Sebenarnya hati Denis sangat panas tadi saat mengetahui bahwa Kanaya lebih perhatian pada laki-laki yang pantas untuk menjadi seorang om dari pada calaon suami. Kanaya adalah cinta pertama denis dan sampai detik ini pun Denis masih sangat mencintai wanita yang dari dulu hanya menganggapnya hanya sebagai sahabat.
Denis pikiran dengan mengubah penampilan nya yang sekerang lebih kurus dan Kanaya akan menyukainya seperti wanita lainnya yang hanya memandang fisik, tapi dugaan Denis sepertianya salah karena apapun keadaan fisiknya seorang Kanaya yang berhati baik akan tetap menganggapnya sebagai seorang sahabat.
"Woy.... Den, ngapain kamu ngelamun?" tanya Kanaya.
"Hehehehe....gak papa kok Ra...., aku cuman kangen aja... ama masa-masa kita sekolah dulu, kamu inget gak waktu itu pernah ada cowok yang mengungkapkan perasaan nya ke kamu dan dengan tegasnya kamu menolak dengan beralaskan bahwa kita telah jadian." ucap Denis yang tersenyum mengingat kejadian yang telah berlalu lama itu.
"Iya Den. Habisnya aku pusing ama mereka yang sok kegantengan itu, padahalkan biasa aja... yang bagian itu jangan di inget-inget kan kita sahabat dari dulu sampai detik ini." ucap Kananya.
"Andai saja Ra Lo tau... bahwa aku tu.... udah suka ama kamu dari SMP dan tidak berani mengungkapkan perasaan aku ke kamu mungkin aku punya harapan kecil untuk bisa sellau ada di samping mu terus." ucap Denis dalam hatinya.
"Woy..... Den. Lo kebiasaan ya... orang lagi ngomong gak di dengerin." ucap Kanaya dengan muka kesal.
Kanaya sekarang terbebas dari Al karna matan bos tampannya itu sedang sibuk mandi karna habis dari pasar tadi merasa tidak betah dengan tubuhnya yang berbau seperti Ikan.
"Boleh gak aku minta satu permintaan sebagai seorang sahabat?" tanya Denis nada dengan serius.
"Wkwkwkkwkwkw.... sok-sok pakai muka serius segala Lo... walaupun wajah Lo sekarang gak sebuket dulu tapi Lo tetap kocak kok.... hahahahhahahaha." ucap Kanaya.
"Huft..... beneran aku lagi serius ini." ucap Denis setelah menghembuskan napasnya kemudian menatap kedua mata coklat madu milik Kanaya.
"Iya deh. ngomong aja." ucap Kanaya dengan santai.
"Izinkan aku berasaing dengan Colon suami mu itu untuk mendapatkan mu, karena Aku mencintai mu." ucap Denis dengan penuh keyakinan sambil memegang kedua pundak Kanaya.
Kananya pun hanya terdiam karna ucapan dari Denis kemudian barusaja ingin memberikan jawaban kepada Denis tapi terlambat karena Al sudah datang dan langsung menarik nya kedalam pelukan hangat.
"Kamu jangan pernah bermimpi ingin bersaing dengan ku... dasar bocah ingusan. Kananya hanya akan menjadi milikku dan akan menjadi ibunda dari anak-anak ku nanti." ucap Al dengan tegas dan memandang tajam kearah Denis sambil mendekap Kanaya dengan erat.
"Aku tidak perduli dengan pendapat mu om, aku tadi hanya bertanya pada Rara." ucap Denis dengan marah, karna merasa sangat menyakitkan jika melihat wanita yang selama ini sangat di cintainya berada di pelukan laki-laki lain.
"Denis aku..... tidak bisa mengizinkan kau bersaing dengan nya karna memang aku tidak memiliki perasaan apapun pada mu selain perasaan sayang sebatas sahabat." ucap Kanaya dengan jujur.
"Tapi... Ra.... aku mencintaimu dari pertanyaan kali kita MOS bareng dan sampai detik ini.... dan aku selalu ada didekat mu karena perasaan cinta ku pada mu." ucap Denis dengan lirih.
"Maafkan aku, aku pikir kau hanya bersikap layaknya seorang sahabat yang baik yang selalu ada untuk sahabatnya disaat dalam keadaan susah." ucap Kanaya sambil berusaha untuk melepaskan pelukan Al padanya agar bisa memeluk sahabatnya itu sebagai permintaan maaf.
