[AUTHOR]
"Mama, Adek, kalian tenang saja, Papa bakal segera menebus kalian."
Demit kembali mengalihkan panggilan tersebut ke hanya panggilan suara lagi.
"Wah, tebusan, ya? Menarik. Kira berapa, ya, harga yang cocok untuk mereka berdua?"
"Sebutkan saja. Berapa pun juga akan aku bayar."
"Tapi, aku tidak butuh uang."
"Kalau begitu, saham perusahaanku? Atau rumah dan apartemenku?"
"Aku juga tidak butuh semua itu."
"Lalu, apa yang kau inginkan dariku...?!"
Orang tersebut mulai terdengar marah dan putus asa. Lalu, Demit pun tertawa lebar setelah mendengarnya.
"Aku suka sekali mendengar suara keputusasaanmu itu. Terdengar begitu nyaring di telingaku."
"Sudah, katakan apa maumu. Jangan bicara yang tidak aku mengerti."
Sekarang orang itu terdengar sedu dan menangis.
"Uuh, sekarang suara tersedu-sedu, ya. Mmm... enak juga."
"Ayo, cepat katakan apa maumu. Jangan mempermainkanku terus. Aku ingin mereka segera kembali padaku. Apa pun akan aku lakukan."
"Apa pun?"