[AUTHOR]
Lucy sudah berkeliling beberapa kali di lantai tersebut, tapi ia tidak juga menemukan pintu masuk ke ruangannya Demit berada. Padahal ruangannya ada di depan mata.
"Apa aku hancurkan saja temboknya?"
Kemudian, Lucy memfokuskan energi hitam di tangan kanannya. Setelah cukup terkumpul, ia pun melancarkan pukulannya ke dinding dari ruangan tersebut.
***
Anak kecil yang bersama Demit langsung memeluknya sembari ketakutan, begitu seisi ruangan tersebut bergetar dengan hebat.
"Paman, aku takut! Ada gempa!"
Demit merasa kalau itu bukan gempa, tapi ada yang berusaha menghancurkan tembok dari ruangan tersebut. Dan ia tahu itu ulah siapa.
"Oh, Lucifer sudah sampai, rupanya. Dia pasti merasakan keberadaanku di sini, tapi dia tidak menemukan jalan masuk ke ruangan ini. Alhasil, dia mau menghancurkan dindingnya. Percuma saja, aku sudah merancang dinding itu sedemikian rupa, sehingga tidak bisa dihancurkan oleh monster sekelas dirimu."
***