"Keesokan harinya Putri sudah berada di sekolah pagi pagi dimana masih banyak orang yang belum datang kesekolah, dia berniat untuk berkeliling sekolah itu saat tidak banyak orang. "
"Pagi yang cerah di hari kedua ku disekolah ini rasanya aku masih tidak percaya tentang apa yang terjadi kemarin, lalu apa yang harus aku lakukan dengan laki laki itu huhhhh." berbicara dalam hatinya sendiri sambil berkeliling sekolah.
"Hemm karna masih sepi aku mau membaca buku saja diperpustakaan, ahhh aduh." Putri tidak melihat jika ada seseorng didepannya dan orang yang Putri tabrak adalah Roy laki laki yang dingin sambil membawa beberapa buku.
"Astaga kenapa aku menabraknya apakah ini awal yang baru lagi bagi masalahku disekolah ini kenapa aku sellu membuat masalah." berbicara dalam hati sambil melihat siapa yang telah dia tabrak.
"Roy yang dingin pun tidak mengatkan apapun dia hanya mengambil buku buku yang jatuh dan tidak memperdulikan Putri yang jatuh, Putri pun langsung berdiri.
"Apa kamu baik baik saja, biar ku bantu" dia tidak mengatakan apapun apakah dia tidak bisa bicara apah." Putri berbicara dengan suara yang kecil, Putri heran dengan Roy yang tidak berbicara sepatah katapun.
"Roy pun pergi sambil membawa bukunya tanpa mengatakan apapun kepada putri."
"Jam pun terus berputar sedikit demi sedikit orang pun sudah berdatangan suara bel pun berbunyi dan semua masuk dikelas masing masing."
"Pagi Putri kamu bengong kenapa apa karna kemarin sebaiknya jangan kamu pikirkan anggap saja itu tidak terjadi." Gita datang sambil duduk di sebelahnya .
"Ouh iya katany kmu mau menjelaskan kepadaku tentang kemari, tapi jika kamu tidak mau menceritakannya tidak apa apa Putri." sebenarnya Gita masih penasaran tentang kemarin tapi sepertinya tidak bagus untuk dibicarakan lagi.
"Nanda yang baru datang pun datang kemeja Roy dan bertanya padanya."
"Roy apa Ridwan tidak masuk sekolah hari ini kenapa dia belum datang jam segini."
"Aku tidak tahu."
"Memang kalian tidak bersama sama berangkatnya biasanya kalian berempatkan selalu bersama."
"Hari ini kami berangkatnya tidak bersama."
"Begitukah aku harap dia berangkt walau terlambat."
"Ternyata dia bisa bicara aku pikir dia tidak bisa bicara." putri mendengar mereka berdua berbicara dan dia heran kenapa saat diperpustakaan Roy tidak bicara apapun padanya.