"Ya dia itu Virus yang sangat menyebalkan, bagaimana mungkin aku bisa bertemu dengan laki laki menyebalkan seperti dirinya, ahh mimpi apa aku semalam." sambil menundukkan kepalanya dimeja.
"Heh mungkin jodoh kali." sambil mengelus rambut putri.
"Ihhh jodoh apaan suka aja gak, yang ada bukan suka tapi benci baru pertama kalinya aku melihat laki laki sombong seperti mereka ternyata ada ya orang yang seperti itu." langsung berdiri mendengar perkataan Gita.
"Hey jangan salah benci boleh saja, tapi bagaimana jika itu terjadi." menarik tangan Putri untuk duduk kembali.
"Apanya yang akan terjadi dengar itu semua hanya ada dalam fikiranmu saja, lagi pula bukannya Nanda itu suka dengan Ridwan aku tidak mau berurusan dengannya juga." dengan ekspresi berfikir.
"Tapi yang namanya takdir siapa yang tau kan dan masalah Nanda dia sudah tidak ada hubungan lagi dengan ridwan, memang aku merasa kasihan pada gadis itu dan aku bertanya-tanya kapankah dia bisa melupakan Ridwan." sebenarnya Gita pernah berteman baik dengan Triples itu tapi dia Kini lebih memilih untuk tidak terlalu dekat dengan mereka semenjak Nanda dicampakkan oleh Ridwan.
"Terserahlah karna apa yang kamu katakan itu tidak akan pernah terjadi, tapi kamu benar si kasihan Nanda sepertinya dia masih berharap Ridwan akan menerimanya lagi." merasa kasihan pada Nanda yang masih sulit untuk menerima apa yang telah terjadi.
"Dan dimeja lain Triples dan R4 tidak lengkap dimana Ridwan pergi dan Reyhan sedang sibuk dengan dunianya bersama Widi." tidak mudah untuk menemuka Widi dan Reyhan ketika berpacaran seolah mereka ditelan oleh bumi.
<<
"Seperti biasa Ridwan mendesakkan tubuh putri sampai di tembok dan berkta."Kamu harus bertanggungjawab atas yang telah kau lakukan pada ku tadi." dengan ekspresi kesalnya
"Aku tidak mau kamu saja saat menabrak ku tidak melakukan apa apa, jadi kita impas itu kesepakatan yang bagus kan." dengan berusaha melepaskan diri.
"Itu tidak adil, hey dengar kemarin bukan aku saja yang menabrakmu tapi ada tiga orang lain apa hanya aku yang kau salahkan itu benar benar-benar tidak adil."bertambah mendekati putri dan saat itu mata mereka beradu tatap menatap.
"Dia benar-benar menjengkelkan apakah aku harus meladeninya dan kenapa dia sangat dekat sekali denganku, jantungku mendadak berdetak kencang karna melihat wajah Ridwan yang sangat dekat, uhhh ini memalukan apakah Ridwan mendengar suara jantungku ini." berbicara dengan hatinya sendiri.
"Apa yang kalian lakukan di sana." tiba tiba suara pak guru datang dan mengagetkan mereka Ridwan pun melepaskan Putri.