Dia melangkah dengan cepat, notifikasi E-mail dari hp membuat perasaan nya tak menentu. Dada nya berdetak tak karuan, sekarang dia mencoba menyeret langkah kaki nya untuk sedikit berlari.
"Akh!!! Ramai sekali?" gerutu nya sambil menerobos masuk kerumunan orang di papan pengumuman. Tubuh nya yang ramping segera melesat dengan cepat.
Saat sudah di depan papan besar berwarna hijau itu, ia langsung mencari nama milik nya dari yang terbawah.
"950!? Ini gila!!! Aku akan mati!!!" gerutu nya. Lagi.
Tetapi karena tak ingin menunggu, jari dan juga mata nya langsung di siap kan nya cepat untuk mencari. Baru saja sebentar, tubuh nya sudah di dorong beberapa orang
"Oh... Ayo lah!!! Ini masih di 732!!! Ya Tuhan!!!" ia menatap mereka kesal.
Entah karena suara dari nya terlalu keras atau bagaimana, laki-laki yang berada tepat samping nya langsung melihat nya.
"Mau aku bantu?" Tawar nya sambil tersenyum ramah.
Mendengar tawaran dari nya dengan cepat dia melihat ke wajah lawan bicara nya.
"Okeh... Mari kita coba" batin nya "Tentu. Tolong ya, nama ku Abigail Alexandra"...
Lawan bicara nya hanya mengangguk pelan. Dia pun dengan cepat langsung membantu. Tak membutuhkan waktu lama dengan cepat dia menarik tangan nya untuk segera mendekat.
"Ini? Kamu ada di urutan 10 Besar. Selamat kamu lulus!!!" seru nya dengan suara penuh antusias.
Sungguh. Dia merasa beruntung karena tinggi badan nya.
"Akh!!! Thanks!!! Aku lulus!!!"...
Tidak ingin berlama-lama lagi di situ. Dia langsung berlari keluar dengan riang. Di saat sudah menjauh dia langsung berlonjak seperti anak kecil karena senang.
"Akh!!!... Akhir nya!!" seakan tidak peduli dengan hal di sekitar.
Baru saja sebentar dia menikmati moment nya. Pendengaran tiba-tiba terusik oleh ocehan perempuan di dekat nya.
"Lay?? Aku mencari mu. Sedang apa kamu?"
Tanpa di sadari nya rupa nya, laki-laki tadi berada tepat di samping nya sambil melihat tingkah heboh nya. Dengan tersenyum ramah dia mencoba mengucapkan terima kasih sekali lagi.
"Oh!!! Sekali lagi terima kasih banyak!!!" Tunduk nya sopan.
Perempuan yang berada di samping nya mengerutkan dahi tak mengerti.
"Tidak masalah. Aku Lay. Senang bertemu dengan mu Abigail Alexandra" ucap nya sembari tersenyum ramah.
Dia pun hanya membalas dengan anggukan ringan. Di palingkan pandangan ke arah perempuan yang ada di samping nya. Dia tidak menunjukkan ekspresi ramah sama sekali.
"Maaf... Aku hanya di bantu oleh nya, jangan salah faham..."...
"Hai!!! Apa kamu fikir aku pacar nya?"... potong perempuan itu cepat.
"Ah... Ya? Apa aku salah?" ia tak terlalu mengerti situasi saat ini.
"Jangan berkata seperti itu dan juga kenal kan dia Yun. Chun Cha Yun" ujar nya sambil mencubit hidung perempuan itu.
"Berhenti menggunakan nama Chun Cha di depan orang lain. Hm!!! Yun. Hanya Yun. Senang berkenalan dengan mu" ia menyodorkan tangan nya dengan tangan kiri masih merangkul Lay dengan erat.
"Ah... Bukankah, itu arti nya Purti bangsawan? Dari Ras mana dia?" batin Aby. Dengan segera di tepis semua fikiran yang tak itu penting. Dan segera menyambut uluran tangan nya.
