Chereads / Raja Bucinnya Kanaya / Chapter 23 - Aira Pulang

Chapter 23 - Aira Pulang

Setelah 1 bulan penuh dirumah sakit akhirnya sekarang Aira diizinkan pulang ke rumah. Arka, Aira, Jalal dan Ray yang yang menemani Aira sedangkan Kanya dan Rahma telah pulang terlebih dahulu untuk memberikan kejutan kecil pada Aira.

"Putri ku... sayang, apakah kau merasa senang sekarang kau telah sembuh dan kita akan segera pulang kerumah dengan keluarga yang utuh?" tanya Jalal pada putrinya itu.

"Iya papa tentu saja aku merasa sangat senang, apalagi jika Mama dan Papa hidup selamanya dengan kami tanpa ada lagi kesalahan paham". ucap Aira yang penuh harapan.

"Semoga keinginan mu itu terkabul sayang".

"Oh iya Arkan, terimakasih karna telah menemukan donor yang tepat untuk putriku Aira. Kalau bukan karena mu mungkin aku akan menjadi ayah yang gagal kembali karna tidak becus menjaga putri ku dengan benar." ucap Jalal tulus.

"Saya hanya perantara dari Allah om, dan Om bukalah Ayah yang gagal tapi Om adalah ayah yang sangat hebat bisa bertahan demi keselamatan putrinya dan Om juga telah berjuang mencari informasi tentang Aurora sebelum yang ternyata adalah Kanaya. Semua itu karena takdir Allah Om.... yang bisa kita lakukan hanya berusaha dan menerima ketentuan dari Allah dengan Rido." ucap Arkan dengan bijak.

"Iya papa itu semua takdir Allah. Papa adalah Papa yang terhebat dan aku sangat bangga menjadi Putra Papa." ucap Ray yang juga mendukung ucap Arkan.

"Iya Papa.... Aira sangat senang memiliki Papa terhebat seperti Papa." ucap Aira sambil memeluk Jalal.

Jalal sedang melamun memikirkan bagaimana caranya agar Rahma bisa memaafkan nya dan kembali seperti dulu lagi, sungguh perasaan Jalal tidak pernah berubah pada Rahma, wanita hebat yang telah melahirkan 3 malaikat yang telah berhasil mewarnai hidup mereka dengan indah.

"Papa mengapa terlihat sedih?" tanya Aira.

"Tidak nak Papa tidak sedih, Papa hanya sedikit mengantuk." ucap Jalal yang mengelak dari kenyataan.

Ray kembali fokus memperhatikan jalan ketika mendengar jawaban dari papanya tadi, awalnya Ray juga ingin bertanya apa yang telah menyebabkan ayahnya sedih. Sedangkan Arkan mentap kearah Aira dan Jalal sekilas melalui kaca depan setelah melihat Aira dan Jalal baik-baik saja Arkan kemudian kembali fokus pada handphone nya.

Di lain tempat tepatnya di rumah kediaman keluarga Jalaludin Sanders, kedua perempuan cantik yang berbeda usia sedang menyiapkan kejutan kecil untuk kepulangan Aira. Iya dua perempuan cantik itu adalah Rahma dan Kanaya.

"Mama apakah Aira akan menyukai kue buatan kita ini?" tanya Kanaya penasaran.

"Tentu saja nak, Aira sangat menyukai coklat dari kecil sedang dirimu menyukai rasa vanilla dan stroberi bukan?" tanya Rahma memastikan.

"Iya Mama sangat hebat padahal aku belum sempat menceritakan tentang hal yang disukai." ucap Kanaya dengan kagum.

Tentu saja Rahma mengetahui tentang anaknya karena walaupun mereka terpisah selama belasan tahun tapi Rahma selalu memberikan kasih sayang penuh pada anak-anak tanpa membeda-bedakan mereka. Rahma selalu 100% mencintai putrinya Aira, 100% mencintai putrinya Aurora, 100% mencintai putranya Ray dan 100% mencintai suaminya100%.

Tapi perasanya Rahma pada Jalal sulit untuk dijelaskan. Rahma sangat berat untuk kembali pada laki-laki yang merupakan ayah dari anak-anak itu, tapi mengingat janjinya pada Aira sebelum Aira melakukan operasi waktu itu Rahma akan melakukan apapun demi kebahagiaan anaknya.

"Mama mengapa melamun?" tanya Kanaya karna Meliahat Rahma yang dari tadi hanya diam.

