Chereads / Calon Pengantin Iblis / Chapter 2 - Wajah Yang Akrab.

Chapter 2 - Wajah Yang Akrab.

Raja Arthur tidak keberatan dengan syarat itu demi bisa menikahi Bella yang kecantikan nya tidak pudar walaupun mereka sudah memiliki dua orang anak.

Yang pertama adalah perempuan sedangkan yang kedua adalah lelaki.

Tujuh belas tahun kemudian.

"Jangan khawatir!" Kata Bella sambil meremas tangan Pangeran Austin.

"Ya"

Pangeran Austin hanya menghelai nafas panjang, dia tidak bisa mengatakan tidak karena dia tidak ingin melawan kehendak Ayah dan Ibunya.

Dia memang putraku yang dingin dan tidak banyak bicara. Tapi, aku berharap dia tidak mewarisi sifat Ayahnya.

Hari itu kabar kedatangan putra iblis sudah menyebar di seluruh kota kecil Nerline.

Semua orang gugup karena takut akan melakukan kesalahan dalam menyambut anak dan istri iblis itu.

Tuan Jhon Laois dan istrinya sudah berdiri di depan gerbang rumah mereka yang berada di sebelah kanan sekolah dan sebelah kirinya adalah Asrama perempuan dan laki-laki.

Seluruh siswa dan siswi ikut menyambut kedatangannya karena itu perintah.

Mereka semua berfikir kalau putra Iblis itu adalah lelaki yang memiliki gigi taring yang panjang dan mata berwarna merah menyala.

Dalam fikiran semua orang, anak lelaki itu memiliki kuku dan telinga yang panjang layaknya Iblis.

"Sekolah tidak akan aman jika dia tinggal bersama kita."

Para siswa mulai resah dan ketakutan karena desas desus tentang anak Iblis itu sangat mengerikan.

Ada juga yang pura-pura sakit agar tidak ikut menyambut kedatangan anak Iblis karena mereka ketakutan.

Beberapa menit kemudian.

Empat mobil mewah tiba di halaman rumah besar Tuan Laois. Semua orang mulai panik dan ketakutan.

"Ayo keluar!" Kata Bella sambil tersenyum pada putranya itu.

Dengan malas Pangeran Austin keluar dari mobil, Semua orang langsung fokus pada orang yang baru saja membuka pintu.

"Katanya dia anak Iblis yang memiliki wajah buruk. Aku penasaran apakah desas desus itu benar? ". Kata Lisya

Dua sahabatnya Amber dan Emly mengangguk karena mereka juga sangat penasaran akan desas desus yang santer terdengar itu.

"Aku rasa dia pemuda yang jelek dan menyeramkan. Namanya Iblis pasti bentuknya buruk. " kata Amber menyuarakan pendapatnya.

"Aku fikir begitu. "

Emely dan Lisya setuju dengan apa yang Amber katakan. Seperti apa yang orang katakan kalau Iblis pasti buruk rupa.

Beberapa saat kemudian, Pangeran Austin keluar lalu berdiri tegak di samping mobilnya sambil memandang lurus kearah kakek dan neneknya yang sudah berdiri lama menunggu kedatangannya.

Semua orang termasuk Lisya dan dua sahabatnya tertegun saat mata mereka melihat sosok tinggi, berkulit putih, memiliki sepasang bola mata yang hitam berkilau, bibirnya tipis kemerahan dan gaya rambut belah tengahnya membuatnya sangat menawan.

"Dia bukan iblis, tapi malaikat".

Amber dan Emely mengubah opini mereka tentang anak iblis, Pangeran Austin adalah seorang pemuda tampan yang mewarisi pesona dan aura ibunya.

Rahang semua siswa yang menyambut Pangeran Austin jatuh, terutama mereka yang telah menyebarkan desas-desus tentang betapa buruknya anak iblis itu.

"Dia sangat tampan".

"Semua rumor tentang dia adalah palsu, saya akan membunuh orang yang menyebarkan hoax".

"Dia salah satu keajaiban dunia, tinggi dan mempesona, aura dinginnya seakan menyihir siapapun yang melihatnya".

Dalam hatinya, Lizya membenarkan apa yang dikatakan teman-temannya tentang Pangeran Asustin.

Sesaat Lizya tak bisa berpaling dari Pangeran Austin yang hanya memandang lurus ke depan karena tidak tertarik dengan orang di sekitarnya.

Merasa dilirik oleh Pangeran Austin, Lisya langsung menundukkan kepalanya karena malu dan takut. Meski begitu, Lizya tetap berusaha berdiri diam di tempatnya hingga Pangeran Austin berjalan melewatinya.

Saya pikir dia telah melihat saya jadi saya sudah mati, sangat memalukan dan menakutkan.

Lisya melirik Pangeran Austin dan Bella yang sudah berada di depan Pak Laois dan istrinya yang sudah menunggu mereka selama ini.

"Selamat datang di Nerline Bella putriku, dimana suamimu?". Kata istri Tuan Laois.

Bella tersenyum sambil melirik ayahnya yang masih diam dan dingin padanya dan Pangeran Austin, kedua pria tercinta itu tidak saling menyapa melainkan diam dan saling memandang, seolah-olah mereka sedang berbicara dalam hati.

"Suamiku pergi untuk memenuhi undangan Raja Inggris. Karena itu, hanya aku yang datang untuk menemani Ibu dan Cucu Ayah, seperti yang kubilang namanya Pangeran Austin".

Bella dengan bangga memperkenalkan putranya kepada ayah dan ibunya, ini pertama kalinya dia diizinkan membawa Pangeran Austin ke Nerline yang merupakan kota kecil yang selalu dia rindukan.

"Anda tidak mengundang Putri Amelia?" Tanya ibunya.

"Dia sibuk mempersiapkan pernikahannya, kami akan mengirimkan pengawal untuk menjemput ibu dan ayah di pernikahannya nanti". Bella menjawab.

"Ibu dan Ayah pasti akan datang, lalu masuk!". Kata ibunya.

Bella dan Pangeran Austin masuk ke rumah Pak Laois sambil tersenyum bahagia.

Bella sangat senang bisa kembali ke rumah tempatnya tinggal selama hampir 24 tahun.

Setelah keluarga inti masuk ke dalam rumah, semua siswa dan guru meninggalkan posisinya masing-masing.

Lizya masih penasaran dengan fakta bahwa dia tidak melihat rumor seperti yang dia dengar.

"Kalian berdua pergi ke Asrama dulu, aku ingin bicara dengan Nona Monica". Kata Lisya.

"Apa yang ingin Anda katakan?" Amber dan Emely bertanya bersama karena penasaran.

"Saya akan beritahu kamu nanti". Setelah itu Lisya lari dari kedua temannya dan mengikuti Nona Monica.

"Ada apa Lisya?". Tanya Monica ketika melihat Lisya berdiri di depannya, mengatur napas karena kelelahan saat mengejar Miss Monica.