Belum sempat ia membuka mulut untuk berbicara. Ada seseorang lagi yang datang dan langsung merangkul Lay dari belakang. Mereka dengan spontan melihat ke arah nya.
"Lepaskan!!! Jangan sentuh Lay!!!" sergah Yun sambil melepaskan jabatan tangan mereka.
"Lihat lah. Putri kecil ini sangat cemburuan. Dari tadi aku mencari kalian" ujar nya sambil menopang dagu nya di bahu tegap milik Lay. Dia tidak memperdulikan ucapan Yun.
Lay hanya menggeleng pelan.
"Jangan bertengkar. Dan juga disini ada orang lain. Abigail... Perkenalkan, ini Alban Xzander" Lagi. Untuk kesekian kali nya Lay berusaha mengenalkan mereka.
"Ah... Hai. Kalian bisa memanggilku Aby. Jangan terlalu formal"...
"Hai... By. Senang berkenalan dengan mu. Aku tau, insting buas Lay tidak pernah salah. Maka nya dia lebih suka mengoceh lebih dulu daripada di tanya" Perkataan Alban membuat nya mendapatkan pukulan ringan di kepala. Tetapi, dia hanya tertawa.
"Kalian sangat akrab. Dan juga wajah kalian terlihat mirip seperti saudara" jujur saja, Aby mengatakan itu tanpa berfikir sama sekali.
"Hahaha... Ini pertama kali nya ada yang berani mengatakan itu di hadapan Lay. By... Aku menyukai mu" Alban tak dapat menahan tawa nya sama sekali.
Aby yang mendengar itu merasa bingung. Dapat di lihat nya, Lay hanya diam tanpa menunjukkan ekspresi. Sedangkan Yun melihat ke arah nya bingung.
"Aku minta maaf. Aku tidak bermaksud sama sekali" dia langsung menunduk dengan rasa bersalah.
"Hahaha... Lihat lah itu? Wajah mu sangat lucu. Ugh!!! Perut ku sampai sakit!!!"...
"Alban diam lah. Itu tidak lucu!!" Yun mencoba memperingati.
Tentu saja, ucapan Yun sangat ampuh dan dia dengan segera menutup mulut nya.
"Aby. Apa kamu Ras Murni?" pertanyaan Lay membuat lawan bicara nya mengangguk cepat. Mereka yang mengetahui itu sedikit terkejut.
"Ah!!! Benarkah?" Yun mencoba memastikan.
Dengan mata tertutup, Aby hanya mengangguk ringan. Jawaban nya membuat mereka semua menatap diri nya dengan tajam.
Tetapi, tiba-tiba Alban berjalan mendekati nya.
"Aku fikir kamu bagian dari kami. Dan Lay pasti merasakan itu juga. Kalau tidak, mana mungkin dia mendekati mu..." ucapan nya membuat Aby terkejut.
Dengan kasar Lay menarik nya cepat.
"Oh. Maaf... Dia tak bermaksud" Nada nya terdengar dingin.
Aby gelisah sekarang.
"Tidak apa-apa. Aku mengerti. Baik lah, kalau begitu aku permisi..."...
Sungguh tak tahan rasa nya berlama-lama bersama mereka. Dia tau, terkadang memang terdengar rumor bahwa Ras Campuran tidak mau berteman dengan Ras Murni. Entah apa alasan jelas nya tetapi, sebagian orang masih percaya dengan mitos-mitos yang ada.
Belum sempat diri nya berbalik Yun dengan cepat menahan nya.
"Tidak. Kamu salah faham, By. Kami tidak bermaksud seperti itu. Lay hanya terkejut dan juga ini pertama kali nya kami berbicara lagi dengan Ras Murni di luar rumah" penjelasan nya membuat Aby menatap Lay. Seakan mencari jawaban yang sama.
