Chapter 2 - Mencari pekerjaan

Sepertinya, Freddy si mesum ini menaruh hati kepada Maharani , tapi dia bukan orang yang suka melihat gadis suci , Ia ingin mengambil keuntungan lain dari gadis ini, yaitu menghasilkan uang banyak dengan menjualnya, sebab Ia melihat tampilan Maharani yang sangat cantik, putih bersih dengan badan yang sintal, dengan begitu Ia bisa mencicipi gadis ini secara gratis dan mendapatkan uang juga.

" Ya Tuhan Gimana caranya aku dapat melunasi hutang..? yang nggak seberapa ini, tapi kok menjerat leher banget..? kayaknya aku harus nyari kerjaan lain deh...?" ucap marani sambil berjalan.

Gadis ini masih mencari jalan keluar dari masalah yang terlihat rumit depan matanya ini, sesungguhnya Masalah ini tidak begitu besar ataupun hutang dalam jumlah besar, akan tetapi untuk kadar seorang mahasiswa, Maharani masih belum bisa melunasi hutang yang tidak seberapa besar itu.

Iya terus berjalan menyusuri bilangan kota ini, ia melihat ke berbagai sudut jalanan di kota Berharap ada sebuah peluang atau papan pengumuman yang sedang mencari seorang karyawan atau membuka lowongan pekerjaan.

sementara kedua orang suruhan dari Bang Freddy setengah membuntutinya , mengikuti setiap gerak-gerik dan langkah Maharani, ke mana pun ia pergi, Mereka berdua adalah seorang preman pemabuk, pembunuh dan penyiksa mereka pun bertindak sebagai mucikari yang selalu menjual gadis-gadis yang tidak bisa melunasi hutang mereka ke dalam lembah pelacuran.

Maharani yang polos tidak pernah tahu kalau gerak-geriknya sedang diperhatikan apalagi dibuntuti oleh kedua orang preman ini, di ujung jalan Kota Ini ia melihat sebuah tiang papan pengumuman di sebuah salon yang lumayan cukup besar di bilangan kota A ini.

Sinar Mata Maharani berbinar-binar, Ia senang melihat Ada papan pengumuman sebuah salon Tengah mencari seorang kapster, dan asisten penata rias ia bisa melakukan apapun demi uang apalagi tujuannya kali ini ingin melunasi hutangnya pada Bang Freddy.

pucuk dicinta ulam tiba..., ternyata saat Maharani masuk ke dalam salon ini ia melihat sebuah keadaan yang sangat kacau balau, dengan banyak sekali pelanggan yang menunggu, ia langsung bertanya pada kasir depan, Apakah mereka membutuhkan karyawan baru di salon ini, dan sang kasir langsung memintanya untuk mengikutinya, menghadap kepada pemilik salon ini yang sedang repot melayani pelanggan.

" Kak Leni, ini ada anak baru mau ngelamar..!" ucap kasir yang bernama Lia ini, yang langsung meninggalkan Maharani di samping Kak Leni, yang sedang repot menata rambut seorang pelanggan yang ingin disanggul.

" Serius mau kerja di salon..? di sini butuh orang yang kerja keras, bukan kepintaran...? ikutin aja omongan gua..! ikutin kalau gue nyuruh apa aja, sambil perhatiin kayak gimana nih kita-kita ngerjain...!" ucap Kak Leni yang lantang tanpa basa-basi.

" Mau Kak...! mau Kak,..! saya lagi butuh kerjaan banget, apa aja bisa saya Kerjain, apa aja saya bisa ngikutin dan cepat belajarnya kak..!" jawab Maharani yang senang sepertinya ini sinyal bahwa Ia diterima di salon ini.

" Oke, tapi di sini gajinya kecil banget..? sehari cuma Rp50.000 mau nggak lu..? Lu kerja seharian capek banget, ngadepin pelanggan sebanyak ini, syukur Kalo lu dapet Tip banyak, tapi kalau nggak.., ya lu dapat 50 ribu aja seharian kerja...?" ucap Kak Leni, yang langsung menjelaskan bahwa pendapatan salon ini memang sedikit, hanya terlihat ramai saja sebab ini bukan Salon mahal ataupun memiliki nama yang terkenal, ini adalah Salon kecil yang baru berkembang, meskipun terlihat menyewa ruko yang cukup besar.

" Saya mau Kak, nggak apa-apa saya di gaji Rp50.000 sehari, saya lagi butuh duit banget, buat bayar utang dan kuliah saya..! Jawab Maharani dengan sangat, antusias, dan bersyukur..! ternyata ia masih bisa mendapatkan pekerjaan meskipun gaji nya sangat kecil, bagi Maharani Ini adalah peluangnya, agar bisa cepat melunasi hutangnya yang tidak seberapa itu, Ia berpikir bagaimana caranya agar ia cepat lulus kuliah dan bisa mencari pekerjaan yang sesuai dan mendapatkan penghasilan yang layak.