Chereads / Raja Bucinnya Kanaya / Chapter 31 - Handphone atau aku

Chapter 31 - Handphone atau aku

Setelah pulang dari rumah orang tua angkat Zya, Wanita cantik itu malah asik dengan Handphone nya dan tidaknya Al yang sebentar lagi akan pergi. Tentunya Al tidak punya alasan yang kuat untuk menginap disini sudah pasti calon mertua dan Ray akan melarang nya untuk menginap.

Tentunya walaupun saat ini Zya dan Azka telah di jodohkan dan akan menikah beberapa hari lagi justru itulah yang menjadi alasan utama Azka yang tidak diinginkan menginap selain untuk terhindar dari fitnah juga agar terhindar dari zina.

"Yang aku mau pulang ni bentar lagi...." ucap Al dengan cemberut karena gadis pujaan hatinya itu tampak lebih asik dengan Handphone nya dari pada Al yang berbicara.

"Ya pulang aja pak...., kan gak ada juga yang maksa bapak nginap di sini." ucap Zya yang pandangannya masih terfokus pada handphonenya.

Al dengan cepat merebut handphone milik Kanaya dan menyambungkannya. Karena menurut Al gadisnya itu meluapkan dirinya hanya karena sebuah benda berarti panjang itu. Hal itu sangatlah membuat Al merasa cemburu dan ingin membanting handphone milik Kanaya tapi Al tidak ingin Kanaya mengisi benda persegi empat itu lagi dan lagi pula sekarang mereka sedang berada di rumah orang tua Kanaya.

"Kembalikan pak, aku mau balas chat teman-teman aku." ucap Kanaya dengan kesal.

"Gak boleh kamu malah lupa aku karena asik dengan benda persegi panjang itu. Yang bakalan nikah ama kamu kan aku bukan benda persegi panjang itu." ucap Al dengan wajah cemberut.

"Iya deh maaf, sekarang kembalikan." ucap kanaya yang mencoba mengalah.

"Kamu pilih aku atau dia dulu sebagai suami kamu?" ucap Al yang mamang kadang gak masuk akal cemburu pada benda mati.

"Ya Anda lah pak, handphone sayakan hanya benda mati mana bisa di ajak nikah." ucap Karnaya yang apa adanya.

"Kalau begitu dengarkan aku dan lebih perhatian lah ke aku jangan pada handphone itu. Apakah ngobrol dengan ku ruang asik sehingga kamu lebih tertarik dengan handphone?" tanya Al dengan serius.

Kanaya sanagat ingin pergi menemui orang tua Al dan menanyakan pada ibunya laki-laki dihadapannya itu, apakah mungkin dulu ibunya ngidam aneh sampai-sampai anaknya ini sangat cemburuan pada benda mati. Sebenarnya mengobrol dengan Al sangat asik tapi Kanaya merasa bahwa tidak boleh terlalu banyak mengobrol dan dekat dengan Al karena tidak baik untuk kesehatan jantungnya yang belakangan ini sering berdetak tidak normal jika berada di dekat Al.

"Iya gak gitu juga Pak. Asik kok tapi emang lagi mau chatting ama temen-teman aja." ucap Kanaya sekenanya.

Al mendengar ucapan Kanaya yang mengatakan bahwa mengobrol dengan Al asik tentunya membuat Al senang dan hal ini juga menyebabkan Al malas pulang.

"Hemmmmm.... dek udah malem masuk kamar." ucap Ray yang baru saja turun dari lantai atas.

"Iya Bang." ucap Kanaya yang langsung mengambil kesempatan untuk kabur setelah mendapat handphone nya yang tadi di sembunyikan Oleh Al.

"Pengertian dikit kenapa si bro, gue kan belum puas ngomong ama calon istri." ucap Al dengan lemas.

"Pengertian dari mana lo aja gak pengertian ke adek gue, ini kan udah malem waktunya istirahat dan besok juga Kananya bakalan pergi ngampus. Kalau adek gue ngantuk bisa-bisa masa depannya bakal suram." ucap Ray dengan galak.