"Em... Itu benar. Bukan karena kami tidak menyukainya. Dulu saat kami di Tingkat Awal, ada seorang dari Ras Murni yang mengatakan Alban seorang monster. Sejak saat itu, kami ber 3 tidak pernah masuk sekolah gabungan. Tetapi, karena sekarang di Academy kami rasa itu tak masalah. Lagi pula, itu hanya masa lalu" tatapan Lay menjadi sedih.
"Maaf, harus nya aku tidak membuat kalian mengingat nya kembali" dapat di lihat nya, mereka semua membuang pandangan. Seperti tak ingin dikasihani.
"Tak apa. Aku hanya tidak menyangka saat Lay mendekati seseorang dia pasti tau itu Ras Murni. Tetapi, sekarang penciuman nya bermasalah" Alban mencoba mencairkan suasana.
"Oh... Mungkin karena mereka. Aku tinggal dengan beberapa Ras Campuran" ucapan nya yang ambigu, membuat mereka menatap tak faham...
"Eh!!! Maksud nya Ny.Hera. Dia Ras Campuran dan beberapa adik ku lain nya" Tanpa sadar Aby langsung tersenyum sebab mengingat mereka... "Aku merindukan mereka"... Dia bergumam pelan.
Mereka yang melihat itu, memiring kan kepala bersamaan. Tak mengerti.
"Oh. Maaf. Mereka keluarga ku di panti. Ny.Hera sudah seperti orangtua ku. Mungkin karena itu Lay bisa mencium aroma Ras Campuran dari ku"...
"Apa kamu berasal dari panti asuhan By? Dimana itu?" Pertanyaan nya membuat Lay dan Yun keberatan. Tetapi, mereka tidak bisa menahan keingintahuan nya.
"Em... Yayasan ¹Fatou" Jawab nya singkat.
Meskipun Aby tidak menjelaskan lagi. Dia tau, mereka pasti mengetahui nya hanya dari nama nya saja. Karena panti asuhan tempat nya tinggal cukup terkenal dengan Ras Campuran nya.
"Oh Jadi apa kita akan berteman?" Walaupun dia melihat Aby tapi percayalah, pertanyaan itu di lontarkan untuk Lay.
Berbeda dengan Yun, dia seakan tidak peduli tentang itu. Sebab dia sudah merasa nyaman dengan nya...
"Okeh!!! Teman?!"... dia tersenyum antusias.
Lay yang melihat mereka sudah seperti itu tak bisa berkata apapun lagi. Karena dia juga bisa merasakan bahwa ada yang berbeda dari Aby. Lay membuang nafas sejenak...
"Tentu!!!" ujar nya sambil tersenyum.
Mendengar jawaban nya membuat mereka semua tertawa bahagia begitu pun dengan Aby. Dia merasa permulaan nya di Academy berjalan dengan lancar. Bahkan, sekarang dia sudah menemukan teman baru nya.
Tapi, tak jauh dari tempat mereka berada. Ada satu orang yang sedang melihat mereka dengan tajam. Memang pandangan awal nya hanya tertuju ke arah Lay dan bergantian ke Alban. Tetapi, merasa ada yang aneh dengan mereka dia pun segera melihat apa penyebab baik Lay maupun Alban tertawa seperti itu.
Mata milik nya langsung tertegun di saat melihat ke arah Aby yang sedang tertawa. Detak jantung nya seakan berhenti berdetak. Ada perasaan aneh yang belum pernah di rasakan nya. Tetapi, apa ini? Ini bukan seperti kata mereka bukan? Cinta pada pandangan pertama? Tapi, jelas ini sangat berbeda. Semua pemikiran itu berlari memenuhi kepala nya sekarang.
"Hei! Jangan melamun. Ayo..." suara seseorang membuyarkan semua yang ada di kepala nya. Tanpa bisa menjawab, dia pun segera melangkah pergi dari sana.