..!!" ucap pria paruh baya itu yang memakai tongkat, mungkin usianya sekitar 50 tahunan atau lebih, ketika Maharani menangkap sebuah benda yang dilempar oleh pria tua itu, dan perhatiannya terfokuskan pada benda itu, Pria tua penolongnya tiba-tiba menghilang begitu saja.

"Eh, Paman kau di mana..?kok tiba-tiba ngilang..?" tanya Maharani yang masih dalam kebingungan ia melihat sebuah benda terbungkus, dan ia belum tahu apa isinya, sayup-sayup terdengar suara pria tua tadi.

" jaga benda itu baik-baik kau akan selamat kalau memegangnya..!" ucap suara pria paruh baya itu, yang samar-samar terdengar mengerikan ditelinga Maharani, sebab pria itu tiba-tiba menghilang begitu saja seperti hantu.