"Iya juga sih, tar kalo Kanaya ngantuk terus gak lulus-lulus jadi bodoh, lalu siapa yang akan ngajarin anak-anak ku nanti." ucap Al sambil membayangkan masa depannya bersama Kananya.

"Ya Lo jangan nikah aja ama adek gue kalau gitu cari aja sana waniata cantik lainnya." ucap Ray yang tidak terima adik bontotnya di katakan bodoh.

"Gak bisa bro, Lo udah gila ya..... gue cuman cinta mati ama Kanaya seorang." ucap Al yang tidak terima saran dari sahabat sekaligus calon kakak iparnya itu.

Kananya hanya dapat tersenyum memperhatikan Abangnya yang sedang berbicara dengan Al yang terdengar serius. Kanaya juga masih bisa mendengar pembicaraan mereka yang tengah membicarakannya. Kanaya sebenarnya juga ingin marah tadi saat Al mengatakan Kanaya bodoh terus gak lulus-lulus tapi ternyata abangnya telah mewakili Kanaya.

Lagi pula bisa-bisa nya seorang Al berfikir bahwa Karnaya seorang yang bodoh. Lagi pula jika Kanaya bodoh bagaimana bisa Kanaya masuk universitas dengan jalur prestasi. Bahkan S2 Kanaya pun sebenarnya masih beasiswa tapi Papa dan Mama Kanaya sebenarnya tidak keberatan untuk membiayai hidup Kanaya hanya saja Kanaya sudah terbiasa mandiri dan tidak suka bergantung pada orang lain.

"Bucin amat si Lo ama adek bontot gue?secara emang adek gue cantik dan gue tampan." ucap Rey dengan kembangan dirinya di depan Al.

"Yang penting Kanaya harus jadi istri gue. Tampan dari mana deketin ibu dokter aja kalah ama abang sepupu gue...," ucap Al mengejek Ray.

"Percaya diri sekali Lo biasa aja kan nanti Papa batalin perjodohan kalian. Ya aku akuin saat ini memang tu dokter cantik lebih dekat dengan Abang sepupu Lo. tapi seenggaknya gue dah punya nomornya dan bentar lagi ngajak di ta'arufan terus nikah." ucap Ray dengan santai.

"Gue bakalan culik adek bontot Lo itu kalau kita gak di nikahin secepatnya." ucap Al dengan tanpa ragu.

"Dan gue juga bakalan nyuruh Abang sepupu gue itu memperjuangkan cintanya." ucap Al mengejek Ray.

"Apa maksud lo, Abang sepupu Lo yang dokter itu juga suka Ama calaon istri gue?" tanya Ray.

"Menurut loh cowok normal yang mana yang gak suka pada wanita cantik, seorang dokter, dan soleha yang merupakan kakak dari Arkan itu?. Ya kecuali gue lah gue kan emang hanya cinta mati ama Kanaya seorang." ucap Al.

"Yang benar aja loh, gak papa aku akan terus berdoa meminta yang terbaik pada Allah di sepertiga malam terakhir. Dan jika dia memang jodoh ku kami pasti akan hidup bersama sampai mau memisahkan." ucap Ray.

"Dramatis banget si Lo bro sebenernya sih gue gak tau Abang sepupu gue tu suka apa gak tu ama dokter cantik itu, tapi yang pasti Abang sepupu gue juga pernah cerita bahwa sedang menyukai perempuan yang Sholeha yang setiap hari mereka selalu bertemu baik secara sengaja ataupun gak sengaja. Dan menurut gue waniata yang di maksud oleh Abang sepupu gue itu adalah dokter cantik itu mungkin karena mereka kan otomatis saling bertemu karena tuntutan pekerjaan di bidang yang sama." ucap Al mengungkapkan isi pikiran nya.

Apa yang dikatakan oleh Al itu memang bisa saja terjadi, tapi Allah yang maha kuasa dan maha mengetahui sesuatu. Apapun yang terjadi saat ini adalah yang terbaik dan harus nya terjadi dan begitu pula apapun yang terjadi pada hari esok karena memang rezeki, maut, dan jodoh hanyalah Allah saja yang maha mengetahui.