Chereads / I.O : ABIGAIL / Chapter 21 - 21. PERAN LAINNYA

Chapter 21 - 21. PERAN LAINNYA

"Dia mencintaimu. Tetapi dengan cara nya sendiri. Bukan hanya diri mu yang tak mengerti. Bahkan "Tuhan" pun menolak untuk mengakui nya"... Er.

xxxxx

Seorang Laki-laki, menatap pergelangan nya bergantian dari Jam yang ada di pergelangan nya ke arah Layar Monitor saat ini. Dia hanya berdiri dalam diam. Entah berapa kali pun orang yang melintas di dekat nya. Itu tidak membuat nya terganggu.

"Sekarang sudah pukul 12:30. Harus nya mereka sudah disini" Gumam nya sendiri.

Di langkah kan kaki nya secara perlahan. Tangan kiri nya, sibuk menarik koper berwarna biru dengan santai. Kini, dialihkan pandangan nya ke arah sekitar banyak sekali manusia yang ada di situ.

"Selamat Siang. Untuk penerbangan dengan nomor Pesawat 28JAirland, tujuan Apore-Jeju akan segera tiba 30 menit lagi..."...

Suara nyaring pengeras suara itu, membuat nya berhenti. Pandangan nya sejenak di alihkan nya ke luar. Setelah itu, dia berjalan lagi dengan pandangan yang sibuk mencari dimana pintu keluar. Tidak membutuh waktu lama, dia langsung menemukan nya. Dia pun segera melanjutkan langkah nya. Baru beberapa langkah dia menjauh dari area dalam. Ada seorang Perempuan melambai dengan riang arah nya.

Tanpa berfikir panjang, dia langsung mempercepat langkah. Bukan hanya dia, tetapi yang berada di seberang pun tidak ingin hanya menunggu. Di saat sudah mendekat dia melompat ke arah Laki-laki itu.

"Ah!!! Aku merindukan mu?!!" Perempuan itu berbicara di dekapan nya.

"Aku juga. Sangat" Dia sedikit menunduk kan tubuh nya yang tinggi. Sekarang, dapat di cium juga aroma manis milik nya. Aroma yang dapat menenangkan nya.

Dengan perlahan dia melemparkan pandangan keluar. Ya, cuaca masih cerah seperti tadi. Seakan ikut menyambutnya kembali.

"Sayang?!... Aku datang!!!" Batin nya senang sambil mengecup ringan bahu milik nya.

------

8 Jam Berlalu...

Laki-laki itu kini sedang menikmati pemandangan malam nya. Dia sibuk melihat malam yang penuh dengan bintang.

"Sayang? Sekarang sedang apa? Ini sudah lama sekali. Apa kamu masih menyukai bintang?" Dia bergumam sendiri di atas balkon kamar nya. Tangan nya seakan ingin menggapai benda bersinar itu agar dapat di simpan nya.

"Sayang? Aku merindukan mu. Bahkan tidak ada hari, dimana aku tidak memikirkan diri mu" Tangan kiri nya langsung menyentuh dada milik nya. Sebab, ada rasa menyesakkan yang tak dapat di jelaskan.

KRIETTTT!!!!

Bunyi daun pintu terdengar nyaring. Meskipun begitu, dia yang ada di dalam nya tidak merasa terganggu sama sekali. Seorang Perempuan berjalan mendekati nya dengan pelan. Dan langsung berhenti tak jauh dari diri nya berada memberi sedikit jarak di antara mereka.

"Sampai kapan kamu seperti ini? Um? Ayo kita makan" Dia terlihat khawatir.

"Aku akan turun nanti" Tanpa mengalihkan pandangan.

"Aku tau. Jangan memaksa kan diri mu. Aku... Akan menunggu di bawah. Segera turun, kalau tidak tak akan ada makan malam sama sekali" Setelah mengatakan itu, dia berbalik pergi.

"Apa dia akan mengingat ku?" Suara parau nya membuat Perempuan itu berhenti.

"Kamu sudah tau jawaban nya. Aku menunggu" Dia menjawab tanpa berbalik dan melanjutkan langkah kaki nya pergi.

"Ah!!! Aku tau. Tapi, bisakah aku meminta keajaiban? Bahkan aku saja tidak tau bagaimana akhir nya. Sayang?! Tolong. Kali ini biarkan aku yang menemukan mu. Jangan bersembunyi terlalu jauh"... Dia tersenyum getir, sambil di tekan kepala nya kuat. Dan entah kenapa, sesak yang ada di dada nya semakin menyakitkan.