"Mama tidak apa-apa sayang, mama hanya senang akhirnya keluarga kita kembali akan berkumpul dan utuh seperti dulu lagi." ucap Rahma sambil memeluk tubuh putih bungsunya itu.

"Mama telah memaafkan Papa?" tanya Kanaya .

"Mama akan melakukan apapun demi kebahagiaan kalian." ucap Rahma dengan yakin.

"Terimakasih Ma...," ucap Kanaya yang memeluk erat tubuh ibu yang telah melahirkan nya itu.

"Ehemmm... maaf tante..., sepertinya Aira, paman, Ray, dan Arkan telah sampai didepan rumah." ucap Al yang membuat kedua perempuan itu langsung menuju pintu depan untuk menyambut kedatangan Aira.

"Sayangku..... " ucap Al yang memanggil Kanaya dengan manja.

"Kenapa?" tanya Kanaya yang merasa jengah.

"Kau meninggalkanku..., aku tidak ingin berjauhan dengan mu." ucap Ray yang membuat jarak mereka semangkin dekat sehingga tersisa 5 cm saja.

Sebenarnya setan apa yang telah merasuki Al sehingga tingkat kebucinannya pada Kanaya sangat membuat Kanaya merasa sangat gemas dan pengen namp tapi sayang jika muka Al yang tampan baday yang sangat mirip dengan V BTS ini menjadi jelek karena sebuah tampilan.

"Untung aja ni bapak-bapak ganteng, klo gak udah ku buang kelautan aja." umpat Kanaya dalam hatinya.

"Jangan mengumpat dalam hati sayang, kerutan di kening mu itu cukup membuktikan bahwa kau sedang memuji-muji calon suamimu ini." ucap Al dengan percaya diri.

"Dasar bapak-bapak tua yang tidak tau diri." ucap Kananya mengumpat didepan muka Al dan memanda laki-laki itu dengan tatapan kesal.

"Iya aku juga mencintaimu sayang ku....," ucap Al sambil mengedipkan mata genitnya pada Kanaya.

"Saya tidak pernah menyatakan cinta pada Anda. Anda boleh pulang sekarang pintu rumah itu terbuka dengan lebar untuk Anda keluar." ucap Kanaya yang mengusir Al secara halus.

"Aku sangat paham kau sebenarnya tidak ingin aku meninggalkan mu...., baiklah aku akan tetap tinggal disini untuk mu... sayang." ucap Al.

"Saya sangat berterima dan bersyukur anda telah membantu saya dan Mama hari ini. Saya rasa anda terlalu lelah sekerang anda bisa pulang, ayo akan saya antar kan!" ucap Kanaya yang kemudian menarik tangan Al untuk mengusir laki-laki menyatakan itu.

"Wow sayang kau tidak terlalu terburu-buru... kita akan menikah beberapa menggu lagi, kau tidak perlu menyeret ku ke KUA sekarang karena aku pasti akan menikahimu dengan sukarela." ucap Al sambil tersenyum gemas melihat Ekpresi wajah Kanaya yang sedang menatapnya kesal.

"Wah, wah... ada apa ini nak kenapa kau menyeret tangan Al seperti itu?" tanya Jalal pada Kanaya.

"Aku hanya ingin dia pergi Papa." ucap Kanaya yang memandang kesal Al.

"Kamu tidak boleh seperti itu nak, Al ini adalah tamu bukan kita wajib memperlakukan tamu layaknya seorang raja." ucap Jalal yang menasehati putri bungsunya itu.

"Iya Dek lagi pula Al kan jarang main kesini." ucap Ray yang mendukung ucapan Papanya.

Al tersenyum manis karna mendapatkan dukungan penuh dari calon mertua dan calon kakak iparnya itu.

"Tidak apa-apa Om dan Ray seperti Kanaya ini ingin menyeret ku Ke kantor KUA dia sangat tidak sabaran." ucap Al yang tersenyum manis menatap Kanaya.

"Aira, Mama..., ayo kita masuk." ucap Kanya mengalihkan pembicaraan.

"Bukannya kau ingin menyeret kak Al ke KUA tadi?" ucap Aira yang berbisik pada Kanaya.

"Jangan dengarkan pria gila itu." ucap Kanaya sambil menghembuskan napas lelah.

"Kau tidak boleh terlalu dalam membeci seseorang nak karna biasanya cinta dan benci itu beda tipis sayang." ucap Rahma yang menasehati putri bungsunya.