"Lepaskan aku... pak." ucap Kanaya sambil berusaha berontak untuk melepaskan diri tapi seperti dekapan Al telah erat walaupun hal itu tidak akan membuat Kanaya terlalu tapi cukup membuat Kanaya jengkel di buatnya.
"Jangan peduli pada laki-laki lain selain aku." ucap Al dengan tegas.
"Tapi dia sahabat ku...," ucap Kanaya dengan lirih.
"Aku bersumpah akan menghajarnya sampai mati jika kau berniat sengaja ingin memeluknya hanya dengan alasan dia adalah sahabat mu. Aku ini calon suami mu!" ucap Al dengan tegas dan intonasi tinggi.
"Maaf.... hiks..hiks...hiks..." ucap Kanaya sambil terisak karna menganggap ucapan Al tadi sebagai bentuk bentakkan pada dirinya.
"Sayang ku...., maafkan aku... aku tidak bermaksud membentak mu...., aku.... hanya tidak suka milik ku disentuh orang lain." ucap Al menjelaskan.
Kanaya malah menarik terisak sambil memeluk erat tubuh Al, sebenarnya Kanaya merasa kesal pada Al karena telah membentaknya dan juga malu harus menangis terisak didepan 2 Pria yang merupakan sahabatnya dan calaon suami nya itu.
"Kau memang tidak berubah dan selalu cengeng Rara.... jika suatu saat nanti kau kehilangan tempat untuk menangis datang pada ku karena aku akan selalu ada untuk mu." ucap Denis yang kemudian meninggalkan kediaman Umi Shopia.
"Hay bocah ingusan kau pikir kau siapa....." ucap Al dengan kesal. Al tidak melanjutkan Umpatan nya karna merasakan Kanaya semangkin terisak.
"Hiks..hiks...hiks... Kalian jahat... hisk..." ucap Kanaya sambil terus terisak memeluk erat tubuh Al.
"Maafkan aku.... sayang....., aku tadi sedikit lepas kontrol." ucap Al.
Uma Sophia memeng sedang menyusul bapaknya Kananya yaitu Sopian yang kembali kesawah untuk menyelesaikan perkerjaan yang hampir selesai sehingga yang ada di rumah hanya Al, Kanaya dan Denis tadi tapi sekerang hanya ada Al dan Kanaya saja karna Denis telah pergi.
Al merasa bajunya telah basah bukan disebabkan rambutnya yang basah karna habis mandi tadi tapi basah karna air mata dan lendir hidung Kanaya yang telah menempel pada bajunya yang harganya pasti nya sangat fantastis.
Sebenarnya jika orang lain yang melakukan hal itu sudah dipastikan Al akan membuang baju dan membuat pelaku menyesal, tapi karna pelakunya adalah wanita yang sangat teramat di cintainya sampai mendarah daging Al akan rela bajunya basah atau kotor asal Kanaya memaafkan nya dan selalu ada di sampingnya.
Karena Kanaya yang tak kunjung menggantikan tangis nya akhirnya Al mengambil ini inisiatif untuk menggendong Kanaya dan mereka berdua duduk diatas kursi karna gadisnya ini mungkin akan mersa pegal jika menangis pilu sambil terisak dengan posisi berdiri walau telah bersandar dengan memeluk tubuh yang sedikit membungkuk karna pelukan erat gadisnya itu.
"Maafkan aku.... sayangku...., maaf..." ucap Al dengan lembut berbisik pada Kanaya yang saat ingin sedang berada di pangkuan nya dengan keadaan masih menangis.
Kanaya yang mendengar suara lembut dari Al yang terdengar sangat tulus dan penuh penyesalan itu pun langsung berhenti terisak secara perlahan.
"Jangan.... hiks.. membentak ku...lagi..." ucap Kanaya berkata sambil berusaha menahan tangisnya dan melepaskan pelukannya pada tubuh Al.
"Emmuach..., maaf..., maaf.. maaf..., aku tidak akan melakukan kebodohan itu lagi." ucap Al dengan tulus dan penuh kelembutan mengecupi pucuk kepala Kanaya.
"Sekarang berhenti menangis nanti jika Uma dan Bapak mu datang pasti mereka akan salah paham dan kita akan di nikah kan secara dadakan." ucap Al dengan lembut dan sedikit jahil.
Kanaya yang baru menyadari posisinya yang sekarang berada di pangkuan Al pun berusaha untuk turun secepatnya karena jika mungkin saja ucap terakhir Al tadi akan menjadi nyata dan Kanaya tentunya belum siap menikah untuk waktu dekat ini.