Perempuan itu dengan cepat menutup pintu tanpa ingin menimbulkan suara apapun. Sejujurnya dari dulu sampai sekarang. Bukan hanya dia yang menderita, bahkan mereka semua yang berusaha membantu nya untuk keluar dari "Lubang Hitam" milik nya pun merasakan hal yang sama.

Dia mencoba menyandarkan badan milik nya di depan pintu. Untuk membuat diri nya sedikit lebih tenang dari rasa bersalah yang berkepanjangan.

"Tenang lah, Ved. Ini bukan hal yang baru saja terjadi. Bukankah kita pernah melewati lebih besar dari pada ini?! Kuat lah, agar diri nya juga lebih kuat. Kau harus sadar bahwa sekarang perasaan nya sangat rapuh. Meskipun sudah terlalu lama untuk itu..." Gumam nya menguatkan diri nya sendiri.

------

Keesokan hari nya...

Veddria sudah sibuk dengan aktivitas pagi nya saat ini. Seperti membersihkan rumah, memasak dan juga sibuk mempersiapkan segala nya untuk kegiatan nya saat ini. Dia merupakan salah satu pengajar di Academy terpandang di Apore. Untuk mata pelajaran Farmasi dan sebagai salah satu Pengajar yang terpandang di sana. Bahkan dia memiliki sebuah julukan "Queen Poison". Sebab kemampuan yang di miliki nya bukan hanya sebatas obat-obatan saja. Melainkan bisa menyembuhkan beberapa Racun yang menurut beberapa orang mustahil untuk di sembuhkan. Tentu saja, mengingat diri nya bukan cuman Ras Campuran biasa.

Setelah mempersiapkan diri nya untuk berangkat. Dia dengan segera melangkahkan kaki nya ke lantai atas. Tempat di mana diri nya berada. Sejujurnya, dia bukan tak tau apa yang sedang di lakukan nya saat ini. Tetapi karena sudah menjadi kebiasaan. Membuat nya tak bisa pergi begitu saja. Meskipun, di saat mereka tidak tinggal bersama dalam tiga tahun belakangan.

Saat sudah sampai di depan pintu kamar nya. Dia memutar ganggang nya perlahan. Pemandangan yang pertama kali di lihat nya merupakan hal yang sudah beribu kali dilakukan nya dengan posisi dirinya yang tak berubah. Sudah tak ada lagi rasa bosan yang merasuki nya. Dia terdiam sambil menikmati pemandangan yang ada di depan nya saat ini.

------

Lagi. Dia menatap keluar jendela untuk kesekian kali nya tanpa mengenal kata bosan. Pandangan nya, sekali-kali beralih ke lukisan besar yang ada di samping nya.

"Lihatlah... Dirimu selalu indah. Apa yang harus aku lakukan? Hm? Apa ini saat nya?" Dia hanya bergumam sendiri.

Di lempar kan kembali tatapan nya keluar. Di sana ada sebuah Pohon besar yang ada tepat di depan jendela milik nya. Daun yang rindang menari-nari dengan riang nya. Seakan diri nya di paksa oleh Sang angin untuk mengikuti diri nya.

"Entah berapa daun yang gugur karena itu. Entah berapa ranting yang patah karena dia memaksa datang. Apa arti nya? Takdir? Atau apa? Hahaha... Sungguh hal yang bodoh!!!" Dia tertawa dingin.

Ved melangkah perlahan-lahan ke arah nya berada... "Jangan memaksa untuk mengingat lagi. Kamu tau harga apa yang harus di bayar untuk itu" Di saat sudah dekat, dia mengelus lembut bahu milik Laki-laki itu. Dengan cepat Sang Pemilik menarik nya mendekat.

"Ini sudah lama sekali. Bahkan sentuhan mu tak lagi bisa ku rasakan" Sambil di kecup nya lengan Perempuan itu hingga ke pergelangan. Di genggam jemari kecil nya erat. Dan di jatuhkan bertubi-tubi kecupan sayang untuk nya.

"Kau tidak bisa selama nya di sini. Ayo... Kita atur waktu untuk keluar bersama?" Ved memainkan rambut nya dengan lembut. Bahkan tangan kanan nya menyelinap naik ke atas dada nya dan langsung memeluk erat diri nya.

"Cup... Ayo. Aku menantikan nya" Dia meletakkan tangan mereka ke dada nya juga. Sambil menyandarkan kepala mereka bersama.