Chereads / Calon Pengantin Iblis / Chapter 3 - Dimana Aku?

Chapter 3 - Dimana Aku?

"Ada apa Lisya?". Tanya Monica ketika melihat Lisya berdiri di depannya, mengatur napas karena kelelahan saat mengejar Miss Monica.

"Benarkah cucu pemilik sekolah ini yang datang hari ini?" tanya Lisya.

Lisya adalah salah satu gadis yang terkenal pintar di sekolah khusus perempuan, karena kecerdasannya dia bisa masuk ke sekolah paling terkenal di kota Nerline.

Sekolah yang dinamai sama dengan nama kotanya tersebut memberikan beasiswa penuh kepada Lisya sebagai apresiasi atas kecerdasannya.

"Tentu saja dia cucu kepala sekolah, mengapa kamu bertanya lagi apakah kamu pernah melihatnya sendiri?". Kata Monica sambil tertawa kecil.

"Rumornya mengatakan bahwa dia adalah keturunan iblis, kita semua mengira bahwa dia akan menjadi anak yang jelek atau setidaknya memiliki gigi taring yang panjang dengan mata merah cerah, tapi yang kita lihat berbeda. Bagaimana menurutmu?". Lizya berkata dengan ekspresi bingung.

"Hahhaha ... Lisya, bukankah kamu anak yang paling cerdas disini. Bagaimana mungkin kamu bisa berfikir begitu. Dia bukan Drakula yang memiliki taring, selain itu dia memiliki Ibu yang sangat cantik, wajar saya dia mewarisi kecantikan Ibunya. Soal dia anak Iblis itu memang benar, tapi kabarnya dia lahir sebagai manusia seutuhnya. " Miss Monica tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa mendengar pertanyaan Lisya yang lucu.

"Miss benar. Ibunya memang sangat cantik. " kata Lisya sambil tersenyum malu.

"Mrs Bella memang cantik. Dia pernah mendapat gelar sebagai bunga Nerline yang paling indah sewaktu dia masih muda. Dia tidak hanya cantik di luar melainkan cantik di dalam. Banyak lelaki yang ingin melamarnya setelah mendapatkan kabar tentang dirinya. Tapi, yang menang adalh Raja Arthur yang merupakan keturunan Iblis yang menguasai Kerajaan Elythes. Sangat di sayangkan walaupun mereka masih bersama sampai sekarang. " Tutur Miss Monica dengan ekspresi yang rumit.

"Itu yang namanya jodoh. Bukankah begitu Miss Monica? " Kata Lisya sambil tersenyum.

"Kamu benar. Tapi, kamu jangan sampai menyukai cucu Kepala Sekolah jika kamu tidak ingin kena masalah. "

Sebagai perempuan normal yang belum menikah, Miss Monica sadar kalau Pangeran Austin sangat tampan sehingga ia khawatir kepada muridnya.

Monica takut kalau diantara mereka akan ada yang jatuh cinta atau sampai berhubungan dengan Pangeran Austin. Karena rumor beredar begitu cepat tentang Pangeran Austin yang tidak boleh di sentuh ataupun didekati oleh sembarang orang jika mereka tidak mau mati.

"Dia bukan kriteria ku. Jadi, Miss tenang saja. Kalau begitu aku akan kembali ke Asrama. " Kata Lisya menyakinkan Monica agar tidak khawatir padanya.

Sudah ada lelaki yang menarik hati Lisya sehingga ia tidak mungkin menyukai pangeran Austin walaupun dia sangat tampan dan mampu menyihir semua teman-temannya. Tapi bagi Lisya, senior Ricard tetap yang terbaik.

Bagi Lisya, tampan itu bukan kriteria utamanya. Selain itu, dia hanya gadis biasa dengan latar belakang keluarga yang sangat kacau sehingga ia tidak mungkin berani bermimpi untuk menjadi cinderella.

Obrolan Lisya dan Miss Monica itu di dengar jelas oleh pangeran Austin yang sedang duduk di kursi ruang tamu kakeknya.

Tidak heran dia bisa mendengar suara orang yang menyebut namanya walaupun dari kejauhan karena ia memiliki kekuatan yang luar biasa dalan segi pendengaran. Itulah sebabnya dia lebih sering menutup telinganya dengan Handset agar ia tidak mendengar suara yang tidak ingin dia dengar.

Kata Ayahnya, dia masih terlalu muda untuk mengendalikan kekuatannya.

Back.

Suara bel berbunyi dari luar yang membuat lelaki bermata biru itu menoleh dan tersadar dari lamunannya.

"Ada kiriman buat tuan!" Kata pelayan yang dia temukan berada di depan pintu kamarnya.

Lelaki bermata biru itu langsung mengambilnya, setelah itu ia menutup pintu kembali tanpa mengatakan apapun kepada pelayan itu.

Setelah itu, ia meletakkan barang itu di lacinya lalu bergegas merebahkan tubuhnya di samping Shopia.

Tidak lama kemudian, ia memejamkan matanya dengan pelan sehingga sinar matanya yang kebiruan itu tertutup rapat.

Keesokan Paginya.

Shopia terbangun dan menemukan dirinya ada di kamar yang sangat indah. Seperti kamar tuan putri yang ada di negeri dongeng.

"Selamat pagi Tuan Putri! " Kata seorang perempuan yang baru memasuki ruangan itu.

Dimana aku?

Kepala Shopia dipenuhi oleh ribuan pertanyaan yang tidak menemukan jawaban saat ia mendengar suara itu dan menatap kamar yang asing.

Semalam aku ingin bunuh diri, tapi seorang lelaki bermata biru menolongku. Apakah mungkin ini rumahnya?

Sophia mengingat semuanya. Kejadian semalam tidak mungkin dia lupakan. Tapi, apakah benar dia ada di kamar lelaki itu. Lalu, siapa wanita yang duduk sambil memandangku dengan senyum yang merekah.

"Siapa kamu? " Tanya Shopia pada wanita itu.

"Aku Ibumu tuan putri." Jawab wanita itu.

"Ibuku? " Shopia masih ingat betul wajah Ibunya yaitu Gladis. Tapi, wanita di depannya adalah wajah yang berbeda.

"Iya tuan putri. Hari ini kamu harus menikah dengan lelaki yang sudah ayahmu siapkan untukmu. " Kata wanita itu.

Rahang Shopia jatuh saat dipanggil tuan putri karena rasanya sangat asing.

"Aku tidak mungkin menikah dengan lelaki yang tidak aku suka. Selain itu, pernikahanku sudah gagal. " Kata Shopia

Wanita yang mengaku ibunya itu langsung melirik dua pelayan di sampingnya itu.

"Ada apa dengan tuan putri yang kalian layani? " Tanya wanita itu.

"Kami tidak tahu. " Jawab dua pelayan itu dengan cemas.

"Siapa kalian? " Tanya Shopia yang masih bingung karena tidak mengenali tiga perempuan yang ada di depannya itu.