[LUNA]
Kami mulai masuk ke jalan menuju perbatasan kota mati.
"Kenapa jalan ini sangat sepi?"
"Jalan ini seharusnya tidak boleh dilalui. Tapi, tidak ditutup. Karena, sering dijadikan sebagai jalan alternatif oleh pengendara. Jika jalan utama macet."
Jalan ini melalui sebuah pegunungan dan jalannya berkelok-kelok. Dan setelah sampai di sana, aku merasakan aura yang begitu pekat. Ketakutan, keputusasaan, kebencian dan amarah semua menjadi satu.
"Kau merasakannya juga?"
"Iya."
"Nah, saya hanya bisa mengantar sampai di sini."
Kami segera turun dari mobil.
"Kalau begitu, ini uang yang saya janjikan tadi."
"Tidak usah. Tapi, saya berharap kalian bisa menyelesaikan masalah ini. Agar kita bisa hidup dengan tenang kembali."
"Terima kasih banyak!"
"Sampai jumpa!"
Tiba-tiba langkahku terasa berat, dadaku berdebar. Kenapa aku jadi seperti ini?
"Apa kau takut?"
Iya aku takut, sampai-sampai aku tidak bisa berucap.